Wujudkan 'Ekonomi Hijau', Sumut Kini Punya Fasilitas Pengolah Limbah B3
Sumut memiliki fasilitas pengolahan limbah terpadu (FPLT) di Kawasan Industri Medan (KIM) di Deli Serdang yang diresmikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir pada Kamis (25/11).
Pengelolaan limbah industri masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Utara (Sumut). Selama ini, Sumut belum memiliki fasilitas khusus untuk mengolah limbah, khususnya limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Namun kini, Sumut memiliki fasilitas pengolahan limbah terpadu (FPLT) di Kawasan Industri Medan (KIM) di Deli Serdang.
Fasilitas pengolahan limbah itu baru saja diresmikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pada Kamis (25/11).
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Kenapa pajak penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Sumut? Pajak juga dapat digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, bandara, dan lain sebagainya. Hal ini sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan mobilitas masyarakat.
-
Bagaimana pajak membantu dalam distribusi kekayaan yang adil di Sumut? Pajak juga dapat digunakan untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dengan memaksa orang-orang kaya untuk membayar lebih banyak daripada orang-orang miskin. Hal ini dapat membantu dalam mendistribusikan kekayaan secara adil di masyarakat.
-
Bagaimana caranya untuk mencapai keberlanjutan ekonomi di Sumatera Utara? Pilar-pilar dasar keberlanjutan ekonomi meliputi pertumbuhan ekonomi yang seimbang, pengurangan kemiskinan dan kelaparan, perlindungan lingkungan, pemerataan pembangunan, dan partisipasi masyarakat.
-
Bagaimana Imlek dirayakan di Sumut? Sejarah perayaan Imlek di Indonesia telah ada sejak abad ke-15 ketika pedagang Tionghoa datang ke Nusantara. Perayaan ini telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, dengan tradisi seperti memasang lampion, menyiapkan makanan khas Imlek, dan memberikan angpao.
-
Apa dampak utama angin muson di Sumut untuk sektor pertanian? Dampak angin muson dalam kehidupan sehari-hari sangat terasa dalam sektor pertanian dan perikanan. Musim hujan yang ditimbulkan oleh angin muson barat laut memungkinkan pertanian untuk berkembang dengan baik, sementara angin muson tenggara membawa musim kemarau yang dapat memengaruhi produksi pertanian.
Pengelolaan limbah industri di KIM ini menjadi salah satu upaya Pemprov Sumut untuk menjaga kelestarian lingkungan, khususnya sungai-sungai di Kota Medan. Selain itu juga upaya untuk mewujudkan program "ekonomi hijau" dari Menteri BUMN.
"Ini tidak bisa dihindari, karena ini bagian dari tanggung jawab kita untuk generasi yang akan datang. Mau tidak mau kita harus bertransformasi, kalau tidak daya saing kita akan tertinggal," kata Erick saat meresmikan FPLT.
Ia ingin bahwa lingkungan KIM ini tidak hanya memberikan dampak ekonomi semata, namun juga menjaga kelestarian alam.
Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Kapasitas 24 Ton Limbah
Instagram/@infosumutku ©2021 Merdeka.com
FPLT ini memiliki tempat pengumpulan limbah B3, insinerator, instalasi pengolahan air limbah, tempat pengolahan limbah B3, alat distilasi minyak pelumas bekas, hingga laboratorium lingkungan.
Direktur Utama PT Adhi Karya Entus Asnawi mengatakan, saat ini, FPLT ini memang baru merupakan pembangunan tahap pertama. Namun fasilitas ini akan segera dioperasikan dan dalam jangka menengah akan dilakukan pembangunan tahap kedua.
"FPLT ini berkapasitas 24 ton, yang merupakan pembangunan tahap pertama. Dalam jangka pendek kita akan segera mengoperasikan karena sudah diresmikan," katanya.
Terdapat empat insinerator limbah B3 yang masing-masing bisa digunakan untuk mengolah 300 kilogram limbah per jam sehingga jika dioperasikan selama 20 jam dapat mengolah hingga 24 ton limbah.
Fasilitas akan Diperlengkap
Selama ini, pengolahan limbah B3 di Sumut masih dilakukan dengan dikirim ke Pulau Jawa, khususnya Jawa Barat. Tentu hal ini memakan lebih banyak biaya karena biaya pengiriman sangat tinggi.
Dalam waktu dekat, KIM juga akan menambah fasilitas unit pengolahan terpadu berupa incinerator, IPAL B3, tempat pengumpulan dan pemanfaatan limbah B3, spent bleachearth extraction, distilasi minyak pelumas bekas, hingga laboratorium lingkungan.
"Selain itu, kami juga akan menyambungkan kawasan industri dengan pelabuhan agar mempermudah mobilitas logistik dan juga menekan biaya pengiriman, sehingga produk yang dihasilkan dari industri-industri di KIM bisa bersaing," kata Erick.