Peristiwa 13 November: Tragedi Semanggi 1 yang Menewaskan 17 Orang, Ini Sejarah dan Latar Belakangnya
Hari ini, 13 November pada tahun 1998 silam, terjadi demonstrasi besar-besaran di kawasan Semanggi, Jakarta.
Hari ini, 13 November pada tahun 1998 silam, terjadi demonstrasi besar-besaran di kawasan Semanggi, Jakarta.
Peristiwa 13 November: Tragedi Semanggi 1, Berikut Sejarah dan Latar Belakangnya
Hari ini, 13 November pada tahun 1998 silam, terjadi demonstrasi besar-besaran di kawasan Semanggi, Jakarta.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap agenda dan pelaksanaan Sidang Istimewa MPR yang menunjuk B.J Habibie sebagai presiden menggantikan penguasa Orde Baru.
Demonstrasi yang diikuti oleh ratusan ribu mahasiswa itu menyebabkan belasan orang tewas. Setidaknya ada 17 warga sipil tewas dan 109 lainnya luka dalam insiden yang disebut dengan Tragedi Semanggi I tersebut.
-
Apa yang terjadi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada Minggu (12/5)? Baru-baru ini Kabupaten Agam, Sumatera Barat baru saja tertimpa musibah bencana alam banjir bandang lahar dingin pada Minggu (12/5) kemarin.
-
Apa yang terjadi saat serangan harimau di Sukabumi? Biasanya warga yang menjadi korban harimau akan diterkam tiba-iba, diseret ke hutan dan keesokan hari jasadnya sudah dalam bentuk tulang belulang.
-
Apa yang terjadi di Ganting, Sumatera Barat? Terjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
-
Apa yang terjadi pada embung di Desa Giritirto, Kebumen? Embung itu terletak di daerah perbukitan, tepatnya di Desa Giritirto, Kecamatan Karanggayam, Kebumen. Selintas tidak ada yang salah dengan pembangunan embung itu. Namun sejak dibangun pada tahun 2018 lalu, embung itu tidak bisa digunakan untuk kepentingan warga.
-
Apa yang terjadi pada rombongan pesepeda di Jalan Jenderal Sudirman? Rombongan pesepeda ditabrak oleh pengendara motor trail merek Kawasaki KLX 150 dengan pelat nomor B 3700 PCY di jalur sepeda kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat pada Sabtu (22/7) kemarin.
-
Bagaimana Imlek dirayakan di Sumut? Sejarah perayaan Imlek di Indonesia telah ada sejak abad ke-15 ketika pedagang Tionghoa datang ke Nusantara. Perayaan ini telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, dengan tradisi seperti memasang lampion, menyiapkan makanan khas Imlek, dan memberikan angpao.
Tragedi Semanggi I menjadi catatan gelap dan menjadi salah satu contoh pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia.
Maka dari itu, setiap tahunnya, para mahasiswa dan masyarakat sipil lainnya memperingati Tragedi Semanggi I. Sebab, meski sudah terjadi pada 25 tahun lalu, tetapi peristiwa ini belum menemui titik terang.
Berikut latar belakang Tragedi Semanggi I yang merdeka.com lansir dari berbagai sumber:
Latar Belakang Tragedi Semanggi I
Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998. Kejadian ini menyebabkan tewasnya 17 warga sipil.
Pada bulan November 1998, pemerintah transisi Indonesia mengadakan Sidang Istimewa untuk menentukan Pemilu berikutnya dan membahas agenda-agenda pemerintahan yang akan dilakukan.
Saat itu, mahasiswa kembali melakukan protes dan menolak mengakui pemerintahan B.J Habibie dan para anggota DPR/MPR Orde Baru.
Selain itu, para demonstran, yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat sipil juga mendesak untuk menyingkirkan militer dari politik sera pembersihan orang-orang Orde Baru. Mereka menolak Sidang Istimewa 1998 dan juga menantang dwifungsi ABRI/TNI saat itu.
Hampir seluruh sekolah dan universitas di Jakarta, diliburkan untuk mencegah para pelajar serta mahasiswa berkumpul. Segala sesuatu yang dilakukan oleh mahasiswa mendapaat perhatian sangat ketat dari pimpinan lembaga pendidikan masing-masing. Pasalnya, mereka mendapat tekanan aparat yang tidak menghendaki adanya aksi mahasiswa.
Korban Tragedi Semanggi I
Ketegangan antara demonstran dan aparat semakin meningkat pada 12 November 1998. Saat itu, ratusan ribu mahasiswa bergerak ke gedung DPR atau MPR, dari Semanggi, Slipi, hingga Kuningan.
Mahasiswa terus mencoba menerobos komplek DPR/MPR. Namun, karena pengamanan di komplek wakil rakyat tersebut sangat ketat, tak satupun yang berhasil sampai ke komplek.
Bentrok antara mahasiswa dan aparat pun terjadi pada malam harinya. Bentrokan yang terjadi di Jalan Sudirman itu menyebabkan puluhan mahasiswa terluka dan dilarikan ke rumah sakit. Seorang mahasiswa bernama Lukman Firdaus ditemukan luka berat, hingga akhirnya meninggal dunia.
Pada tanggal 13 November 1998, menjadi puncak bentrokan antara mahasiswa dan aparat. Saat itu, jumlah aparat yang menghadang semakin banyak. Para mahasiswa dikepung dari dua arah sepanjang Jalan Sudirman dengan kendaraan lapis baja.
- 14 November Peringati HUT Brimob Polri, Ini Sejarah dan Tema Tahun 2023
- Pelapor Dugaan Pelanggaran Etik Hakim MK Anwar Usman Keberatan Pembacaan Putusan 7 November
- 36 Tahun Tragedi Bintaro, Cerita Kelam yang masih Menyisakan Duka Mendalam
- Setahun Pasca Tragedi Kanjuruhan, Tangis Keluarga Korban Pecah Tuntut Para Pelaku Dihukum Berat
Pihak aparat berusaha membubarkan massa aksi. Hal ini menyebabkan banyak mahasiswa terluka. Korban pun berjatuhan hingga menyebabkan 17 orang tewas dan 109 lainnya terluka dalam insiden Tragedi Semanggi I.
Tragedi Semanggi, Contoh Pelanggaran HAM di Indonesia
Tragedi Semanggi I menjadi salah sau contoh pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia. Sampai hari ini, masalah tersebut masih belum tuntas. Maka dari itu, setiap tanggal 13 November, sebagian masyarakat Indonesia menggelar aksi demonstrasi untuk menuntut keadilan.
Aksi demonstrasi yang terjadi di Semanggi tidak hanya terjadi pada 13 November 1998 saja, tetapi juga pada 24 September 1998, yang dikenal sebagai Tragedi Semanggi II. Saat itu, Ratusan mahasiswa dan warga turun ke kawasan Semanggi, Jakarta Selatan.
Para aktivis ini melakukan unjuk rasa menentang RUU Penanggulangan Keadaan Bahaya (PKB) yang saat itu dibahas pemerintah dan DPR.
Demonstrasi menolak RUU PKB ini menyebabkan satu mahasiswa tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka. Ironisnya, meski dianggap pelanggaran HAM berat, tetapi pengungkapan kasus ini masih suram sampai sekarang. Hal ini yang kemudian membuat pihak keluarga korban dan para aktivis menuntut kasus ini agar segera ungkap tuntas.