Bug Android paling berbahaya dalam sejarah ditemukan!
Penemu bug ini diganjar Rp 17 juta lebih oleh Google
Pakar keamanan gadget dari Zimperium melaporkan penemuan bug (kerusakan sistem) paling berbahaya di sistem operasi Android. Jika dibiarkan, bug ini dipercaya bisa membuat ratusan juta gadget Android rentan terhadap serangan hacker.
Menurut pakar Zimperium, bug bernama Stagefright itu terdapat di software media playback dari Android. Sekitar 950 juta perangkat Android disebut bisa dieksploitasi lewat bug itu.
-
Kenapa malware Android menggunakan metode kompresi APK? Metode kompresi APK ini dilakukan untuk menghindari dekompilasi atau proses yang dijalankan sistem keamanan dan software antivirus untuk menandai kode yang dinilai mencurigakan.
-
Apa yang sering dibandingkan dari pengguna Android dan iPhone? Di tengah banyaknya pilihan, pengguna Android dan iPhone sering kali menjadi dua kelompok utama yang sering dibandingkan.
-
Bagaimana cara malware Android menyamarkan diri dari keamanan dengan kompresi APK? Metode kompresi APK ini dilakukan untuk menghindari dekompilasi atau proses yang dijalankan sistem keamanan dan software antivirus untuk menandai kode yang dinilai mencurigakan.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Apa itu metode kompresi APK yang digunakan malware Android? Malware Android bisa menyamarkan diri dari keamanan dengan kompresi APK. Parahnya, aplikasi berbahaya tersebut dapat menyembunyikan diri dari aplikasi antivirus terbaik.
-
Apa yang lebih disukai pengguna Android dari iPhone? Selain harga yang lebih murah, banyak pengguna Android yang membeli iPhone untuk mendapat fitur-fitur eksklusif ponsel tersebut, seperti iMessage, FaceTime, AirPods, hingga bahkan kemampuan videografi ponsel iPhone yang baik.
"Masalah bug Stagefright mengancam 95 persen perangkat Android, prosentase itu setara dengan 950 juta perangkat," kata pakar Zimperium dalam blog mereka, Daily Mail (27/07).
Untuk bisa memanfaatkan bug Stagefright, yang diperlukan oleh hacker hanya nomor telepon pengguna gadget Android. Setelah itu mereka tinggal mengirimkan sebuah MMS (pesan multimedia) yang disisipi kode 'pembajak'.
Saat MMS itu sampai di perangkat pengguna, secara otomatis si hacker bisa mengambil alih perangkat secara total. Ya, walaupun pengguna tidak membuka MMS tadi, aksi hacking tetap bisa berjalan!
Aksi-aksi seperti mengkopi data atau membajak mikrofon dan kamera pun sanggup dilakukan hacker dengan mudah dilakukan.
"Saat serangan sukses dilakukan, hacker mampu menghapus sebuah pesan yang masuk sebelum Anda sempat lihat. Yang mungkin tersisa hanya notifikasinya saja," lanjut Zimperium.
Untungnya, sampai saat ini belum ada hacker yang diketahui berhasil memanfaatkan bug Stagefright sebelum akhirnya ditemukan oleh Joshua Drake. Sebab Joshua segera melaporkannya ke Google.
Google juga sudah mengatakan bila patch perbaikan bug Stagefright sudah dibuat, dan Joshua pun berhasil mendapat uang Rp 17 juta lebih berkat sumbangsihnya.
Yang patut disayangkan, banyak vendor smartphone yang belum menerbitkan patch perbaikan bug dari Google itu. Imbasnya, jutaan smartphone Android masih dibayang-bayangi bug Stagefright.
Baca juga:
Buntut kasus peretasan Jeep, Fiat tarik 1,4 juta mobil
Jangan buat akun LinkedIn dari email kantor! LinkedIn hampir diretas
Gawat, hacker kini bisa ambil alih kemudi bikin mobil kecelakaan
Ngaku dewa hacker, remaja 17 tahun retas 50 ribu komputer
Tak bisa jalankan Windows Update, laptop Samsung rawan virus
Bobol email eksportir furnitur, hacker gondol uang warga Jerman