Hati-Hati, Anti Virus Palsu Banyak Beredar di Google Play Store
Hati-Hati, Anti Virus Palsu Banyak Beredar di Google Play Store
Saat ini, tentu kita banyak menggunakan gadget elektronik yang membutuhkan antivirus. Anda juga tentu tahu kalau tak cuma PC dan Laptop, namun smartphone juga butuh.
Akhirnya, banyak pengguna smartphone menginstal aplikasi antivirus agar terlindungi dari berbagai macam serangan siber.
-
Kenapa malware Android menggunakan metode kompresi APK? Metode kompresi APK ini dilakukan untuk menghindari dekompilasi atau proses yang dijalankan sistem keamanan dan software antivirus untuk menandai kode yang dinilai mencurigakan.
-
Apa jenis malware yang menginfeksi aplikasi pinjaman tersebut? Dikenal sebagai aplikasi SpyLoan, aplikasi bermasalah ini banyak ditemukan di Google Play Store — dan beberapa juga ditemukan di App Store Apple.
-
Apa itu metode kompresi APK yang digunakan malware Android? Malware Android bisa menyamarkan diri dari keamanan dengan kompresi APK. Parahnya, aplikasi berbahaya tersebut dapat menyembunyikan diri dari aplikasi antivirus terbaik.
-
Bagaimana Malware berhasil menyebar dan menyerang sistem Indodax? Meskipun engineer yang terlibat bukan engineer utama, dia tetap memiliki akses ke server. Akses inilah yang kemudian menjadi celah awal masuknya Malware yang menyebar pada sistem. Menurut Oscar, meski server yang diretas bukan server utama, Malware tersebut berhasil menyebar dan mengeksploitasi server yang lainnya.
-
Bagaimana cara malware Android menyamarkan diri dari keamanan dengan kompresi APK? Metode kompresi APK ini dilakukan untuk menghindari dekompilasi atau proses yang dijalankan sistem keamanan dan software antivirus untuk menandai kode yang dinilai mencurigakan.
-
Dimana para penjahat siber menyembunyikan malware? Karena sebagian besar mod dan cheat didistribusikan di situs web pihak ketiga, penyerang menyamarkan malware dengan berpura-pura sebagai aplikasi ini.
Namun, dengan begitu banyak aplikasi antivirus di Google Play Store, wajar bila pengguna sedikit kesulitan memilih mana yang terpercaya dan aman. Menyedihkannya, kebanyakan pengguna smartphone Android malah tertipu oleh aplikasi antivirus abal-abal.
Berdasarkan laporan yang dilakukan oleh perusahaan pengujian antivirus, AV-Comparative yang dikutip ZDNet via Tekno Liputan6.com, Sabtu (16/3/2019), dua pertiga dari 250 aplikasi antivirus Android yang diuji ternyata abal-abal atau palsu.
Untuk membuktikan kemampuan antivirus tersebut, perusahaan mengujinya dengan memasukkan malware ke dalam perangkat untuk melihat apakah aplikasi dapat mendeteksi dan mengatasinya.
Dari 250 aplikasi yang diuji dengan malware tersebut, hanya 80 yang mampu mendeteksi dan mengatasinya.
Namun demikian, ke-80 aplikasi itu hanya dapat mendeteksi lebih dari 30 persen dari malware, yang berarti hal tersebut sedikit berhasil.
Perusahaan juga menemukan, beberapa aplikasi ini tidak mampu menandai malware. Alih-alih, aplikasi hanya mengandalkan informasi malware yang sudah terdaftar.
Ini berarti, beberapa malware hanya terdeteksi berbahaya jika namanya muncul di dalam daftar program berbahaya yang tersimpan di dalam aplikasi antivirus abal-abal tersebut.
Tak hanya itu, mereka juga menemukan fakta bahwa sejumlah aplikasi yang takfungsi ini dikembangkan oleh programmer yang sama.
Sumber: Tekno Liputan6.com
Reporter: Yuslianson
Baca juga:
Cantiknya Purwarupa Smartphone Full Layar dari ZTE
Perang Kamera Memanas, Segera Hadir Smartphone Dengan Kamera 100MP!
Samsung Kembangkan Smartphone Layar Penuh Sempurna, Tanpa Notch dan Lubang
Pocophone Segera Terjun ke Ranah Smartphone Murah Lewat F1 Lite
Vivo sebut V15 Pro Segera Hadir di Indonesia, Spesifikasinya?
Pertama di Dunia, Realme Bakal Buka Toko Resmi di Indonesia
Melihat Lebih Dekat Spesifikasi Realme 3