Melihat Hal-Hal Positif dari Kekalahan Timnas Indonesia Lawan Jepang
Meskipun demikian, Skuad Garuda tetap pantas mendapatkan apresiasi atas usaha dan kerja keras mereka.
Timnas Indonesia harus menerima kenyataan pahit setelah dikalahkan oleh Timnas Jepang. Meskipun hasil pertandingan tidak memuaskan, penghargaan tetap patut diberikan kepada Skuad Garuda. Dalam laga kelima Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia putaran ketiga Grup C, yang berlangsung pada Jumat (15/11/2024), Indonesia harus mengakui keunggulan Jepang dengan skor akhir 0-4.
Pertandingan yang dihelat di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) tersebut diawali dengan gol bunuh diri Justin Hubner pada menit ke-35. Setelah itu, Jepang berhasil menambah keunggulan dengan tiga gol lainnya, yang dicetak oleh Takumi Minamino pada menit ke-40, Hidemasa Morita pada menit ke-49, dan Yukinari Sugawara pada menit ke-69.
- Ulasan Lini Tengah Timnas Indonesia Jelang Laga Lawan Jepang: Thom Haye Jenderal Lapangan Tengah
- Suasana Ruang Ganti Pemain Timnas Indonesia Diungkap Sang Manajer, Penuh Kehangatan dan Makin Kompak
- Media Malaysia Langsung Ikut Komentar Setelah Timnas Indonesia Imbang Lawan Arab Saudi
- 47 Kata-kata Semangat untuk Timnas Indonesia, Dukungan Pengiring Langkah Skuad Garuda di Piala Asia 2023
Walaupun hasil akhir menunjukkan kekalahan telak, terdapat aspek positif dari performa Skuad Garuda yang patut dicatat. Hal ini menunjukkan adanya potensi yang bisa terus dikembangkan untuk pertandingan-pertandingan mendatang.
Dengan evaluasi yang tepat dan pelatihan yang intensif, diharapkan Timnas Indonesia dapat bangkit dan memperbaiki performanya di laga-laga berikutnya. Kalah bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah kesempatan untuk belajar dan berkembang. Berikut adalah beberapa poin penting yang dapat diambil dari pertandingan ini.
Tindakan-tindakan yang menekan Jepang
Keberanian Indonesia dalam memberikan tekanan kepada Jepang di awal pertandingan adalah salah satu aspek yang sangat patut diapresiasi. Pelatih Timnas Jepang, Hajime Moriyasu, mengakui dalam konferensi pers bahwa Indonesia sempat membuat timnya kebingungan, terutama dalam 20 menit pertama. Pada periode tersebut, Indonesia menunjukkan permainan agresif yang berhasil menembus pertahanan Jepang dengan serangan-serangan cepat.
Salah satu momen penting terjadi ketika Ragnar Oratmangoen memiliki peluang emas untuk mencetak gol, namun sayangnya, upayanya berhasil digagalkan oleh kiper Jepang, Suzuki.
Moriyasu juga menegaskan bahwa Timnas Indonesia bukanlah lawan yang mudah untuk dikalahkan, karena mereka beberapa kali mengancam lini pertahanan timnya.
"Timnas Indonesia bermain agresif di awal dan itu tidak saya prediksi sebelumnya," ungkap Moriyasu. Pernyataan tersebut mencerminkan bahwa Indonesia mampu mengejutkan salah satu tim kuat di Asia.
Penampilan Timnas Indonesia
Media Vietnam, Soha, memberikan pujian terhadap penampilan Indonesia meskipun hasil akhir menunjukkan kekalahan yang cukup signifikan. Mereka mencatat bahwa performa Timnas Indonesia tidak mengecewakan, terutama pada awal pertandingan.
"Pelatih asal Korea Selatan tersebut ingin menggunakan pemain yang kuat secara fisik dan memiliki kemampuan bersaing," ungkap Soha, merespons keputusan Shin Tae-yong dalam menentukan susunan pemain.
Selain itu, Soha juga menyoroti bahwa Indonesia gagal memanfaatkan beberapa peluang berbahaya yang muncul dalam 30 menit pertama.
