Evra Salahkan Alex Ferguson Prestasi MU Turun, Takut Kayak Liverpool 30 Tahun Baru Juara Liga
Patrice Evra, legenda Manchester United (MU), secara mengejutkan mengakui bahwa dirinya dan Sir Alex Ferguson bertanggung jawab atas penurunan performa klub.
Legenda Manchester United (MU), Patrice Evra, secara mengejutkan mengakui bahwa ia merasa bertanggung jawab atas kemunduran klub dalam lebih dari sepuluh tahun terakhir, serta menyalahkan Sir Alex Ferguson. Sejak pensiun dari kursi kepelatihan, MU belum berhasil meraih gelar Liga Inggris.
Saat ini, Erik ten Hag, yang merupakan manajer permanen kelima setelah Ferguson, menghadapi ancaman kehilangan posisinya akibat performa buruk tim di Liga Inggris musim ini.
- Reaksi Jose Mourinho soal Pemecatan Sir Alex Ferguson dari MU, Sampaikan Komentar Berkelas
- Muak Liat Performa MU, Legenda Inggris Harap Sir Alex Ferguson Balik Lagi Latih Setan Merah
- Sir Alex Ferguson Diajak ke Pertemuan Petinggi MU, Posisi Erik Ten Hag di Ujung Tanduk?
- Terungkap, Begini Cerita di Balik Sir Alex Ferguson Pensiun Jadi Pelatih MU
Setan Merah harus menerima kenyataan pahit setelah tersingkir dari fase grup Liga Champions dan hanya mampu menempati posisi kedelapan di Liga Inggris dengan selisih gol negatif pada musim lalu.
Di awal musim ini, Red Devils masih terjebak di peringkat ke-12 klasemen sementara Premier League. Evra, yang meninggalkan Old Trafford pada tahun 2014, satu tahun setelah Sir Alex mundur, secara blak-blakan mengungkapkan pandangannya dan anehnya menyalahkan dirinya serta mantan pelatihnya atas kemunduran yang dialami MU.
Alasan menyalahkan
"Saya menyalahkan diri saya sendiri, saya menyalahkan Sir Alex Ferguson," ungkap Patrice Evra kepada BBC dengan senyuman.
"Membicarakan Manchester United saat ini terasa sulit karena dulu kami bermain untuk para penggemar, untuk lambang klub, dan untuk sejarah yang ada. Ketika kami pergi, kami melakukannya terlalu cepat, sehingga menyulitkan para pemain yang tersisa karena mereka tidak memiliki contoh yang baik."
"Saya tidak berada di dalam situasi tersebut, jadi saya tidak tahu apa yang menjadi masalahnya. Manajer Ten Hag berusaha memberikan yang terbaik, namun hasilnya belum memadai." Ia menambahkan,
"Namun, ini bukan hanya tentang performa musim ini. Sejak kami meraih gelar liga terakhir pada tahun 2013, klub telah mengalami banyak kekacauan," tuturnya.
Jangan sampai seperti Liverpool
Evra mengakui bahwa Manchester United sedang mengalami periode yang sangat menantang. Meskipun demikian, ia menyatakan keinginan untuk tidak menunggu terlalu lama agar timnya bisa meraih gelar juara kembali.
"Saya orang yang positif, tapi ini sulit. Saingan kami menjadi lebih baik daripada kami, memainkan gaya sepak bola yang lebih baik. Masa depan tidak cerah. Ini momen yang sulit," ujar Evra.
"Liverpool menunggu 30 tahun untuk memenangkan Liga Inggris lagi, sekarang sudah 11 tahun (sejak gelar terakhir United). Saya tidak ingin menunggu selama itu."
Evra menegaskan bahwa meskipun situasi saat ini cukup sulit, ia akan tetap menjadi penggemar setia Manchester United.
"Apa pun yang terjadi, saya akan menjadi penggemar Manchester United selamanya, tapi cukup sulit menyaksikan United bermain," tambahnya.