BRTI ungkap berbagai kemungkinan metode penyadapan
Ada peluang bahwa Indonesia kecolongan hingga disadap dari perangkat yang dimiliki aparat penegak hukum
Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) menilai penyadapan tidak mungkin dilakukan penyelenggara telekomunikasi atau operator, apalagi dengan sistem yang terbangun seperti sekarang yang mana operator lebih bersifat pasif.
Anggota BRTI M. Ridwan Effendi mengatakan proses marking target (penentuan target yang disadap) dilakukan secara jarak jauh oleh aparat penegak hukum.
-
Kapan SBY diberi hadiah? Dalam kesempatan tersebut, SBY di lokasi turut mendapat hadiah lantaran bertepatan dengan momen peringatan ulang tahun mendiang istri, Ani Yudhoyono.
-
Siapa yang menemani SBY di atas panggung? SBY didampingi oleh Vincent dan Desta sebagai pembawa acara.
-
Apa yang SBY lukis di Pestapora? Di depan kerumunan penonton yang telah memenuhi lokasi, SBY menciptakan lukisan pemandangan Gunung Lawu, yang berada di Jawa Tengah dan berbatasan dengan Ponorogo.
-
Bagaimana SBY membuat lukisan itu? SBY mengungkapkan sejarah dibalik lukisan yang akan dia berikan kepada Prabowo. Di mana, lukisan tersebut dirinya buat hanya kurun waktu 10 jam saja. "Kemarin saya baru melukis selama 5 jam, dengan harapan masih ada dua hari, ternyata dipercepat. Tadi, habis subuh, habis sahur habis salat saya langsung menuju studio selama 5 jam saya tuntaskan ini 10 jam Pak Prabowo untuk bapak tercinta," kata SBY.
-
Apa yang diibaratkan oleh SBY sebagai perang Bharatayudha? Dalam sebuah kesempatan, SBY bahkan mengibaratkan, Pemilu 2024 sebagai perang Bharatayudha.
-
Kapan Hanung Cahyo Saputro dilantik? Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana melantik pejabat Bupati Banyumas, Hanung Cahyo Saputro di Gradhika Bhakti Praja Building, Komplek Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan No 9 Semarang pada Minggu (24/9) kemarin.
"Operator melakukan perekaman sebagai pembanding jika diminta atau secara sistem tidak memungkinkan dilakukan remote interception, seperti pada keadaan yang akan diintersepsi adalah nomor dari PSTN dengan sistem elektro mekanik," jelas Ridwan kepada merdeka.com, Rabu (20/11).
Penyadapan yang dilakukan Australia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Negara Ani Yudhoyono, serta sejumlah menteri yang berlangsung sejak 2009 membuat beberapa pihak mendesak agar pemerintah menyelidiki keterlibatan operator telekomunikasi Indonesia terkait penyadapan ini.
Menurut Ridwan yang beberapa kali menghadiri forum intersepsi dunia ini, ada peluang bahwa Indonesia kecolongan tersadap dari perangkat yang dimiliki aparat penegak hukum.
"Dugaan saya, ada peluang kecolongan dari perangkat yang dimiliki aparat penegak hukum yang memungkinkan remote monitoring dari pembuat alat tersebut. Terlebih kita pernah menerima hibah sistem intersepsi dari negara tetangga tersebut," ungkap Ridwan.
Dugaan lainnya, tambah Ridwan, kemungkinannya adalah dari penjual ponsel, yang dengan sengaja menginjeksikan software monitoring.
"Software ini banyak dijual, yang dipakai misal suami memonitor istri atau sebaliknya. Software ini banyak dijual di pertokoan. Tapi kemungkinan ini kecil karena pasti pembelian ponsel ini tidak sembarangan," papar Ridwan.
President Director and CEO Indosat Alexander Rusli menegaskan tidak benar operator ikut membantu penyadapan sejumlah pejabat negara.
"Masalahnya, telekomunikasi sudah sangat terbuka untuk semua orang. Jadi sebetulnya orang taruh peralatan untuk sadap di mana saja bisa. Ke depan bagi orang yang ingin secure, mereka harus cari mekanisme lain supaya bisa terinskripsi secara baik untuk hal-hal yang bersifat secure," katanya.
Menurut dia, tidak etis bila Kominfo melihat ke belakang dengan menyelidiki operator karena kasus penyadapan ini, karena yang penting adalah ke depannya seperti apa, karena banyak sekali orang-orang pemerintahan membahas hal yang sifatnya confidential di forum terbuka.
(mdk/dzm)