"Timnas Indonesia bahkan beberapa kali menciptakan situasi serangan balik berbahaya, tipikal penguasaan bola pada menit ke-9, tapi sayang Oratmangoen tidak bisa memanfaatkan situasi turun menghadapi kiper Suzuki," tambah mereka.
Statistik yang lebih baik dibandingkan negara-negara lain
Meskipun mengalami kekalahan, Indonesia berhasil mencatatkan statistik yang cukup mengesankan dibandingkan dengan tim-tim lain di Grup C. Dalam lima pertandingan yang dijalani Jepang di grup tersebut, hanya Australia yang berhasil meraih poin dari mereka dengan hasil imbang 1-1.
Namun, Australia tidak mampu menciptakan satu pun tembakan tepat sasaran, dan gol mereka tercipta akibat kesalahan pemain Jepang.
Di sisi lain, Indonesia menjadi tim yang paling banyak melakukan tembakan tepat sasaran ke gawang Jepang, yakni sebanyak tiga kali. Catatan ini lebih baik dibandingkan dengan Arab Saudi yang hanya mencatatkan dua tembakan tepat sasaran.
Sementara itu, China dan Australia bahkan tidak berhasil melepaskan tembakan tepat sasaran sama sekali, dan Bahrain hanya mencatatkan satu tembakan yang tepat sasaran.
Sempat berbahaya serangan Indonesia
Roger Bonet, seorang pelatih asing dari PSIS Semarang yang memiliki lisensi UEFA, memberikan pandangan positif mengenai permainan tim Indonesia. Ia mengamati bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat baik dalam melakukan transisi ofensif, melancarkan serangan langsung, serta menangani situasi bola mati.
Menurut Bonet, di beberapa momen, terutama pada awal babak pertama, Indonesia terlihat cukup berbahaya dan mampu memanfaatkan transisi dengan efektif untuk menyerang pertahanan Jepang. “Beberapa hal positif yang dapat dikembangkan. Mereka tampak berbahaya dalam beberapa transisi ofensif, serangan langsung, dan bola mati,” tulis Bonet melalui akun X miliknya.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa Indonesia perlu melakukan perbaikan dalam proses build-up permainan. Jarak antar pemain yang terlalu jauh dalam formasi 5-4-1 yang digunakan dapat memberikan kesempatan bagi Jepang untuk mengeksploitasi area tengah.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Indonesia menunjukkan performa yang menjanjikan, masih ada aspek yang perlu diperbaiki agar permainan tim semakin solid dan efektif di lapangan. Dengan meningkatkan kerjasama antar pemain, diharapkan Indonesia dapat memaksimalkan potensi yang ada dan bersaing lebih baik di level internasional.
Perlu ada perbaikan
Menurut Bonet, untuk mengatasi kelemahan dalam build-up, Indonesia perlu mempertahankan formasi yang lebih kompak dengan garis pertahanan yang sedikit lebih tinggi. Dengan pendekatan ini, ruang tengah dapat ditutup dengan lebih efektif, sehingga gelandang bertahan lawan tidak memiliki banyak ruang untuk bergerak.
"Pendekatan ini dapat membantu menutup ruang tengah dengan lebih efektif. Penyerang bisa mundur untuk menjaga gelandang bertahan lawan, sehingga gelandang tengah bisa melindungi ruang antarlini dengan lebih baik," tambah Bonet.
Secara keseluruhan, meskipun hasil akhir tidak berpihak pada Indonesia, penampilan mereka menunjukkan potensi yang layak untuk dikembangkan. Keberanian tim untuk menekan lawan sekelas Jepang dan kemampuan mereka dalam menciptakan peluang dalam transisi ofensif merupakan modal penting bagi Skuad Garuda.
Dalam persiapan menghadapi laga-laga mendatang di kualifikasi Piala Dunia 2026, pembenahan di beberapa aspek menjadi kunci. Dengan perbaikan tersebut, Indonesia memiliki peluang untuk tampil lebih kompetitif di masa depan. Semoga hal ini dapat terlihat saat mereka melawan Arab Saudi di tempat yang sama pada hari Selasa mendatang.