KPU Pastikan Tidak Ubah Format Debat Capres Meski Dikritik Jokowi
Debat sudah berlangsung sebanyak tiga kali dan menjadi kesepakatan sampai debat terakhir.
Debat sudah berlangsung sebanyak tiga kali dan menjadi kesepakatan sampai debat terakhir.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengkritik format debat calon presiden yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI). Dia menyebut, format yang saat ini dipakai rentan serangan terhadap personal.
Menanggapi hal itu, Ketua KPU Republik Indonesia, Hasyim Asy'ari menegaskan tidak akan mengubah format debat. Sebab, debat sudah berlangsung sebanyak tiga kali dan sudah menjadi kesepakatan sampai debat terakhir akan menggunakan format yang sama.
“KPU menyelenggarakan debat sudah dengan berbagai macam pertimbangan dan pembicaraan kesepakatan dengan semua tim pasangan calon. Termasuk dengan televisi, (format) ada enam segmen,” kata Hasyim di Kantor KPU Republik Indonesia, Selasa (9/1).
Hasyim kemudian menjelaskan, urutan format debat adalah segmen pertama pembuka yang berisi penyampaian visi-misi program. Segmen kedua dan ketiga adalah menjawab pertanyaan oleh panelis yang ditetapkan KPU RI.
Selanjutnya, Hasyim, adalah segmen empat dan lima yang mana masing calon mengajukan pertanyaan dan dijawab oleh mereka. Terakhir adalah segmen ke enam atau penutup dengan masing-masing kandidat menyampaikan pernyataan pamungkas.
“Jadi kalau diubah (formatnya) akan menjadi pertanyaan, kenapa diubah? karena sudah 3 kali debatnya, sudah jadi pola dan sudah ada pakemnya, maka diikuti,” Hasyim menandasi.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkomentar soal jalannya debat calon presiden ketiga pada Minggu (7/1). Menurut presiden, jalannya debat semalam lebih terlihat seperti adu serang personal dengan minimnya substansi dari visi masing-masing kandidat.
“Memang saya melihat substansi dari visinya malah tidak keliatan yang keliatan justru saling menyerang yang sebetulnya tidak apa-apa asal kebijakan. asal policy, asal visi tidak apa-apa,” kata Jokowi kepada awak media, Senin (8/1).
Jokowi mencatat, debat calon presiden yang mengangkat tema soal pertahanan pertahanan, keamanan, geo politik, dan hubungan internasional minim substansi dan lebih berisi penyerangan secara personal dan pribadi.
“Jadi saya kira kurang memberikan pendidikan, kurang mengedukasi masyarakat yang menonton,” jelas Jokowi.
Jokowi berharap, agar tidak terjadi situasi yang sama seperti debat semalam, maka disarankan penyelenggara debat yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar mengevaluasi formatnya.
“Debatnya memang perlu diformat lebih baik lagi, ada rambu sehingga hidup, saling menyerang tidak apa-apa tapi kebijakan, policy, visinya yang diserang bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif personal,” minta presiden.
“Saya kira tidak baik (saling menyerang) dan tidak mengedukasi,” tutup Jokowi.
Presiden Jokowi meminta agar format debat yang dibuat KPU ini diubah karena dinilai menjadi ajang saling menyerang personal.
Baca SelengkapnyaTujuan penambahan tema ini dilakukan agar format debat ketiga sama dengan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaKPU akan mengevaluasi mekanisme debat calon presiden usai digelar perdana pada Selasa (12/12) malam kemarin.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menilai banyak pihak kecewa melihat debat capres kemarin
Baca SelengkapnyaKPU akan kembali melakukan rapat koordinasi dengan masing-masing tim paslon.
Baca SelengkapnyaJokowi nilai debat capres ketiga justru serang pribadi tak bahas substansi
Baca SelengkapnyaKPU memastikan, format debat masih sama yakni berlangsung selama enam segmen dengan total durasi 150 menit.
Baca SelengkapnyaKritikam itu disampaikan agar debat Pilpres 2024 berikutnya berjalan lebih baik.
Baca SelengkapnyaKPU memastikan format debat tidak akan ada yang berubah. Masih berdurasi 150 menit dengan enam segmen.
Baca Selengkapnya