Lazada: 85 persen pengguna smartphone Indonesia punya 10 aplikasi
jumlah aplikasi tersebut wajar mengingat kebiasaan pengguna smartphone yang mengecek smartphone tiap 5 menit sekali
Merdeka.com - CEO Lazada Indonesia, Magnus Ekbom, mengatakan sekitar 85 persen pengguna smartphone di Indonesia memiliki 10-15 aplikasi mobile, dan hingga 10 persen memiliki lebih dari 40 aplikasi.
Magnus berujar, jumlah aplikasi tersebut dianggapnya sangat wajar mengingat kebiasaan para pengguna smartphone selalu mengecek smartphone mereka setiap 5 menit sekali. Bahkan, bisa dikatakan 50 persen orang Indonesia mengecek smartphonenya bisa 100 hingga 200 kali per hari.
-
Bagaimana Lazada membantu pelaku UMKM untuk lebih mudah beradaptasi dengan fitur digital? Selain itu, Lazada juga memberikan pendampingan sekaligus pelatihan kepada para penjual baru selama 90 hari pertama sejak bergabung di Lazada. Program khusus ini dapat membantu para penjual baru, termasuk para pelaku UMKM, agar lebih mudah beradaptasi dengan beragam fitur digital, sehingga lebih siap menjalankan bisnisnya di Lazada.
-
Apa yang dilakukan AHA Commerce untuk membantu brand lokal di Lazada? “Kami memahami bahwa era digital saat ini menawarkan potensi tanpa batas bagi pelaku bisnis, namun di sisi lain juga menghadirkan tantangan besar bagi mereka yang belum memiliki pemahaman mendalam soal lanskap bisnis online. Keberadaan AHA Commerce dimulai dari keinginan kami untuk membantu brand dan penjual lokal yang ada di Indonesia untuk bisa mencapai potensi bisnis optimalnya di dunia digital,” kata Stephen Lawrence, Founder dan CEO AHA Commerce.
-
Bagaimana AHA Commerce membantu brand lokal meningkatkan penjualannya di Lazada? Di sisi yang lain, AHA Commerce juga turut menyediakan layanan menyeluruh bagi brand lokal di Lazada yang ingin meningkatkan penjualan, mulai dari pengelolaan toko online, penyediaan gudang dan fasilitas pengepakan pesanan, program pemasaran, hingga layanan pelanggan.
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Bagaimana Hadinata Batik menggunakan platform digital untuk mengembangkan bisnisnya? Banyak bermunculan brand batik baru di tengah disrupsi digital menjadi tantangan sekaligus motivasi bagi Hadinata Batik untuk terus berkembang. Hadinata Batik pun terus beradaptasi dengan berinovasi membuat model batik yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan serta bergabung di platform digital seperti Tokopedia dan ShopTokopedia guna mempercepat laju bisnis lewat pemanfaatan platform digital.
-
Kapan Vanda mulai berbisnis di Lazada? Vanda yang mengaku tidak pernah memiliki latar belakang atau pengalaman bisnis memulai perjalanan usahanya di tahun 2018 dengan menjual tas di Lazada.
"Kami juga melihat berdasarkan dari survei tersebut, masyarakat Indonesia biasanya mengunduh aplikasi baru setiap bulannya. Di mana 50 persen dari mereka 3-5 aplikasi yang diunduh merupakan aplikasi belanja online," ujarnya saat memaparkan hasil survei tersebut di Jakarta, Senin (22/2).
Pesatnya perkembangan teknologi aplikasi mobile tersebut, lantaran adanya kemunculan tren-tren terbaru seperti belanja online.
"Pertumbuhan aktivitas digital terus mengalami peningkatan di mana hal tersebut berdampak pada industri ekonomi digital. Tumbuhnya itu didorong juga oleh pertumbuhan yang luar biasa dari penggunaan konten aplikasi di smartphone," terangnya.
Baca juga:
Lazada jalankan strategi baru untuk dekati konsumen
Pengamat sebut Rakuten mundur lantaran tak tahu tren Indonesia
Industri e-commerce sambut baik perekonomian digital
Rakuten hengkang dari Indonesia
Situs jual beli online dinilai laik melantai di bursa