Pengertian Kerangka Berpikir, Lengkap Beserta Contoh dan Cara Membuatnya
Kerangka berpikir adalah suatu konsep atau struktur yang digunakan untuk mengorganisir, memahami, dan menganalisis informasi.
Kerangka berpikir adalah suatu konsep atau struktur yang digunakan untuk mengorganisir, memahami, dan menganalisis informasi.
Pengertian Kerangka Berpikir, Lengkap Beserta Contoh dan Cara Membuatnya
Kerangka berpikir adalah suatu konsep atau struktur yang digunakan untuk mengorganisir, memahami, dan menganalisis informasi.
Dalam konteks pemikiran dan analisis, kerangka berpikir membantu seseorang untuk mengatur ide-ide, konsep, atau data sehingga dapat lebih mudah dipahami dan digunakan untuk mengambil keputusan atau menyelesaikan masalah.
-
Kenapa Sebelik Sumpah dianggap keramat? Konon, kepercayaan masyarakat Suku Anak Dalam atau Orang Rimbo, siapa yang menggunakan kalung atau gelang Sebelik Sumpah akan terhindar dari sumpah serapah dari orang yang ingin berniat jahat. Sebelik Sumpah layaknya penangkal sumpah. Sumpah-sumpah jelek dari orang yang ingin berniat jahat justru akan kembali kepadanya.
-
Apa saja yang ditemukan bersama kerangka? Kerangka ini ditemukan mengenakan perhiasan mewah dan dikelilingi oleh senjata-senjata serta barang-barang istimewa seperti prasasti dua sisi dan segel.
-
Bagaimana kerangka-kerangka raksasa tersebut diawetkan? Kerangka ini tingginya sekitar 2,4 sampai 3 meter, telah dimumifikasi seperti mumi-mumi Mesir kuno.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Kenapa seni rupa penting? Seni rupa, sebagai salah satu cabang seni yang sangat beragam dan kaya akan ekspresi kreatif, telah memberikan sumbangan berharga dalam menggambarkan kompleksitas dunia visual.
-
Kenapa singkatan penting? Secara umum, telah disebutkan bahwa singkatan berguna untuk efisiensi, yaitu mempermudah dan mempercepat komunikasi tertulis maupun lisan.
Kerangka berpikir dapat berupa model konseptual, skema, atau struktur konseptual yang digunakan untuk merepresentasikan hubungan antara berbagai unsur atau komponen dalam suatu topik atau masalah.
Dengan memiliki kerangka berpikir yang jelas, seseorang dapat lebih terorganisir dalam pemikiran dan analisisnya, sehingga dapat mencapai pemahaman yang lebih mendalam dan membuat keputusan yang lebih baik.
Berikut contoh kerangka berpikir dan penjelasannya yang merdeka.com lansir dari berbagai sumber:
Pengertian Kerangka Berpikir Menurut Para Ahli
Dalam berbagai bidang seperti manajemen, ilmu sosial, ilmu pengetahuan alam, dan teknologi, penggunaan kerangka berpikir menjadi penting dalam membantu seseorang untuk merumuskan hipotesis, menganalisis masalah, mengembangkan konsep, dan merencanakan tindakan.
Sugiyono, seorang ahli penelitian yang terkenal, telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan kerangka berpikir dalam penelitian.
Dalam kajiannya, Sugiyono menyatakan bahwa kerangka berpikir merupakan landasan teoritis yang digunakan untuk mengaitkan konsep-konsep utama dalam penelitian. Menurut Sugiyono, kerangka berpikir membantu peneliti untuk mengorganisir dan mengintegrasikan berbagai konsep serta teori yang relevan dengan topik penelitian.
Definisi kerangka berpikir menurut Sugiyono adalah sebagai suatu landasan teoritis yang digunakan untuk merumuskan konsep-konsep kunci yang terkait dengan topik penelitian.
Relevansinya sangat penting dalam menjalankan penelitian karena kerangka berpikir membantu peneliti untuk memperjelas hubungan antara variabel-variabel yang diteliti dan memandu dalam perumusan hipotesis serta analisis data.
Sementara itu, menurut Sapto Haryoko, kerangka berpikir adalah konsep atau rencana yang digunakan untuk mengorganisir dan mengarahkan penelitian.
Kerangka berpikir memberikan struktur dan pedoman untuk menyusun suatu penelitian, serta membantu dalam memahami hubungan antara variabel-variabel yang terlibat.
Penggunaan dua variabel atau lebih dalam penelitian sangat penting karena dapat menghasilkan analisis yang lebih komprehensif.
Variabel-variabel ini harus dicatat secara terperinci, dibandingkan satu sama lain, dan dijelaskan secara mendalam di dalam tulisan.
Hal ini akan membantu dalam mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antar variabel dan kompleksitas fenomena yang diteliti.
