Potret Permukiman Terbengkalai Puluhan Tahun di Tengah Kota Jakarta, Sunyi Tanpa Kehidupan Bak Kampung Mati
Dari penelusuran yang dilakukan, permukiman ini ditinggalkan penduduknya karena terlalu sering terkena banjir besar.
Dari penelusuran yang dilakukan, permukiman ini ditinggalkan penduduknya karena terlalu sering terkena banjir besar.
Potret Permukiman Terbengkalai Puluhan Tahun di Tengah Kota Jakarta, Sunyi Tanpa Kehidupan Bak Kampung Mati
Siapa sangka jika di Ibu Kota dengan hingar bingarnya terdapat tempat yang luput dari perhatian.
Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
Sekilas, rumah-rumah di sana dibangun secara massal dan berdempetan mirip kampung padat penduduk.
Namun, kondisinya yang ditinggalkan membuat permukiman ini menjadi sunyi tanpa kehidupan.
-
Dimana pemukiman padat di Jakarta Barat? Pemukiman di daerah Pesing Koneng, Kedoya Utara, Kebun Jeruk ini misalnya.
-
Apa yang terjadi pada bangunan terbengkalai? Setiap bangunan yang tidak terpakai dan diubah fungsinya memberikan kesan baru yang segar.
-
Bagaimana kondisi Kampung Mati saat ini? Bangunan-bangunan terbengkalai di permukiman Pantai Kuwaru tampak sudah banyak yang dipenuhi coretan. Saat pemilik kanal YouTube Roy Kluthik berkunjung ke sana, tak banyak orang yang mengunjungi tempat itu.
-
Apa yang menyebabkan kampung di Jakarta Barat ini tenggelam? Ditambahkan Ji’I, jika salah satu pemicu daerah tersebut tergenang adalah masifnya pembangunan yang tidak memperhatikan kondisi lingkungan. Diceritakan jika tahun 1988 sebuah kompleks pergudangan dibangun hingga mengorban resapan air. Akibatnya air saat hujan jatuh dan menggenangi kampung tersebut sehingga terkumpul.
-
Apa yang membuat kampung itu terbengkalai? Sementara rumah-rumah di sekeliling rumah Bu Wahyuti tampak terbengkalai. Bagian atap hingga dindingnya sudah dipenuhi tumbuhan merambat.
-
Dimana letak rumah terbengkalai ini? Bangunan tersebut diketahui berlokasi di area Gajahmungkur, Semarang.
Kondisi ini terasa berbeda dengan mayoritas permukiman lainnya di Jakarta yang penuh sesak, dan selalu ramai. Sebelumnya, kondisi kampung yang terbengkalai ini diunggah oleh pemilik akun Youtube Dua Sepatu.
Menurut keterangan yang dihimpun sang kreator, ada alasan kuat mengapa rumah-rumah di sana ditinggal oleh pemiliknya dan tidak bisa dipertahankan lagi, walau kondisi rumah masih tampak utuh.
“Bak Kampung Hantu! Permukiman Terbengkalai di Tengah Kota Jakarta,” tulis kreator video di unggahannya, sebagaimana dikutip Merdeka.com, Rabu (5/6)
Banyak Rumah utuh yang Ditinggal Pemilik
Dalam tayangan ditampilkan kondisi rumah-rumah warga yang ditinggalkan oleh para pemiliknya.
Rata-rata, rumah di permukiman padat tersebut masih berbentuk utuh, dan tak jauh dari pinggir jalan.
Semakin dalam masuk ke dalam gang, beberapa rumah yang awalnya masih layak ditinggali, perlahan-lahan berganti menjadi rumah yang tampak rusak karena tidak terurus lama.
Semakin ke dalam permukiman, suasana hening dan sunyi semakin terasa. Bahkan sang kreator video merasakan kondisi yang menyeramkan.
“Kondisi rumah yang dimakan usia,” kata kreator video.
Banyak Rumah Kosong dengan Endapan Lumpur
Dari penelusuran turut didapati kondisi rumah-rumah yang cukup janggal dan berbeda dari rumah-rumah lainnya di sana. Sebagian rumah yang tak wajar itu, terdapat endapan lumpur yang menumpuk.
Kemudian, tanah di sekitarnya juga lembap dan basah sehingga membuat kondisi rumah semakin tidak aman untuk ditinggali.
“Kondisi jalan yang penuh lumpur dan becek, jadi agak licin. Dan katanya tanah di sekitar sini nggak bisa kering,” kata kreator video, melanjutkan.
Ditinggalkan Karena Sering Terkena Banjir
Usut punya usut, penyebab rumah ini ditinggalkan para pemiliknya karena terlalu sering terkena bencana banjir.
Bahkan, terparah air pernah menggenang di sana hingga mencapai 3 sampai 4 meter ketinggiannya.
Walau tidak hujan, wilayah tersebut juga akan terkena dampak limpahan air dari sungai yang ada di samping permukiman lantaran mendapat kiriman air dari dataran tinggi. Ini mengapa wilayah ini memiliki kondisi permukaan tanah yang lebih rendah dibanding daerah di sekitarnya.
“Karena tempat ini sering banjir, liat ini tanah semua, tanah yang naik ke rumah warga. Makanya ditinggalin. Bahkan kalau Jakarta nggak hujan aja, di sini bisa banjir, karena air kiriman,” kata pemilik video
Sudah Ditinggalkan Sejak Zaman Gubernur Sutiyoso
Dari keterangan warga setempat, sekitar seratusan rumah di sana sudah ditinggalkan warga sejak pemerintahan Gubernur Sutiyoso puluhan tahun lalu.
Itu mengapa, sebagian rumah yang ditinggalkan kondisinya sudah rapuh dan rusak.
Karena dianggap sudah tidak aman, warga kemudian memilih meninggalkan permukiman di sana untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
“Ini sudah lama ditinggalin, dari zaman yang banjir gede itu, zamannya Sutiyoso, saya tinggal di sini, lahir di sini. Awalnya mulai banjir kan tahun 1996,” kata warga tersebut saat bertemu dengan kreator video.
Kondisi permukiman yang ditinggalkan penduduknya di Jakarta Timur/ Youtube Dua Sepatu