Kondisi operator masih memprihatinkan
Operator yang tumbuh positif hanya Telkom Group, termasuk Telkomsel di dalamnya
Industri telekomunikasi diprediksi masih memprihatinkan, terutama setelah melihat kinerja operator telekomunikasi tiga besar sepanjang 2013.
Praktis, operator yang tumbuh positif hanya Telkom Group, termasuk Telkomsel di dalamnya, sedangkan Smartfren meskipun masih merugi namun menunjukkan pertumbuhan yang meyakinkan.
"Kinerja operator datar-datar saja, bahkan cenderung menurun seperti XL dan Indosat. Bahkan Indosat harus menderita kerugian," ujar anggota BRTI Nonot Harsono, kepada merdeka.com, Jumat (7/3).
Menurut dia, pemerintah dan regulator masih mencermati apakah kondisi negative dari operator karena kenaikan biaya operasional (Opex), karena kalau dari sisi biaya regulasi, kecenderungannya datar, bahkan bisa turun bila microwave link diganti fiber optic.
Indosat, dalam laporan keuangannya mengungkapkan sepanjang 2013 mengalami kerugian hingga Rp 2,78 triliun, meski secara pendapatan, sebenarnya Indosat meningkat 6,4 persen dari 2012, menjadi Rp 23,8 triliun, dari sebelumnya Rp 22,42 triliun.
Peningkatan beban usaha dan rugi kurs menjadi pemicu tingginya kerugian Indosat, apalagi ditambah dengan beban hutang sebesar Rp 23,93 triliun dengan kewajiban sewa pembiayaan sebesar Rp 3,94 triliun. Beban Indosat makin berat dengan adanya tambahan biaya perkara kasus IM2 sepanjang 2013 yang menguras tenaga dan biaya.
Diperkirakan peningkatan capex untuk modernisasi jaringan dan refarming spektrum akan makin memperlemah keuangan Indosat dalam 1-2 tahun ke depan.
Sementara XL, pendapatan perseroan juga menunjukkan kenaikan pada 2013 dibandingkan dengan 2012. Jika pada tahun 2012 pendapatan perseroan Rp. 20.97 triliun, pada tahun 2013 ini pendapatan XL meningkat tipis menjadi Rp. 21,26 triliun.
Sayangnya, pendapatan yang naik tidak diikuti laba bersih yang justru turun dari Rp 2,76 trliun di 2012 menjadi 'hanya' Rp 1,03 triliun di 2013.
Sama dengan Indosat, penurunan laba bersih disebabkan oleh rugi kurs dan kenaikan beban usaha menjadi Rp. 19,61 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp.16,62 triliun.
Hal sebaliknya dibukukan Telkom dengan catatan laba bersih sampai Rp 14,2 triliun. Dari angka tersebut, pendapatan total Telkom Group mencapai Rp 83 triliun. Ini menegaskan bahwa pasar telekomunikasi Indonesia hingga kini masih dikuasai Telkom secara mutlak.
Pendapatan Telkom yang mencapai Rp 83 triliun itu naik sekitar 7,5 persen dari pendapatan tahun sebelumnya, Pendapatan tersebut ditopang secara penuh oleh pertumbuhan pendapatan usaha Telkomsel sebesar 10,1 persen.