Inilah 5 tantangan industri kreatif Indonesia
Industri kreatif perlu lebih bersatu dan saling konsolidasi meski tidak harus dalam bentuk asosiasi
Perkembangan industri kreatif digital di Indonesia sangat signifikan dan tumbuh double digit meski dari sisi kontribusinya baru 3 persen-4 persen.
Meski sudah menunjukkan perkembangan yang signifikan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, menyatakan masih ada lima tantangan bagi industri kreatif digital yang menjadi tanggung jawab pemerintah dan komunitas.
"Pertama, adalah mengembangkan SDM dan teknologi. Untuk itulah sangat penting adanya jaringan dan kolaborasi komunitas kreatif, karena dipastikan akan menghasilkan produk yang jauh lebih baik dan bervariasi daripada jalan sendiri-sendiri," ujar Mari, Rabu (3/7).
Kedua, adalah mendorong penggunaan internet melalui pengembangan konten dan infrastruktur boardband karena Indonesia sebenarnya memiliki potensi yang luar biasa.
Ketiga, lanjut Mari, adalah masalah pembiayaan, mengingat usaha kreatif digital merupakan industri yang intangible atau kasat mata sehingga tidak bisa dihitung dan dinilai oleh pihak perbankan.
Keempat, adalah akses ke pasar. Untuk itulah, tambah Mari, adanya dukungan dari vendor global seperti Google akan sangat membantu UKM kreatif digital untuk dapat memasarkan produknya, termasuk melalui e-commerce.
Terakhir, kata Menteri Parekraf, adalah soal kelembagaan, yang meliputi perlindungan HaKI dan penciptaan iklim yg kondusif mengingat kebanyakan pelaku kreatif adalah UKM, sehingga meski harus punya izin-izin tertentu tapi jangan dipersulit.
Mari menilai pelaku industri kreatif perlu lebih bersatu dan saling konsolidasi meski tidak harus dalam bentuk asosiasi, cukup komunitas saja.