Gandeng PANDI, PERKI Banten Rilis Website untuk Tangkal Mitos Sakit Jantung
Adopsi digital semakin banyak dilakukan banyak kalangan. Kali ini, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Provinsi Banten dengan meluncurkan website dengan nama banten.perki.id, hasil kolaborasi dengan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI).
Adopsi digital semakin banyak dilakukan banyak kalangan. Kali ini, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Provinsi Banten dengan meluncurkan website dengan nama banten.perki.id, hasil kolaborasi dengan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI).
Dr Roy Christian, SPJP(K), Ketua PERKI Bantan, menjelaskan saat ini kalangan dokter spesialis jantung sudah banyak yang memanfaatkan ruang-ruang digital termasuk platform teknologi kesehatan. Maka itu, PERKI Banten memilih berkolaborasi dengan berbagai pihak sebanyak mungkin termasuk dengan PANDI.
-
Bagaimana PANDI ingin memperkuat identitas digital Indonesia? Oleh karenanya, PANDI juga tengah merancang Identitas digital berbasis Blockchain bekerjasama dengan instansi pemerintahan terkait.
-
Kenapa internet cepat penting? Internet yang cepat dapat membantu berbagai hal dalam hidup seseorang, mulai dari hal rekreasi hingga dalam bidang profesi.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? “Ada peningkatan sebesar 1,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Muhammad Arif, Ketua Umum APJII. Menariknya, dari jumlah tersebut, pengguna internet didominasi oleh satu kelompok saja. Maksud dari kelompok ini adalah orang-orang dengan rentang usia tertentu yang “menguasai” jagad internet Tanah Air. Siapa mereka? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Bagaimana internet berkembang dan menjadi global? ARPANET pertama kali terhubung hanya empat komputer di empat universitas di Amerika Serikat. Namun, seiring berjalannya waktu, jaringan ini tumbuh pesat. Pada tahun 1983, protokol TCP/IP diperkenalkan, yang memungkinkan jaringan komputer yang berbeda untuk berkomunikasi satu sama lain, membuka pintu bagi pertumbuhan internet global.
-
Apa yang ditekankan oleh Kemkominfo tentang penggunaan internet? Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo RI), Samuel Abrijani Pangerapan berharap melalui seminar ini masyarakat lebih cerdas dalam menggunakan internet.
-
Kapan website menjadi penting? Dalam era digital yang terus berkembang, keberadaan website menjadi suatu hal yang tak terelakkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Kami merilis website baru banten.perki.id bersama PANDI supaya makin dikenal oleh publik sekaligus membagi informasi yang benar dan tepat tentang penyakit jantung," ujar dr Roy saat keterangan pers The 20th Annual Progress in Cardiovascular Disease (APiCD) 2021, kemarin (6/11).
Menurut dr Roy, kolaborasi dengan banyak pihak termasuk pemanfaatan ruang digital seperti website dilakukan sebagai salah satu upaya edukasi kepada masyarakat tentang penyakit jantung, sekaligus upaya peningkatkan skill perawat dan tenaga kesehatan seperti dokter umum supaya bisa mengenali dengan cepat penyakit jatung. Apalagi sekarang banyak kasus penyakit jantung di kalangan usia muda sekitar 20 tahun, yang jarang terjadi sebelumnya.
Lewat website anyar ini, lanjut dia, pihaknya akan banyak membagikan informasi dan fakta-fakta mengenai penyakit jantung. Selain itu, kami juga akan berkolaborasi dengan komunitas-komunitas kesehatan untuk memberikan informasi dan pelatihan soal standar bantuan hidup dasar di masyarakat. Misalnya bagaimana ketersediaan dan pemanfaatan alat pacu jantung di rumah-rumah.
"Website kami juga akan menginformasikan mitos dan fakta penyakit jantung sehingga masyarakat tidak salah kaprah," ucapnya.
APiCD 2021 secara Daring
APiCD 2021 merupakan rangkaian kegiatan ilmiah tahunan yang dilakukan oleh PERKI Banten pada 6-7 November dan 13-14 November. Edisi ke-20 ini digelar secara daring, bekerja sama dengan Alomedika dan PANDI.
Menariknya, APiCD tahun ini tidak hanya ditujukan bagi tenaga kesehatan; dokter dan perawat, tapi juga masyarakat awam.
©2021 Merdeka.com
Rangkaian acara APiCD tahun ini, antara lain simposium, workshop, lomba poster, lomba video edukasi kesehatan jantung, peluncuran website banten.perki.id, dan peluncuran buku serial "Gagal Jantung bagi Tenaga Kesehatan dan buku "70 Mitos dan Fakta Penyakit Jantung".
Dr Eko Saputra, MBiomed SpJP, menambahkan penyakit jantung saat ini menjadi penyebab tertinggi angka kematian di dunia termasuk Indonesia. Hal ini menyebabkan penyakit jantung menjadi momok masyarakat sehingga saat mendengar penyakit jantung, maka bayangan pertama yang terlintas adalah kematian. Tak heran, hoaks dan mitos pun berkembang pesat di masyarakat, yang membuat orang semakin takut mendengar penyakit jantung.
APiCD 2021 berusaha untuk menyediakan sarana bagi para ahli jantung untuk menangkal atau mengklarifikasi informasi hoaks atau mitos tersebut.
Ada 70 dokter spesialis jantung yang bergabung di PERKI Banten menulis buku berjudul 70 Mitos atau Fakta seputar Penyakit Jantung yang ditujukan bagi masyarakat awam.
Jadi 70 materi yang dikupas secara tuntas, antara lain apakah durian dapat menaikkan tekanan darah, ketumbar dapat menurunkan kolesterol, minum obat jantung menyebabkan kerusakan ginjal, dan sebagainya. Materi buku ini juga bisa dibaca di web banten.perki.id. Harapannya dapat mencerdaskan masyarakat Indonesia untuk menangkal hoaks dan mitos tersebut.
(mdk/sya)