Awas, data pengguna Apple sedang 'dicuri' diam-diam
Lubang ini bisa mengambil alih akun pengguna dan melakukan apapun terhadapnya.
Sebuah lubang yang memperbolehkan para peretas untuk mencuri data pengguna Apple membuat perusahaan asal Cupertino ini kelimpungan.
Menurut NBC News (22/3), pasalnya, melalui lubang ini, para peretas hanya memerlukan email dan tanggal lahir korban agar mendapatkan akun miliknya. Menanggapi hal ini, Apple pun langsung bergerak cepat dengan melakukan penambalan.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Mengapa para penyerang menargetkan ID Apple? Kredensial ini sangat dihargai, memberikan kontrol atas perangkat, akses ke informasi pribadi dan keuangan, dan potensi pendapatan melalui pembelian tidak sah.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Siapa hacker yang pernah meretas komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat? Jonathan James (c0mrade)Jonathan James merupakan hacker remaja pertama yang pernah ditangkap karena kejahatan siber di Amerika Serikat. Saat ia berusia 15 tahun, di tahun 1999, James pernah melakukan peretasan ke dalam komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Dengan aksinya itu, James berhasil mendapat akses ke lebih dari 3.000 pesan dari pegawai pemerintah, kata sandi, dan berbagai data sensitif lainnya.
Seperti yang diberitakan oleh The Verge, sebelumnya mereka menemukan sebuah tips dari seseorang yang namanya tidak mau disebutkan tentang hal ini. Tips tersebut adalah menyalin sebuah URL khusus sembari mereset password korban. Setelah password ini direset, maka peretas pun bisa melakukan apapun terhadap akun iTunes dan iCloud korban.
Belum diketahui sudah berapa lama lubang ini diketemukan. Sehingga, tidak diketahui sudah berapa banyak akun yang menjadi korbannya.
Menanggapi hal ini, Apple pun berjanji akan segera memperbaikinya. Sembari menunggu hal tersebut terjadi, fitur reset password pengguna pun ditutup hingga kini.
Kabarnya, saat ini sendiri fitur tersebut sudah dikembalikan fungsinya oleh Apple. Dengan begitu, bisa dipastikan bahwa Apple sudah menutup lubang yang mengancam keselamatan akun pengguna tersebut.