Butuh Rp 278 triliun untuk buat internet Indonesia lebih cepat
"Program Broadband Plan ini membutuhkan biaya Rp 278 triliun dan mulai kita jalankan di kuartal pertama 2015."
Pemerintah menargetkan lima proyek percontohan jaringan internet pita lebar (broadband) di seluruh Indonesia selesai tahun depan. Ini bagian dari rencana jangka panjang Indonesia Broadband 5 sampai 10 tahun ke depan.
Rencana tersebut juga didukung dengan akan dialokasikannya dana yang sebelumnya digelontor untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) dan akhirnya diganti untuk pembangunan yang produktif yang salah satunya untuk pembangunan jaringan pita lebar.
Dikutip dari website resmi Kominfo (20/11), Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara secara jelas membeberkan bahwa untuk membangun infrastruktur untuk jaringan pita lebar ini, setidaknya membutuhkan dana yang tidak sedikit.
"Program Broadband Plan ini membutuhkan biaya Rp 278 triliun dan mulai kita jalankan di kuartal pertama 2015. Biaya untuk membangun akses broadband itu akan dihitung kembali, berapa dana yang dari APBN, berapa yang dari operator untuk memastikan rencana ini berjalan. Saya juga sudah bertemu dengan sejumlah operator untuk mencari tahu masalahnya di mana," ujarnya.
Rudiantara menjelaskan bahwa fungsi dari jaringan pita lebar selain dapat membuat koneksi internet di Indonesia menjadi lebih cepat adalah untuk membantu penyelenggaraan program pemerintah seperti dalam bidang pendidikan, logistik, pengadaan dan lain sebagainya.
"Pelayanan publik berbasis elektronik, e-commerce, atau aplikasi, semua itu akan jalan kalau ada infrastruktur," jelasnya.
Broadband secara sederhana adalah infrastruktur yang bisa menunjang kecepatan akses data Internet antara 200 Kbps hingga 500 Kbps, lebih cepat dari modem berbasis sambungan kabel telepon biasa. Bila teknologi ini tersebar di seluruh Indonesia, maka banyak pihak yang diuntungkan, tak cuma pengguna Internet. Melainkan juga layanan ATM, televisi, serta pengusaha multimedia.
Catatan Kominfo, ketersambungan kabel internet standar di Indonesia mencapai 95 persen, sedangkan data Telkom, 91,7 persen kabupaten kota sudah mendapat sambungan sinyal 3G, tahap sebelum masuk ke fase broadband.
Dalam perhitungan, apabila progres dari rencana tersebut berjalan lancar, maka lima tahun ke depan, hasil dari pembangunan jaringan pita lebar tersebut dapat memberikan akses tetap wilayah perkotaan ke 70 persen rumah tangga (20 Mbps) dan 30 persen populasi, serta akses seluler ke seluruh populasi (1 Mbps).
Sementara di pedesaan, akses broadband ini diharapkan akan menjangkau 49 persen rumah tangga (10 Mbps) dan 6 persen populasi, serta akses seluler ke 52 persen populasi (1 Mbps).