Kisah di Balik Kelezatan Mi Gomak Khas Batak, Spageti Lokal Terinspirasi dari Panen Ubi yang Melimpah
Mi ini jadi menu sarapan andalan di sekitar kawasan Danau Toba
Berwisata di kawasan Danau Toba Sumatera Utara kurang lengkap rasanya tanpa menikmati kuliner khas setempat. Salah satunya adalah Mi Gomak, spageti lokal khas Batak yang memiliki cita rasa nikmat. Mi ini biasanya dinikmati warga lokal untuk sarapan.
Meski demikian, mi yang disajikan dengan kuah dan sayur, tidak ada telur atau mi layaknya kudapan mi umumnya.
- Mencicipi Juhu Singkah, Makanan Berkuah Kuning Khas Kalimantan Tengah yang Terbuat dari Rotan
- Mencicipi Kue Goreng Gadong, Kudapan Manis Khas Batak yang Wajib Disajikan saat Upacara Adat
- Mencicipi Umbut Rotan, Makanan Tradisional Warisan Nenek Moyang Suku Dayak Kalimantan
- Uniknya Nasi Kabaka, Makanan Khas Padang Panjang yang Berawal dari Bekal Anggota Keluarga
Mengutip YouTube Liputan6, Mi Gomak menonjolkan rasa sambal andaliman yang dimasak dengan mi lidi berbahan ubi. Mi Gomak identik dengan cita rasa pedas dan gurih yang muncul dari perpaduan bawang dan jahe.
Mencicipi Mi Gomak
Salah satu kawasan yang banyak terdapat penjual Mi Gomak ialah di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Sumatera Utara. Seporsi Mi Gomak di Pasar Balige dibanderol seharga Rp7 ribu.
Sehari, penjual Mi Gomak di Kecamatan Balige bisa menghabiskan 10 kilogram mi lidi berbahan ubi untuk diolah.
Uniknya, selain Mi Gomak, warung di Pasar Balige ini juga menyediakan beberapa jenis gorengan berbahan dasar ubi kayu dan ubi jalar.
Berdasarkan ulasan di Google Maps, warung legendaris yang menyediakan menu Mi Gomak ialah Warung Mi Gomak Mak Renny di Lumban Dolok Haume Bange, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba.
Sejarah
Mi Gomak mentah berbentuk mi lidi kering berwarna kuning ke jingga. Banyak orang menyebut Mi Gomak sebagai spageti Batak karena teksturnya memang mirip.
Mengutip elibrary.unikom.ac.id, munculnya Mi Gomak erat kaitannya dengan masyarakat Sumatera Utara. Mayoritas masyarakat di sini berprofesi sebagai petani. Setiap musim panen tiba, mereka akan menggelar pesta panen. Salah satu hasil panen yang melimpah ialah ubi.
Saat itu, masyarakat mulai bosan memakan ubi begitu saja. Hal ini memotivasi salah satu penduduk Sumatera Utara untuk mengolah ubi menjadi mi. Ia juga bereksperiman membuat bumbu yang pas untuk mi tersebut.
Terciptalah Mi Gomak yang saat ini dikenal. Penyajian Mi Gomak pun ada dua cara, yakni direbus dan digoreng. Selama ini lebih banyak Mi Gomak yang disajikan dengan cara direbus.