Awas, Ada Malware Bisa Sedot Kuota Internet
Awas, Ada Malware Bisa Sedot Kuota Internet
Oracle Corp menemukan malware baru di Android. Malware ini bergerak menyerang perangkat baterai dan kuota pengguna.
Tak tanggung-tanggung, 10 GB per bulan harus rela ludes untuk mengunduh iklan video otomatis. Hal ini seperti dilansir dari The Register, Senin (25/2).
-
Dimana para penjahat siber menyembunyikan malware? Karena sebagian besar mod dan cheat didistribusikan di situs web pihak ketiga, penyerang menyamarkan malware dengan berpura-pura sebagai aplikasi ini.
-
Bagaimana Malware berhasil menyebar dan menyerang sistem Indodax? Meskipun engineer yang terlibat bukan engineer utama, dia tetap memiliki akses ke server. Akses inilah yang kemudian menjadi celah awal masuknya Malware yang menyebar pada sistem. Menurut Oscar, meski server yang diretas bukan server utama, Malware tersebut berhasil menyebar dan mengeksploitasi server yang lainnya.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
Tugas malware ini adalah mengirimkan video iklan yang palsu dan tidak terlihat. Kemudian, aplikasi yang terinfeksi akan mengkonsumsi kuota yang signifikan.
Kabarnya, malware ini sudah menjangkit ke berbagai aplikasi game Android yang populer. Namun, aplikasi-aplikasi tersebut sudah dihapus dari Google Play Store.
Beberapa di antaranya adalah aplikasi augmented reality Perfect365, Draw Clash of Clans, aplikasi musik Touch n Beat, Cinema, dan VertexClub.
Oracle menyebut, malware ini akan memperlambat pemuatan situs lain selagi mengunduh video, sehingga pengguna bisa saja kehilangan 10GB datanya per bulan. Belum lagi, malware ini juga bisa menghabiskan baterai yang terisi daya.
Perusahaan juga menyebut, iklan masih bisa berjalan bahkan saat aplikasi tidak dipakai atau dalam mode tidur.
Aplikasi yang terinfeksi juga mendorong tayangan iklan palsu untuk melaporkan kembali ke jaringan iklan, bahwa tiap iklan video telah muncul di situs publisher iklan yang sah. Padahal kenyataannya iklan tersebut palsu.
Penipuan lewat iklan palsu bukanlah hal baru. Namun, Oracle menyebut, tipe perilaku ini bisa sangat unik, karena dampaknya baik kepada pengguna smartphone, pengiklan, dan penerbit iklan.
Senior Veep of Oracle Data Cloud Eric Roza mengatakan, DrainerBot merupakan operasi penipuan iklan besar yang menyebabkan kerugian finansial yang jelas dan langsung pada konsumen.
"Aplikasi yang terinfeksi DrainerBot dapat membuat pengguna kehilangan ratusan dolar, sembari membuang baterai dan memperlambat perangkat mereka," tutur dia.
Oracle menyebut, SDK tersebut kemungkinan didistribusikan oleh perusahaan Belanda bernama Tapcore. Perusahaan ini memungkinkan pengembang aplikasi untuk mendeteksi instalasi aplikasi bajakan mereka.
Baca juga:
29 Aplikasi Kamera Pembawa Malware Ditendang Google
Waspada Adware, Aplikasi yang Isinya Cuma Iklan Namun Tak Ada Gunanya
Awas, Pemerasan Melalui Email
Malware WannaCry Masih Mengancam
Cara Periksa Aplikasi Asli atau Abal-Abal, Jangan Sampai Tertipu!
Persepsi pimpinan senior korporasi terhadap dampak serangan siber lebih baik
Kaspersky temukan malware KopiLuwak makin berbahaya