Awas, netizen lansia jadi target empuk penipuan online
Awas, netizen lansia jadi target empuk penipuan online. Berdasarkan penelitian Kaspersky Lab dan B2B International, dari 12.546 responden di seluruh dunia, terungkap bila generasi yang lebih tua sebenarnya target yang sangat menarik bagi penjahat cyber. Alasannya adalah rendahnya kesadaran akan bahaya kejahatan siber.
Dari segi demografi, memang kebanyakan pengguna internet adalah pemuda atau kaum 'milenial'. Namun dengan semakin berkembangnya smartphone, kini banyak netizen yang berumur di atas 50 tahun. Kabar buruknya, merekan menjadi target kejahatan siber.
Berdasarkan penelitian Kaspersky Lab dan B2B International, dari 12.546 responden di seluruh dunia, terungkap bila generasi yang lebih tua sebenarnya target yang sangat menarik bagi penjahat cyber.
-
Apa itu yang dimaksud dengan penetrasi internet? Penetrasi internet yang tinggi di negara-negara tersebut menunjukkan perkembangan teknologi dan aksesibilitas yang semakin meningkat, meskipun ada variasi dalam jumlah pengguna berdasarkan populasi total.
-
Dimana para penjahat siber menyembunyikan malware? Karena sebagian besar mod dan cheat didistribusikan di situs web pihak ketiga, penyerang menyamarkan malware dengan berpura-pura sebagai aplikasi ini.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
Pasalnya, ketika sedang online, kebanyakan dari mereka berbelanja, melakukan aktivitas perbankan dan berkomunikasi dengan orang-orang yang mereka cintai tanpa melindungi diri sendiri secara efektif, serta hal lain yang penting bagi mereka, dari ancaman penjahat cyber. Mereka juga mereka cenderung tidak melindungi perangkat mobile atau mengubah perilaku ketika online supaya tetap aman.
Pengguna internet dengan umur lebih dari 55 tahun diketahui tidak menggunakan pengaturan privasi di browser lebih tinggi dari generasi lain. Tercatat, Mmereka yang menggunakan fungsi keamanan dalam perangkat mereka (seperti 'Find My Device') hanya 28 persen dan VPN 10 persen.
Ketika berbagi informasi pun, hanya 35 persen melakukan double-check sebelum mengirim pesan dan hanya 16 persen menghindari berbagi informasi ketika sedang kelelahan (versus 44 persen dan 31 persen di antara responden termuda). Celakanya, kelompok usia ini lebih mungkin ketimbang generasi lain melakukan transaksi keuangan melalui Internet, dengan 90 persen berbelanja dan beraktivitas perbankan secara online (dibandingkan dengan rata-rata 84 persen pengguna di semua kelompok usia).
Ironisnya lagi, hanya setengah dari kelompok usia ini (49 persen) yang merasa khawatir tentang kerentanan mereka ketika membeli produk secara online dan sebagian besar (86 persen) tidak percaya mereka adalah target bagi penjahat cyber.
Akibatnya, generasi ini menjadi korban penjahat cyber. Menurut laporan Kaspersky Lab, 20 persen dari pengguna internet secara keseluruhan memiliki kerabat yang lebih tua yang berhadpan dengan software berbahaya, dan 14 persen memiliki kerabat di kelompok usia yang sama telah tertipu dengan hadiah palsu yang menarik lewat online.
Selain itu, 13 persen memiliki kerabat yang telah berbagi terlalu banyak informasi pribadi secara online dan 12 persen memiliki kerabat yang telah menjadi korban penipuan online, melihat konten yang tidak pantas, atau berkomunikasi dengan orang asing yang berbahaya secara online.
(mdk/bbo)