Kibar sebut jalan tol startup lokal 'go global' terbuka lebar
Kibar baru saja menandatangani MoU dengan GSVlabs
Kibar baru saja menandatangani MoU dengan GSVlabs. Kerja sama ini sebagai akselerasi pembinaan usaha rintisan digital.
Langkah ini merupakan kesinambungan dari pertemuan Presiden Joko Widodo dengan beberapa inkubator dan akselerator di Silicon Valley. Sekadar informasi, pertemuan itu disebut-sebut dijembatani oleh CEO Kibar Kreasi Indonesia Yansen Kamto.
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Kenapa perusahaan startup di bidang teknologi dan informasi berbasis internet disebut unicorn? Dalam mitologi Yunani, unicorn adalah hewan langka mirip kuda yang memiliki tanduk di kepala. Kemudian istilah ini diambil untuk menggambarkan perusahaan startup dengan nilai valuasi yang mencapai 1 miliar dollar.
-
Bagaimana Hadinata Batik menggunakan platform digital untuk mengembangkan bisnisnya? Banyak bermunculan brand batik baru di tengah disrupsi digital menjadi tantangan sekaligus motivasi bagi Hadinata Batik untuk terus berkembang. Hadinata Batik pun terus beradaptasi dengan berinovasi membuat model batik yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan serta bergabung di platform digital seperti Tokopedia dan ShopTokopedia guna mempercepat laju bisnis lewat pemanfaatan platform digital.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pendanaan startup nasional ini? PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui entitas Corporate Venture Capital (CVC) MDI Ventures, dan juga Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), berpartisipasi dalam penandatanganan Perjanjian Partisipasi Merah Putih Fund di Jakarta, Senin (4/9).
-
Bagaimana cara IndiBiz mendorong digitalisasi pendidikan? Indibiz, ekosistem solusi digital dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk berkomitmen mendorong digitalisasi pendidikan salah satunya melalui penyelenggaraan Indonesia Digital Learning (IDL).
-
Di mana Sule mengungkapkan keinginannya untuk fokus membangun perusahaan digital? Dalam sebuah wawancara dengan Onadio Leonardo di kanal YouTube The Leonardo's, Sule mengungkapkan keinginannya untuk membesarkan perusahaan digital miliknya.
"Ini merupakan kesinambungan dari kunjungan Jokowi ke Silicon Valley, ketika itu salah satu pihak yang ditemui Jokowi adalah GSVlabs," kata Yansen di kantor pusat GSVlabs, Redwood City, California, Amerika Serikat, dalam keterangannya, Senin (16/05).
Kibar sendiri merupakan perusahaan yang getol membangun ekosistem startup di Indonesia. Kiprah Kibar antara lain bisa dilihat melalui inkubator startup Innovative Academy di Yogyakarta dan Start Surabaya di Surabaya. Kerja sama dengan GSVlabs tersebut merupakan salah satu langkah penting dalam menyukseskan program seribu startup yang telah dicanangkan oleh pemerintah Indonesia.
Selain itu, Kibar juga tengah membangun 10 innovation hub di 10 kota di Indonesia. Nantinya, kata Yansen, kerjasama ini akan berwujud sebuah akselerator startup yang berbasis di Indonesia. Targetnya, akan ada 20 startup Indonesia yang mengikuti program akselerasi selama tiga bulan.
"Bulan pertama program itu akan diadakan di Indonesia, bulan kedua di GSVlabs, Silicon Valley, dan lanjut bulan ketiga kembali di Indonesia," paparnya.
Program akselerasi itu juga dikatakan bakal menggandeng rekanan korporasi di Indonesia. GSVlabs saat ini telah menginkubasi lebih dari 150 perusahaan. Mereka juga merupakan rekanan Google, melalui program Pioneer Accelarator bersama Google Launchpad yang tiap tahunnya mengakselerasi sekitar 60 perusahaan startup. GSVlabs sendiri merupakan bagian dari Global Silicon Valley, yang mencakup perusahaan bernama GSV Asset Management yang berinvestasi di Lyft, Spotify, Facebook dan Snapchat.
"Melalui kerjasama ini, startup Indonesia telah dibukakan akses untuk menjadi pemain global. Pokoknya, jalan tolnya sudah kami siapkan. Tapi pertanyaannya, apakah startup lokal kita sudah merasa pantas jadi pemain global?" pungkas Yansen.
(mdk/bbo)