3 Hal Ini yang Dikhawatirkan AS soal Bahaya Tiktok, Salah Satunya Bisa Cuci Otak
Berikut bahaya TikTok menurut pemerintah AS jika benar-benar tidak ditindaklanjuti.
Berikut bahaya TikTok menurut pemerintah AS.
3 Hal Ini yang Dikhawatirkan AS soal Bahaya Tiktok, Salah Satunya Bisa Cuci Otak
Saat ini, keberadaan TikTok sedang terancam masa depannya di Amerika Serikat (AS). House of Representatives (DPR AS) telah meloloskan Rancangan Undang-Undang (RUU).
RUU ini apabila disetujui oleh Senat dan Presiden, bisa memaksa pemilik TikTok, ByteDance, untuk menjual saham mayoritasnya dalam waktu enam bulan setelah RUU disahkan.
Jika hal tersebut tidak dijual, maka TikTok akan dilarang untuk beredar di AS.
-
Di mana TikTok tersedia? TikTok tersedia di lebih dari 150 negara dan dalam 75 bahasa, menjadikannya platform global yang dapat diakses oleh hampir semua orang di dunia.
-
Siapa yang membuat TikTok? TikTok berasal dari Cina dan dikembangkan oleh perusahaan teknologi bernama ByteDance. Aplikasi ini awalnya diluncurkan di pasar Cina dengan nama Douyin pada September 2016, dan kemudian diluncurkan secara global sebagai TikTok pada tahun 2017.
-
Kenapa username TikTok lucu penting? Username TikTok lucu yang mudah diingat, menarik, dan relevan dengan konten dapat membantu Anda membangun identitas online yang kuat dan memperluas jangkauan.
-
Kenapa sistem rekomendasi konten TikTok dan praktik pengumpulan data dianggap berbahaya untuk pengguna muda? Sistem rekomendasi konten TikTok dan praktik pengumpulan datanya yang invasif menimbulkan bahaya bagi pengguna muda platform ini dengan memperkuat konten depresi dan bunuh diri yang berisiko memperburuk tantangan kesehatan mental yang ada, dua laporan pendamping yang dirilis hari ini oleh Amnesty International menunjukkan.
-
Bagaimana TikTok membuat pengguna tetap terlibat di platformnya? Temuan ini mengungkap praktik desain TikTok yang manipulatif dan membuat ketagihan, yang dirancang untuk membuat pengguna tetap terlibat selama mungkin.
-
Siapa yang diduga melakukan 'pengikisan data' di Twitter? Tetapi nampaknya yang dia maksud dengan pengikisan data dalam jumlah besar digunakan oleh perusahaan kecerdasan buatan (AI).
Lantas, mengapa pemerintah AS ingin melarang keberadaan TikTok di negaranya? Salah satu alasan yang paling ditonjolkan adalah keamanan data dan privasi masyarakat umum. Berikut merupakan beberapa klaim yang ditujukan pada TikTok mengenai isu tersebut, seperti dikutip dari BBC, Kamis (21/3).
1. TikTok mengambil sangat banyak data dari penggunanya
Pada tahun 2022, perusahaan keamanan siber Internet 2.0 mengeluarkan laporan bahwa TikTok melakukan “pengambilan data yang berlebihan” terhadap para penggunanya.
Organisasi tersebut mengatakan bahwa TikTok mengambil berbagai data pribadi dari penggunanya, seperti ponsel apa yang digunakan untuk membuka TikTok, aplikasi lain apa yang ada di ponsel, dan di mana pengguna membuka TikTok.
Laporan ini pun dijadikan bukti oleh banyak pihak-pihak yang juga mengira bahwa TikTok mengambil data penggunanya secara besar-besaran.
2. TikTok bisa digunakan oleh pemerintah Tiongkok untuk memata-matai para pengguna
Bukan menjadi rahasia lagi kalau pemerintah AS dan pemerintah Tiongkok sering berseteru mengenai masalah penyensoran dan privasi warga negaranya.
ByteDance, yang merupakan perusahaan raksasa asal Tiongkok, pun menjadi sasaran kecurigaan berbagai warga dan anggota pemerintahan AS.
Klaim ini dibantah oleh pemerintah Tiongkok. Tiktok berkata bahwa mereka merupakan perusahaan independen dan "tidak memberikan data pengguna kepada pemerintah Tiongkok”, sekalipun jika diminta.
3. TikTok dapat mencuci otak para penggunanya
Algoritma atau video-video yang ditujukan kepada para pengguna diklaim bisa diatur atau direkayasa secara khusus oleh TikTok dan pemerintah Tiongkok untuk melancarkan propaganda tertentu.
Salah satu alasan dari munculnya klaim tersebut adalah tindakan pemerintah Tiongkok yang biasa melakukan penyensoran dan perekayasaan rekomendasi konten secara besar-besaran kepada pengguna internet Tiongkok, termasuk kepada Douyin, aplikasi saudara TikTok di Tiongkok.