5 Mimpi buruk buat pemilik smartphone Android, pernah ngrasain?
5 Mimpi buruk buat kamu yang punya smartphone Android! Update yang tak kunjung datang, bloatware, sampai malware menjadi ancaman terbesar pemilik smartphone Android. Bahkan penurunan performa dalam jangka panjang mampu mengubah nama Android menjadi 'lagdroid'.
Berdasarkan data Statista.com, tahun ini ada setidaknya 1,1 miliar smartphone Android di pasaran. Smartphone Android menjadi pilihan banyak orang berkat banyak keunggulan yang dimiliki, misalnya harga terjangkau dan fleksibilitas di sisi software.
Akan tetapi, tidak kalah banyak hal-hal menjengkelkan yang dirasakan oleh pengguna gadget Android. Masalah lag sampai update menjadi isu dominan yang membuat Android inferior di mata pengguna iPhone, saingan terberatnya.
-
Bagaimana smartphone memengaruhi bentuk tengkorak manusia? Secara mengejutkan, tanduk hingga sepanjang 30 milimeter mulai muncul di kepala masyarakat saat ini. Benjolan yang muncul pada bagian bawah tengkorak dan sedikit di atas leher ini sangat langka pada 100 tahun lalu. Hal aneh ini muncul karena penggunaan smartphone, yang biasanya membuat orang menunduk dan bahkan jika diakumulasi bisa sampai empat jam dalam sehari. Hal ini membuat leher bekerja lebih keras dan tubuh meresponsnya.
-
Bagaimana tren perpindahan pengguna Android ke iPhone? Sejak tahun 2019, jumlah pengguna ponsel Android yang membeli atau mengganti ponselnya dengan iPhone relatif stabil. Pada periode 2019—2023, terdapat 11% hingga 19% pengguna Android yang pindah ke iPhone. Peningkatan perpindahan tertinggi terjadi di tahun 2022, sebelum pembelian menurun di tahun 2023.
-
Bagaimana cara orang Indonesia menggunakan smartphone dalam sehari? Indonesia juga termasuk ke dalam daftar negara yang tidak bisa hidup tanpa ponsel. Menduduki urutan ke enam, netizen Indonesia mengantongi angka sebanyak 29,1 persen dari waktu harian mereka untuk dihabiskan di depan layar HP.
-
Apa yang sering dibandingkan dari pengguna Android dan iPhone? Di tengah banyaknya pilihan, pengguna Android dan iPhone sering kali menjadi dua kelompok utama yang sering dibandingkan.
-
Apa yang lebih disukai pengguna Android dari iPhone? Selain harga yang lebih murah, banyak pengguna Android yang membeli iPhone untuk mendapat fitur-fitur eksklusif ponsel tersebut, seperti iMessage, FaceTime, AirPods, hingga bahkan kemampuan videografi ponsel iPhone yang baik.
-
Bagaimana cara kerja ponsel lipat? Ponsel lipat bekerja dengan menggunakan teknologi layar fleksibel yang memungkinkan perangkat untuk dilipat tanpa merusak layar. Beberapa ponsel lipat memiliki dua layar terpisah yang terhubung oleh engsel, sementara yang lain memiliki layar tunggal yang dapat dilipat.
Nah bagi kamu yang sebelumnya tidak sadar ada banyak kelemahan di perangkat dengan OS Android, ini dia lima mimpi buruk saat mempunyai smartphone Android.
Update bak gajian, tak kunjung datang
Ya, siapa yang tidak jengkel dengan lambatnya update maupun patching bug di smartphone Android. Saat muncul versi OS Android baru misalnya, sering butuh berbulan-bulan sebelum pengguna bisa menikmatinya.
Semua ini disebabkan banyaknya vendor smartphone Android yang memodifikasi OS Android stock demi menghadirkan 'eksklusivitas' pada konsumen. Tak aneh bila akhirnya Google turun tangan dengan meluncurkan smartphone sendiri untuk menunjukkan 'jati diri' OS Android yang sebenarnya.
Bloatware rakus memori
Tidak cukup memodifikasi OS Android, vendor juga kerap memasang bloatware atau aplikasi tambahan buatan mereka sendiri di smartphone. Vendor yang paling terkenal soal bloatware adalah ASUS dan Samsung.
Celakanya lagi bila bloatware-bloatware ini tidak bisa dihapus dan hanya bisa dinonaktifkan. Alhasil, pengguna harus rela memori internalnya habis dimakan bloatware.
Tak jarang performa jangka panjang smartphone juga menurun akibat banyaknya bloatware. Itu lah sebabnya fans Apple kerap memplesetkan nama Android menjadi 'lagdroid', karena mayoritas smartphone Android performanya menurun drastis setelah dipakai beberapa bulan. Kamu pasti tahu rasanya bukan?
Lebih rawan virus
Diakui atau tidak, Android lebih rawan virus ketimbang platform iOS. Alasannya jelas, pengguna Android bisa dengan mudah mengunduh aplikasi dari pihak ketiga (di luar Google Play Store) atau mengunduh musik secara langsung lewat website yang terpampang di Google.
Meski hal-hal itu terlihat seperti keuntungan, namun kemudahan memasang aplikasi dan mengunduh data membuat smartphone secara otomatis lebih terekspose virus.
Dan tidak bisa dipungkiri bila jumlah laporan malware Android lebih banyak dari iOS.
Soal aplikasi kerap jadi anak tiri
Sudah menjadi rahasia umum bila aplikasi di iOS lebih mendatangkan keuntungan dari pada aplikasi di Android. Akibatnya, banyak developer akhirnya lebih merilis aplikasi mereka di iOS saja atau lebih dulu di iOS ketimbang Android.
Bahkan beberapa developer tak tanggung-tanggung menganaktirikan platform Android, contohnya Snapchat. Sudah bukan rahasia lagi bila kualitas Snapchat iPhone lebih bagus dari Android. Hal ini bahkan sempat memicu munculnya konspirasi bila developer Snapchat membenci Android.
Susah cari aksesoris berkualitas
Banyaknya varian smartphone Android di luar sana juga membuat masalah tersendiri, yakni susah mendapatkan aksesoris yang berkualitas tinggi seperti casing tambahan. Atau bahkan dapat aksesoris yang pas saja sudah beruntung.
Ya, saat membeli sebuah smartphone Android keluaran baru, aksesorisnya mungkin baru keluar beberapa minggu bahkan bulan kemudian. Itu pun kebanyakan masih aksesoris dengan kualitas rendah, belum yang benar-benar awet dan tidak merusak smartphone bila salah pasang.
(mdk/bbo)