Di balik perdebatan juri tentukan pemenang kompetisi aplikasi KPU
Ada satu kategori yang sayang untuk jika tidak diberikan apresiasi.
Pemenang kompetisi Pilkada Serentak Apps Challenge Code for Vote 4.0 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) akhirnya telah diumumkan. Ada sedikit cerita mengenai proses perdebatan saat penjurian final yang memaksa para juri untuk menambahkan satu kategori lagi yang sebelumnya ada tiga dan diskusi panjang mengenai proses penilaian.
Menurut salah satu perwakilan dari juri, Agung Yudha, mengatakan, perdebatan yang membahas mengenai kategori tambahan, lantaran pada kategori Digitalisasi C1 tidak ada satu pun finalis yang aplikasinya masuk sebagai syarat pada kategori tersebut. Namun, ada beberapa apilikasi yang pantas diberikan apresiasi.
-
Apa yang terjadi pada aplikasi Sirekap KPU di dapil DKI Jakarta II? “Dalam hitungan tersebut terdapat penggelembungan jumlah perolehan suara yang bila dijumlahkan melebihi jumlah DPT DKI Jakarta II,” kata Kiki, Minggu (18/2).
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Apa itu JKN Mobile? Salah satu inovasi penting adalah aplikasi JKN Mobile dari BPJS Kesehatan.
-
Siapa yang punya aplikasi "SiPepekSiPepek"? SiPepekSiPepek ini punya kepanjangan Sistem Pelayanan Program Penanggulangan Kemiskinan dan Jaminan Kesehatan. Aplikasi ini dimiliki oleh Kabupaten Cirebon.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Apa keunggulan aplikasi Siap Gepang? Keunggulan dari sistem aplikasi tersebut adalah sangat user friendly atau mudah digunakan di multi perangkat.Siap Gepang bisa diterapkan di jenis perangkat apapun seperti desktop, mobile telepon termasuk web browser.
“Untuk soal penambahan kategori, hal ini lantaran tidak ada finalis yang masuk pada kategori Digitalisasi C1. Namun, kita justru melihat ada satu kategori yang sayang untuk jika tidak diberikan apresiasi. Ada beberapa aplikasi yang punya nilai lebih dan punya fungsi yang sama untuk mendukung pilkada dan sesudah pilkada. Oleh karena itu, kita sepakat untuk menambah satu kategori lagi bukan menggantikan digitalisasi C1. Kita tambah kategori dengan nama aplikasi visioner,” ujarnya saat menjelaskan proses penjurian kepada para finalis di Kantor KPU Pusat, Jakarta, Minggu (8/11).
Selain itu juga, kata Agung, perdebatan juri juga berlangsung lama manakala menentukan cara penilaiannya. Maksudnya, pada kategori khusus, yakni misalnya perempuan, penekanan penilaiannya apakah pada developer yang notabene perempuan atau aplikasinya yang bermanfaat bagi perempuan. Begitu juga dengan kategori pada disabilitas. Akhirnya, setelah melakukan diskusi panjang, dewan juri sepakat untuk menilai dari sisi kegunaan aplikasinya kepada peruntukannya.
“Kita juga ada perdebatan mengenai kategori khusus, pertama kategori khusus untuk perempuan, apakah yang ditekankan pada developernya yang perempuan atau aplikasi diperuntukan untuk permpuan. Akhirnya kita putuskan bagaimana aplikasi itu punya nilai tambah untuk perempuan. JIka memang ada dua yang nilai setara atau developernya perempuan akan menjadikan nilai tambah pada proses selanjutnya. Hal yang sama juga berlaku untuk kategori disabilitas, jadi akhirnya sama, karena sifatnya ini hackaton, maka, fokus pada aplikasinya,” jelasnya.
Sementara itu, pada kategori umum tidak ada perdebatan antar juri sehingga, proses dalam penjuriannya pun cenderung berjalan mulus. Adapun beberapa pemenang dalam kompetisi ini:
Kategori Umum:
Juara 1: Pilkadanesia
Juara 2: SIPS
Juara 3: Janjimu
Kategori Perempuan:
Gerbang Pilkada
Kategori Disabilitas:
Blind Information
Kategori Digitalisasi C1:
-
Kategori Visioner :
Pemilu akses
(mdk/hwa)