Indosat genjot ekosistem digital lewat IDByte 2015
Indosat dan IDByte yang diprakarsai Bubu.com, kini mendapatkan dukungan dari pelaku industri telekomunikasi
Bersama Indosat, IDByte yang diprakarsai Bubu.com kini mendapatkan dukungan dari pelaku industri telekomunikasi yang memiliki visi untuk mendorong pertumbuhan masyarakat melalui akses internet dan teknologi digital. Upaya ini juga mendapatkan dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).
Indosat IDByte 2015 akan memfasilitasi pelaku industri digital dan startups di Indonesia untuk memperluas pengetahuan dalam konferensi yang akan dibuka oleh Rudiantara.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? “Ada peningkatan sebesar 1,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Muhammad Arif, Ketua Umum APJII. Menariknya, dari jumlah tersebut, pengguna internet didominasi oleh satu kelompok saja. Maksud dari kelompok ini adalah orang-orang dengan rentang usia tertentu yang “menguasai” jagad internet Tanah Air. Siapa mereka? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Apa yang mau dilakukan Menkominfo untuk meningkatkan kecepatan internet di Indonesia? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan pemerintah memberikan perhatian khusus mengenai kecepatan internet. Menurutnya, kecepatan internet Indonesia masih rendah dengan angka 24,9 Mbps. Angka itu bawah Philipina, Kamboja, dan Laos, menurutnya Indonesia hanya unggul dari Myanmar dan Timor Leste di kawasan Asia Tenggara.
-
Kenapa internet cepat penting? Internet yang cepat dapat membantu berbagai hal dalam hidup seseorang, mulai dari hal rekreasi hingga dalam bidang profesi.
-
Mengapa industri telekomunikasi di Indonesia terus berkembang? Pada tahun 2021, sektor informasi dan komunikasi menyumbang sekitar Rp 748,75 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
-
Dimana internet pertama kali diakses di Indonesia? Perkembangan akses internet di Indonesia dimulai dengan kelahiran protokol IP pertama pada tahun 1988.
-
Mengapa keberadaan layanan OTT menjadi ancaman bagi penyedia layanan seluler di Indonesia? Kekhawatiran tersebut muncul karena saat ini masyarakat Indonesia, semakin ketergantungan dengan layanan OTT asing, yang teknologi dan inovasinya sangat berkembang cepat. Akan tetapi, hal ini justru bukan menguntungkan, malah menjadi ancaman bagi penyedia layanan seluler di Indonesia.
Konferensi yang dibuka oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, juga dihadiri pembicara tokoh industri digital berkaliber internasional ,seperti Jamie Voris, CTO dari The Walt Disney Company, dan John Lagerling, VP of Business Development dari Facebook.
"Tentunya banyak sekali para pengusaha dan wirausahawan kreatif dan inovatif di Indonesia. Namun alangkah pentingnya bagi pengusaha-pengusaha ini untuk dapat berkembang dalam sebuah ekosistem yang dapat mendukung aktifitasnya. Dengan tema 'Connected e-Conomy' yang akan diangkat pada IDByte 2015 ini, saya berharap para pemangku kepentingan untuk dapat berkontribusi data diskusi mengenai langkah-langkah yang harus ditempuh demi mengakselerasi perkembangan ekonomi Indonesia" ujar Rudiantara, saat menyatakan dukungannya terhadap Indosat IDByte dan Bubu Awards.
Presindert Director Indosat juga mengungkapkan bahwa tujuannya adalah untuk memperluas jangkauan internet untuk masyarakat Indonesia.
“Kami sangat antusias bisa ikut mendukung terselenggaranya Indosat IDByte dalam mendorong masyarakat Indonesia untuk menjadi pemimpin dalam dunia digital. Hal ini sangat sejalan dengan tujuan kami secara grup bersama Ooredoo, untuk memperluas jangkauan dan akses internet sebagai salah satu kunci dalam memperkaya dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia” ujar Alexander Rusli, President Director Indosat.
"Sesuai dengan tema ‘Connected E-conomy’ yang kami angkat tahun ini, pertumbuhan industri digital berdampak dan didukung oleh industri yang terhubung satu sama lain melalui peningkatan adopsi internet" ujar Shinta Dhanuwardoyo selaku CEO dari Bubu.com.
Startups terbaik berhak mengikuti program bootcamp dengan SVA Technology Alliance (SVATA) di Silicon Valley. Semua startup yang terpilih menjadi finalis akan mendapat paket senilai US$30.000 dari FBStart, sebuah program dari Facebook yang bertujuan membantu startups dalam bidang teknologi mobile untuk tumbuh dan memaksimalkan dampak positif yang mereka hasilkan.
(mdk/lar)