Ericsson sebut remaja paling demen nonton streaming
Nonton video dari gadget makin jadi favorit
Berdasarkan data dari hasil riset Ericsson Consumer Labs menunjukkan remaja yang lahir di pertengahan tahun 1990-an yang sekarang berusia 16-19 tahun tak lagi suka menikmati tayangan televisi. Mereka dikatakan lebih gemar menonton lewat streaming online melalui perangkat mobile, baik tablet ataupun smartphone.
Sementara itu, 49 persen dari remaja yang berusia 16-19 tahun menghabiskan waktunya sekitar satu jam atau lebih setiap harinya untuk menonton konten yang tersedia di YouTube.
-
Siapa yang membuat video Jakarta di masa depan? Seorang content creator TikTok bernama @fahmizan membuat gambaran kota Jakarta di masa depan.
-
Di mana letak permukiman terbengkalai di Jakarta yang diulas dalam video? Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
-
Di mana lokasi yang ditampilkan dalam video tentang Jakarta di masa depan? Dalam video yang dipostingnya pada Jumat pekan lalu memperlihatkan wilayah Sarinah, Jakarta dipenuhi oleh gedung-gedung pencakar langit dengan gaya modern juga berbagai teknologi tingkat tinggi lainnya.
-
Apa yang diklaim oleh video yang beredar? "PRESIDEN JOKOWI DAN SIGIT RESMI COPOT POLDA JABAR AKIBAT BATALKAN SIDANG PEGI" tulis akun @AKTUAL dalam keterangan video.
-
Kapan video wawancara tersebut direkam? Penelusuran Setelah dilakukan penelusuran, ditemukan video serupa yang diunggah akun YouTube Najwa Shihab berjudul "Luhut: Banyak Orang Kumpul-Kumpul karena Birahi Kekuasaan (Part 2) | Mata Najwa," pada 24 September 2020 silam.
Hasil riset yang dilakukan Ericsson Consumer Lab ini mengambil sampel dari wawancara dengan 40 ribu responden di 24 negara.
Jumlah remaja yang gemar menonton streaming itu, dikatakannya, masih menunjukkan peningkatan yang pesat. Padahal di tahun 2011 persentase remaja yang menonton streaming masih berkisar di angka 7 persen saja. Angkanya disebutkan mengalami lonjakan jadi 20 persen di tahun 2015 dengan durasi menonton lebih dari tiga jam setiap harinya.
Tren menonton lewat perangkat mobile dan streaming telah diprediksi Ericsson bakalan booming jauh-jauh hari.
"Akhirnya sekarang mulai kejadian di Indonesia. Dari yang tadinya cuma nonton di rumah dengan big screen kemudian lanjut di jalan dengan small screen di smartphone maupun tablet. Operator sudah harus menyiapkan jaringannya karena demand itu terus muncul," kata Nana.
Layanan telekomunikasi berbasis teknologi 4G LTE (long term evolution) yang mulai tersedia secara luas di tanah air diklaim Nana cukup berpengaruh pada gaya hidup masyarakat dalam menikmati hiburan yang ada melalui akses internet cepat yang disediakan operator.
(mdk/bbo)