Jangkau 93 persen populasi, XL membangun jaringan telko di Indonesia
XL sebagai operator telekomunikasi ingin memenuhi kewajibannya kepada pemerintah dalam membangun jaringan
Operator seluler ketiga terbesar di Indonesia, XL, menegaskan membangun jaringan telekomunikasi setiap tahun sesuai kewajiban dan Undang-Undang No 36/1999 tentang Telekomunikasi, serta Peraturan Pemerintah No 52/2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi.
Penegasan ini dilontarkan, mengomentari pernyataan Ridwan Effendi, Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi ITB pada Jumat pekan lalu (2/9), bahwa ada keengganan operator seperti Indosat, XL, Tri, dan Smartfren untuk memenuhi kewajiban membangun jaringan telekomunikasi di seluruh pelosok Tanah Air.
-
Mengapa XL Axiata memperluas jaringan XL SATU Fiber di Morowali? Potensi pasar untuk layanan konvergensi di Sulawesi sangat besar karena digitalisasi di semua bidang juga telah menjangkau hingga ke pelosok daerah, termasuk Morowali. Sampai saat ini penetrasi XL Satu telah mencapai sekitar 30%,” ujar dia.
-
Bagaimana XL Axiata mempersiapkan diri untuk memperluas layanan konvergensi? Dalam kerja sama ini, XL Axiata telah menyiapkan perencanaan (planning) dan desain target pasar yang bisa melayani kebutuhan layanan konvergensi (convergence). Sementara itu, Link Net akan melakukan desain jaringan dan kapasitas yang dapat memenuhi kebutuhan target pasar XL Axiata.
-
Apa yang XL Axiata terus perluas di Sulawesi? PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) terus memperluas jaringan Fix Mobile Convergence (FMC) di Sulawesi.
-
Apa yang dibangun XL Axiata di Sulawesi? XL Axiata meresmikan beroperasinya jaringan backbone fiber optic jalur Gorontalo – Palu untuk melayani lonjakan trafik layanan seluler di seluruh Sulawesi dan mendukung layanan internet rumah.
-
Di mana XL Axiata menargetkan perluasan layanan konvergensi? Dalam lima tahun ke depan, kedua pihak akan memperluas cakupan layanan hingga 8 juta home pass.
-
Kapan XL Axiata menargetkan peningkatan penetrasi layanan konvergensi? Dalam lima tahun ke depan, kedua pihak akan memperluas cakupan layanan hingga 8 juta home pass.
"Sesuai UU Telekomunikasi dan PP No 52/2000, setiap operator wajib untuk dapat membangun jaringan sendiri. Informasi pembangunan jaringan XL, kami publikasikan dalam laporan tahunan, yang bisa diakses di www.xl.co.id," ujar Turina Farouk, Vice President Corporate Communications XL Axiata, dalam keterangan pers di Jakarta, Sabtu (10/9).
Menurut Turina, XL sebagai operator telekomunikasi memenuhi kewajibannya kepada pemerintah dalam membangun jaringan. Kemudian melayani kebutuhan layanan telekomunikasi masyarakat dan menyediakan akses telekomunikasi lebih dari 93% populasi Indonesia, seperti diatur dalam perundang-undangan.
"Karena itu, jelas bahwa pernyataan narasumber yang menyatakan 'XL yang melakukan managed service jaringan dengan Huawei. Akibatnya, XL tinggal membayar sewa saja kepada Huawei. Inilah alasan biaya jaringannya lebih murah', merupakan pernyataan menyesatkan," ujarnya.
Berdasarkan kinerja semester I 2016, jumlah stasiun pemancar (BTS) XL mencapai 66.353 unit, naik 22 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Rinciannya, 5.250 BTS 4G, 23.474 BTS 3G, dan 37.629 BTS 2G. Jumlah pelanggannya tercatat 44 juta pengguna, dengan rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) Rp 37.000 per bulan.
Baca juga:
XL sebut lakukan optimasi jaringan demi PON XIX 2016
Genjot layanan 4G, Smartfren gandeng Twitter
Ombudsman dalami laporan FITRA soal penurunan tarif interkoneksi
APJATEL sayangkan penundaan tarif baru interkoneksi
Tarif interkoneksi baru jangan untungkan operator swasta saja