Jenis-jenis Kerangka Berpikir
Terdapat tiga macam kerangka berpikir, yaitu kerangka operasional, kerangka konseptual, dan kerangka teoritis.
Kerangka operasional mengacu pada definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam sebuah penelitian, sedangkan kerangka konseptual mengacu pada konsep-konsep yang akan diukur dan hubungannya dengan penelitian.
Sementara itu, kerangka teoritis merujuk pada teori atau konsep yang menjadi dasar dari pemikiran dan penelitian.
Kerangka operasional membantu dalam mengoperasionalkan konsep-konsep yang abstrak menjadi variabel yang dapat diukur secara kuantitatif.
Kerangka konseptual membantu dalam menjelaskan hubungan antara konsep-konsep yang diamati dalam penelitian, sementara kerangka teoritis memberikan dasar pemikiran dan penelitian dalam konteks teori yang sudah ada.
Ketiga kerangka berpikir ini memiliki hubungan yang erat dengan pemikiran secara umum, karena mereka memungkinkan peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian secara sistematis, menghubungkan data empiris dengan teori yang ada, dan menjelaskan konsep-konsep yang diteliti secara lebih terperinci.
Dengan demikian, ketiga kerangka berpikir ini memberikan arah yang jelas dalam menangkap, mengukur, dan menjelaskan fenomena yang diamati dalam penelitian.
Contoh Kerangka Berpikir
Contoh kerangka berpikir adalah hal yang wajib bagi setiap peneliti untuk menyusun kerangka pemikiran yang sistematis dan menjelaskan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat pada semua variabel yang hendak ditelitinya.
Berikut beberapa contoh karangka berpikir, antara lain:
Contoh Kerangka Berpikir Kuantitatif
1. Pengaruh Pola Makan Sehat terhadap Indeks Massa Tubuh (IMT) Remaja: Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Kota X
Tujuan Penelitian: Menganalisis pengaruh pola makan sehat terhadap IMT remaja di lingkungan sekolah menengah atas.
Variabel Utama:
- Variabel Independen: Pola makan sehat (dengan mengukur konsumsi buah, sayur, dan makanan bergizi).
- Variabel Dependen: Indeks Massa Tubuh (IMT) remaja.
Hipotesis:
- H0: Tidak ada hubungan signifikan antara pola makan sehat dan IMT remaja.
- H1: Ada hubungan signifikan antara pola makan sehat dan IMT remaja.
Metode Pengumpulan Data: Survei makanan dan pengukuran IMT pada sampel siswa.
Analisis Statistik:
Regresi linier untuk menilai hubungan antara variabel independen dan dependen.
Interpretasi Hasil:
Menilai apakah pola makan sehat berkorelasi dengan IMT remaja.
Kesimpulan:
Menarik kesimpulan dan memberikan saran untuk promosi pola makan sehat di kalangan remaja.
Cara Membuat Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir atau mind mapping adalah alat yang berguna untuk memvisualisasikan ide-ide dan konsep-konsep secara sistematis. Cara membuat kerangka berpikir dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
1. Pertama, tentukan tema atau topik utama yang ingin Anda jelajahi dalam kerangka berpikir. Kemudian, tuliskan tema tersebut di tengah lembar kertas atau di bagian tengah dari software mind mapping yang Anda gunakan.
2. Kemudian, buat cabang-cabang utama yang merepresentasikan sub topik dari tema utama. Setiap cabang utama ini dapat dihubungkan dari tema utama dan diberi label yang sesuai.
3. Selanjutnya, tambahkan cabang-cabang kedua yang merupakan detail atau sub topik dari cabang-cabang utama. Pastikan untuk menyusun cabang-cabang ini secara teratur dan dengan keterkaitan yang logis.
4. Terakhir, tambahkan elemen-elemen visual, seperti warna atau gambar, untuk memperjelas kerangka berpikir Anda.
Manfaat Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir memiliki manfaat yang signifikan dalam konteks penelitian. Pertama-tama, kerangka berpikir membantu peneliti dalam menguji rumusan masalah dengan menyediakan landasan teoritis yang kuat.
Dengan memiliki referensi konseptual yang jelas, peneliti dapat mengidentifikasi variabel yang relevan dan merumuskan pertanyaan penelitian yang tepat.
Selain itu, kerangka berpikir juga memberikan batasan terhadap penelitian dengan memperjelas lingkup dan fokus penelitian. Hal ini membantu peneliti untuk tidak menyimpang dari tujuan penelitian dan memastikan kejelasan dalam pengumpulan data dan analisis.
Kerangka berpikir juga membantu menghubungkan setiap bagian penelitian secara koheren. Hal ini membantu pembaca untuk memahami isi karya tulis ilmiah dengan lebih mudah karena terstruktur dengan baik.