Kombinasi Pelatih Timnas Indonesia: Patrick Kluivert Kepemimpinan, Alex Pastoor-Denny Landzaat Taktik dan Teknik
Arsitek baru untuk Timnas Indonesia kabarnya adalah Patrick Kluivert, sementara Alex Pastoor dan Denny Landzaat akan menjadi dua dari lima asisten.
Anggota Komite Eksekutif PSSI, Arya Sinulingga, menyatakan bahwa susunan tim pelatih baru Timnas Indonesia akan mengintegrasikan aspek kepemimpinan, taktik, dan teknik. Diketahui bahwa pelatih baru Timnas Indonesia adalah Patrick Kluivert, yang akan didampingi oleh Alex Pastoor dan Denny Landzaat sebagai dua dari lima asistennya.
Salah satu asisten Patrick Kluivert juga akan berasal dari Belanda, sementara dua lainnya merupakan pelatih lokal dari Indonesia. Namun, ketika melihat rekam jejak Patrick Kluivert sebagai pelatih, terdapat keraguan. Pria berusia 48 tahun ini sebelumnya hanya melatih Timnas Curacao, Adana Demirspor, AFC Ajax U-19, dan FC Twente II.
- Ruud Gullit Senang Patrick Kluivert Jadi Pelatih Timnas Indonesia: Saya Sudah Ucapkan Selamat
- Statistik Patrick Kluivert sebagai pelatih: 80 Pertandingan Cetak 184 Gol, Kebobolan 138
- Mengulas Taktik Patrick Kluivert Calon Pelatih Timnas Indonesia
- Perkiraan Starting XI dan Formasi Timnas Indonesia Jika Dilatih Patrick Kluivert
Patrick Kluivert, Alex Pastoor, dan Denny Landzaat memiliki peran penting dalam tim
Patrick Kluivert dianggap sebagai sosok yang ideal untuk memimpin Timnas Indonesia, terutama karena banyak pemain naturalisasi yang berasal dari Belanda. Hubungan ini diharapkan dapat memperkuat kerjasama dan komunikasi dalam tim, mengingat latar belakang yang sama. Kelemahan yang mungkin dimiliki Kluivert sebagai pelatih akan ditutupi oleh Alex Pastoor dan Denny Landzaat, yang akan memberikan dukungan dalam aspek taktik dan teknik permainan.
"Kenapa di Eropa itu pelatih disebut manajer. Ternyata ada pelatih tekiknya. Jadi, harus ada leadership. Maka, dicari lah pelatih yang mempunyai kepemimpinan yang pemain-pemain diaspora sangat hormat," jelas Arya.
Dalam konteks ini, penting bagi Kluivert untuk memiliki kemampuan kepemimpinan yang kuat agar instruksinya diikuti oleh para pemain.
"Dengan begitu, apa yang diinstruksikannya akan diikuti oleh pemain-pemain diaspora. Pemain diaspora makin lama levelnya makin tinggi. Jadi, mereka membutuhkan pelatih yang mereka dengarkan," imbuh Arya. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan tim sangat bergantung pada hubungan antara pelatih dan pemain, terutama dalam meningkatkan performa di level internasional.
Masalah kepemimpinan menjadi salah satu alasan PSSI memutuskan untuk memecat Shin Tae-yong dari posisi pelatih Timnas Indonesia. Sebagai penggantinya, mereka memilih seorang pelatih asal Belanda.
"Didampingi oleh asisten pelatih yang kuat secara teknik. Soal ada kelemahan, tidak ada pelatih di dunia ini yang tidak mempunyai kelemahan."
Ia menambahkan bahwa setiap pelatih pasti memiliki kelemahan, tetapi yang dicari adalah pelatih yang kompeten. "Pelatih teknik yang mumpuni. Ada dua itu. Jadi, kombinasi ini yang membentuk tim kepelatihan Timnas Indonesia."
Yang mempunyai kepemimpinan, tapi ada juga yang memiliki kemampuan teknik. Ini gaya Eropa. Akan beda kalau kita lihat cara di Indonesia yang selama ini statusnya sebagai pelatih."
Ia optimis bahwa kombinasi ini akan memberikan hasil yang lebih baik.
"Ini tidak. Ini akan lengkap. Mudah-mudahan nanti, siapa asistennya yang khusus pelatih teknik. Yang pasti levelnya tinggi di Belanda," imbuh Arya.
Asisten pelatih
Arya mengungkapkan bahwa salah satu asisten pelatih Timnas Indonesia memiliki pengalaman yang mengesankan, yaitu berhasil mempromosikan tim dari divisi kedua Liga Belanda ke Eredivisie sebanyak tiga kali.
Pengalaman tersebut sesuai dengan rekam jejak Alex Pastoor, yang telah membawa tiga klub berbeda naik kasta ke Eredivisie. Ia sukses melakukannya saat menangani Excelsior pada musim 2010/2011, kemudian di Sparta Rotterdam pada musim 2015/2016, dan terakhir di Almere City pada musim 2023/2024.
"Jadi, semua asisten pelatih ini satu kesatuan. Satu dihargai, satu mempunyai kemampuan teknik juga. Itulah yang diusahakan untuk membuat tim pelatih lengkap," ujar Arya.
Denny Landzaat
Karier kepelatihan Denny Landzaat tidak tergolong mencolok. Ia lebih banyak berperan sebagai asisten pelatih di berbagai klub, termasuk Feyenoord, Willem II, Lech Poznan, dan Ferencvaros. Meskipun demikian, Denny Landzaat dikenal sebagai salah satu gelandang terbaik yang dimiliki Timnas Belanda pada masanya. Selama berkarier sebagai pemain, ia mencatatkan 38 penampilan untuk tim yang dikenal dengan sebutan Oranje tersebut.
Selain itu, Denny pernah bergabung dengan sejumlah klub ternama seperti AFC Ajax, AZ Alkmaar, Feyenoord, Wigan Athletic, dan FC Twente. Kini, pria berusia 48 tahun ini memiliki kesempatan untuk membagikan pengalamannya kepada gelandang-gelandang muda Timnas Indonesia, seperti Thom Haye, Ivar Jenner, dan Nathan Tjoe-A-On. Dengan pengalaman yang dimilikinya, ia diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan sepak bola Indonesia.