40 Pantun-pantun Lucu yang Sangat Menghibur, Cocok untuk Cairkan Suasana

Popularitas pantun merebak bahkan sampai ke masyarakat di berbagai kalangan. Selain sebagai bentuk karya sastra lama, pantun juga bisa dipakai sebagai hiburan.

Pasalnya ada pantun-pantun lucu yang mudah untuk dibuat oleh setiap orang. Pantun-pantun tersebut mencerminkan kehidupan manusia sesungguhnya.

1. Mawar bersemi, di batang kayu
do you love me, like i love you

2. Burung perkutut, burung kuthilang
kamu kentut, enggak bilang bilang

3. Bread is roti, shadow is bayang
before you mati, better you sembahyang

4. Jangan takut, jangan khawatir
Itu kentut, bukan petir

5. Kapal berlayar di Laut Jawa
Nakhoda mengacungkan jempol
Adik menangis lalu tertawa
Melihat kakak masih mengompol

6. Duduk santai membaca koran
Membacanya sambil makan petisan
Seenak-enaknya makan di restoran
Lebih enak makan gratisan

7. Di sana gunung, di sini gunung
Ciptaan Tuhan deh

8. Kan bandeng, makan kawat
orang ganteng, numpang lewat

9. Orang ganteng, suka sama si Rini
gak seneng, maju sini

10. Jambu merah, di dinding
jangan marah, just kidding

11. Putih-putih bunga melati
Merah-Merah buah delima
Bagaimana hati tak geli
Melihat gajah bermain mata

12. Pagi-pagi makan kuaci
Jangan dimakan dengan kulitnya
Bagaimana pula kau ini
Satu tambah satu masa tak bisa

13. Ke pasar membeli gunting
Jangan lupa membeli pita
Sangatlah heran si induk kucing
Melihat tikus naik kereta

14. Limau purut di tepi rawa
Buah belimbing belum masak
Sakit perut sebab tertawa
Melihat kucing duduk berbedak

15. Kupu-kupu terbang melintang
Hinggap mengisap bunga layu
Hati di dalam menaruh bimbang
Melihat ikan membaca buku

16. Pohon manggis di tepi rawa
Tempat lebah menyimpan madu
Sedang menangis nenek tertawa
Melihat kakek bermain gundu

17. Di sini kosong di sana kosong
Tak ada batang tembakau
Bukan saya berkata bohong
Ada katak memikul kerbau

18. Patah tanduknya si induk lembu
Melompat pematang berlarian
Gelisah duduknya si pemburu
Melihat kijang berlarian

19. Mengggegar batang limau
Terikat lembing dekat kendil
Gemetar tulang harimau
Melihat kambing menyandang bedil

20. Ada belang di buah salak
Kelat rasa mulut tak gusar
Siapa yang tak ingin tergelak
Melihat kera ikut ke pasar

21. Nangis-nangis,
mobil kena srempet.
neng manis,
mau dong dipepet.

22. Panasin mentega,
karena mulai beku.
kamu mau ga,
jadi imamku?

23. Potong sebahu,
biar ga sendu.
kamu tahu?
Aku rindu.

24. Jangan tanya,
kapan lulus kuliah.
ga dapet anaknya,
mamanya boleh lah.

25. Bikin anak,
di pojokan sekolah
kalau mau enak,
nikah dulu lah.

26. Main mata,
mesem-mesem.
neng tetep cinta,
biarpun abang keteknya asem.

27. Tiduran di tandu,
berjam-jam.
hati merindu,
mata sulit memejam.

28. Meletus balon hijau,
Hatiku sangat kacau.
Dari jauh kukira kerbau,
Ternyata itu engkau.

29. Namanya penjahat,
polisi jadi inceran.
bosan jadi temen curhat,
maunya pacaran.

30. Ke salon creambath,
biar aliran darah lancar.
bosen ah jadi sahabat,
maunya jadi pacar!

31. Buah salak baru dipetik,
Buah duku buah delima.
Meski banyak wanita cantik,
Cuma kamu yang ku cinta.

32. Beli buku isinya tebal,
Habis itu beli paku.
Ini serius bukan gombal,
Mau enggak jadi pacarku?

33. Habis minum kopi,
Lalu minum jamu.
Dunia ini terasa sepi,
Kalo enggak ada kamu.

34. Rumput liar di atas tikar,
Ditumbuhi si bunga mawar.
Kalau rindu semakin mekar,
Hanya fotomu jadi penawar.

35. Di pinggir kolam makan bubur
Jangan lupa pakai keripik
Dari semalem aye ga bisa tidur
Selalu teringat wajah mu yang cantik

36. Mata dipandang hati gelisah
Melihat embun terpapar api
Aku denganmu tak ingin pisah
Walau harus berjuang sampai mati

37. Buah jatuh dari pohonnya
Pohon melintang di atas gunung
Coba kau dengar wahai cinta
Aku tak ingin kamu merenung

38. Mentari pagi terlihat cerah
Mataku silau memandang cahaya
Cintaku janganlah engkau gundah
Janji kita satu yaitu saling percaya

39. Mata memandang melihat keong
Kucing berlari mengejar ikan
Jangan kau cuekin aku dong
Aku ingin kita baikan

40. Wajah merona terkena badai
Badai menghilang cerah pun datang
Cantik jangan engkau abai
Kalau begitu bagaimana nasib abang