Belajar Aset Kripto: Mengenal Centralized Finance dan Decentralized Finance
Dalam dunia aset kripto, Centralized Finance (CeFi) dan Decentralized Finance (DeFi) yang ditenagai teknologi blockchain memainkan peran penting dewasa ini. Platform PointPay.io adalah satu satu yang melengkapi peran itu. Lantas, apa sih Centralized Finance atau CeFi?
Dalam dunia aset kripto, Centralized Finance (CeFi) dan Decentralized Finance (DeFi) yang ditenagai teknologi blockchain memainkan peran penting dewasa ini. Platform PointPay.io adalah satu satu yang melengkapi peran itu.
Lantas, apa sih Centralized Finance atau CeFi?
-
Apa yang dimaksud dengan Teknologi Blockchain? Blockchain adalah teknologi yang digunakan sebagai sistem penyimpanan atau bank data secara digital yang terhubung dengan kriptografi.
-
Bagaimana cara Mendag meningkatkan literasi terkait aset kripto? Mendag berharap, Bursa Kripto dapat berkolaborasi dengan pemerintah untuk terus melakukan literasi kepada masyarakat dengan memberikan informasi yang tepat terkait risiko, manfaat, dan potensi dari Perdagangan Aset Kripto.
-
Bagaimana Blockchain bekerja di dalam sistem keuangan? Blockchain bekerja di dalam sistem keuangan dengan cara mencatat transaksi keuangan dalam blok data yang terhubung secara terus-menerus.
-
Kenapa Teknologi Blockchain dianggap penting di masa depan? Blockchain memiliki potensi untuk mengubah cara kita melakukan transaksi, mengelola data, dan membangun kepercayaan di berbagai industri.
-
Kenapa Blockchain dianggap sebagai teknologi yang aman? Selain itu, teknologi blockchain juga mempunyai kriteria khusus di mana transaksi di dalamnya datanya tidak bisa diubah (immutable), yang berarti teknologi blockchain ini sangat aman karena tidak mempunyai perintah edit, hanya bisa menambahkan data.
-
Kapan transaksi di Blockchain dicatat? Informasi yang dicatat meliputi detail siapa yang terlibat dalam transaksi, apa yang terjadi selama transaksi, kapan transaksi terjadi, dan di mana transaksi tersebut terjadi.
Seperti namanya, CeFi adalah sistem keuangan terpusat (centralized). Kita mengenal itu dengan istilah lain yakni fintech (financial technology). Lazimnya CeFi dikendalikan secara langsung oleh perusahaan aplikasi, sehingga proses dan kinerjanya lebih dijamin oleh perusahaan itu sendiri.
Nah, saat ini kegiatan pinjam-meminjam uang lewat beragam lembaga keuangan non-perbankan sudah sangat lazim. Di Indonesia saja aplikasi pinjam online (pinjol) menjamur, karena menjadi pilihan mendapatkan dana segar selain dari bank. Ini masuk kategori CeFi, tapi tidak dan belum memanfaatkan teknologi blockchain serta tidak ada unsur aset kripto.
Namun, ada CeFi yang bertenaga blockchain dengan aset kripto sebagai obyek nilai, karena dikelola langsung oleh perusahaan tertentu. Salah satunya adalah PointPay, sebagai perusahaan CeFi terpercaya dan teruji.
Andrey Svyatov, CEO PointPay, mengatakan DeFi punya konsep berbeda dengan CeFi, meski sama-sama menggunakan teknologi blockchain yang bersifat decentralized. Hal yang paling membedakan keduanya adalah DeFi memiliki celah sangat rentan untuk ditinggalkan karena beban komisi yang sangat tinggi, sehingga bisa menjadi beban tersendiri bagi pengguna maupun kelangsungan hidup DeFi sendiri di tengah-tengah masyarakat.
“Sedangkan CeFi hadir dalam komisi yang sangat bersaing sehingga jika ditambah dengan fitur layaknya perbankan, maka perusahaan CeFi digadangkan akan lebih diminati di masa mendatang,” ujar Svyatov dalam keterangannya, kemarin.
Decentralized Finance (DeFi)
Menurutnya, DeFi sendiri disebut decentralized, karena transaksi keuangannya berjalan secara langsung di blockchain antarpengguna. Tidak ada pihak ketiga sebagai perantara. Di PointPay, kami memainkan peran di sektor CeFi, karena kami harus memastikan transaksi aman dan layanan yang baik untuk pengguna serta komisi yang jauh lebih rendah dibandingkan DeFi.
Saat ini PointPay menawarkan sejumlah kemudahan mengakses fitur-fitur CeFi. Mulai pinjaman aset kripto (loan), termasuk layanan menabung kripto dengan bunga tahunan yang menjanjikan.
“PointPay juga punya native token sendiri, yakni PXP yang punya beragam manfaat,” ucapnya.
Di PointPay.io, pengguna asal Indonesia bisa menikmati layanan simpan Bitcoin dengan bunga tahunan sebesar 6,1 persen, sedangkan untuk USDT (bernilai dolar AS) sebesar 8 persen.
Sementara untuk kripto PXP yang merupakan native token PointPay, pengguna bisa mendapatkan bunga 30 persen. Fitur seperti (token) ini adalah pendapatan pasif yang lebih menarik dibandingkan menyimpan rupiah atau dolar di bank. Selain itu, PXP juga bisa digunakan untuk mendapatkan diskon atau potongan biaya untuk layanan loan di PointPay.io.
Hal lazim lannya, DeFi biasanya dilengkapi dengan aset kripto, sebagai alat pembayaran, sekaligus investasi. Nilai pasar DeFi melonjak luar biasa sejak pertengahan tahun lalu. Sepanjang masa, berdasarkan data dari DeFiPulse, nilainya setara triliunan rupiah. Sektornya pun beragam, mulai dari lending (meminjam kripto), staking (menyimpan kripto dan berimbal hasil), swap (menukar kripto), dan sebagainya.
Svyatov menilai jangkauan DeFi dan CeFi memang berskala global, karena teknologi blockchain bisa diakses oleh siapa saja di banyak negara, termasuk dari Indonesia.
(mdk/sya)