Yeti, Makhluk Mitos Raksasa yang Ternyata Hanya Seekor Beruang
Makhluk mitos raksasa Yeti ternyata cuma seekor beruang. Jika Anda pernah dengar legenda tentang makhluk yang hanyalah mitos yakni Yeti yang mengerikan, para ilmuwan akhirnya memastikan kalau sebenarnya makhluk tersebut hanyalah seekor beruang.
Jika Anda pernah dengar legenda tentang makhluk yang hanyalah mitos yakni Yeti yang mengerikan, para ilmuwan akhirnya memastikan kalau sebenarnya makhluk tersebut hanyalah seekor beruang.
Melansir The Verge, tes DNA menyebut bahwa spesimen rambut dan gigi yang diduga milik makhluk yang diduga Yeti, ternyata membuktikan tidak eksisnya Yeti di dunia ini.
-
Apa yang dimaksud dengan mitos? Mite atau mitos adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Yunani muthos yang secara harfiah bermakna sebagai cerita atau sesuatu yang dikatakan orang. Dalam arti yang lebih luas bisa bermakna sebagai suatu pernyataan, di samping itu mitos juga dipadankan dengan kata mythology dalam bahasa Inggis yang memiliki arti sebagai suatu studi atas mitos atau isi mitos.
-
Apa itu mitos? Mitos adalah kepercayaan yang diceritakan secara turun temurun. Mitos, sebagai warisan kultural yang telah melintasi generasi dan peradaban, tetap menjadi elemen tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Fenomena ini telah menciptakan narasi-narasi yang kaya akan simbolisme, makna, dan pandangan dunia.
-
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan mitos? Mitos merupakan cerita atau keyakinan yang menjadi bagian dari budaya masyarakat dan seringkali diwariskan dari generasi ke generasi.
-
Kapan mitos biasanya muncul? Mitos biasanya disampaikan secara lisan dari generasi ke generasi dan sering tidak memiliki bukti fisik yang bisa diverifikasi.
-
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan cerita mitos? Ceria mitos adalah cerita fiktif atau khayalan yang dianggap benar oleh masyarakat.
Para ilmuwan menganalisis sembilan sampel DNA Yeti, dan membandingkannya dengan 15 sampel genetik dari DNA beruang cokelat.
Delapan dari DNA Yeti yang diteliti ternyata hanyalah beruang lokal, dan sampel kesembilan, bahkan bukanlah makhluk hidup karena hanyalah boneka beruang dengan gigi anjing yang diawetkan.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of Royal Society B ini, melalui sang penulis bernama Charlotte Lindqvist dari Buffalo University, menyebut bahwa jika ada orang yang pernah melihat Yeti di Tibet, berarti dia hanya beruang Tibet.
Jika pernah melihat Yeti di Himalaya, berarti dia melihat beruang Himalaya. Sesederhana itu.
Yeti Tidak Ada?
Ini bukan kali pertama tes DNA justru membungkan bukti adanya Yeti.
Beberapa tahun yang lalu, ahli genetika Oxford University bernama Bryan Sykes menganalisis sampel Yeti dari seluruh dunia, dan menemukan bahwa DNA-DNA tersebut berasal dari rakun, sapi, domba, bahkan manusia.
Sebelumnya, profesor ahli genetika asal Universitas Oxford, Bryan Sykes, berpendapat jika helai rambut yang ia teliti, yang diyakini orang sebagai Yeti, sangat identik dengan fosil beruang berumur 40 ribu tahun.
Salah satu bulu yang berwarna coklat kemerahan ditemukan di 'sarang' Yeti di hutan bambu di Bhutan sepuluh tahun yang lalu. Sedangkan satu bulu lain berasal dari perbatasan India dan Tibet 40 tahun yang lalu. Bedanya, bulu yang kedua berwarna coklat keemasan.
Menariknya, Profesor Sykes menambahkan terdapat kemungkinan cukup tinggi jika makhluk-makhluk mirip nenek moyang beruang itu kini masih mendiami sudut-sudut pegunungan Himalaya.
(mdk/idc)