Mengenang 3 raksasa teknologi dunia yang sempat berjaya
Ketiga perusahaan ini terpuruk setelah terlambat beradaptasi dan berinovasi
Bisnis teknologi memang dinamis. Perubahan sangat cepat sekali, sehingga jika tak bisa berinovasi, maka hancurlah mereka.
Faktor terlambat berinovasi dan terlalu sayang pada produk sendiri kerap menjadi faktor utama sebuah raksasa teknologi dikalahkan oleh perusahaan 'rising star' yang terbuka akan perubahan.
-
Apa yang menjadi kekhawatiran Jokowi tentang penggunaan perangkat teknologi di Indonesia? Jokowi prihatin atas dominasi impor dalam penggunaan perangkat teknologi di Indonesia, dengan nilai impor yang mencapai lebih dari Rp30 triliun. Hal itu disampaikan Jokowi saat meresmikan Indonesia Digital Test House (IDTH) di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT), Kota Depok, Jawa Barat Selasa, (7/5). "Ini sayangnya perangkat teknologi dan alat komunikasi yang kita pakai masih didominasi barang-barang impor dan nilai defisit perdagangan sektor ini hampir 2,1 miliar US Dollar lebih dari 30 triliun Rupiah," ujarnya.
-
Bagaimana teknologi masa depan digambarkan mengubah Jakarta? Isi video tersebut seolah ingin menceritakan, bahwa teknologi masa depan akan masuk dan mengubah bentuk Jakarta bukan hanya sekedar menjadi kota metropolitan, melainkan sebagai kota yang futuristik penuh kecanggihan teknologi.
-
Apa yang dimaksud dengan perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia. Teknologi telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain.
-
Apa saja contoh teknologi yang termasuk dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi? Contoh dari TIK termasuk komputer, telepon genggam, internet, media sosial, dan perangkat penyimpanan data.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Bagaimana Singapura menjadi pusat perkembangan teknologi di Asia Tenggara? "Dari perspektif geografis, Singapura adalah basis yang baik bagi perusahaan teknologi yang ingin memasuki Asia Tenggara dan pasar APAC lainnya," jelasnya.
Korbannya pun beragam, mulai dari produsen gadget hingga penyedia layanan digital yang sempat berjaya pun akhirnya jatuh. Berikut tiga perusahaan teknologi dunia ternama yang sempat bangkrut setelah memperoleh zaman keemasannya.
Wang Laboratories
Wang Laboratories adalah perusahaan kalkulator terkenal yang bercabang ke pengolah kata elektronik. Perusahaan ini menandai kejayaanya pada tahun 1970-an.Â
Wang mengembangkan pengolah kata sistem operasi canggih untuk mencocokkan hardware pada saat itu. Bahkan, Wang sempat mengaku lebih inovatif ketimbang IBM, salah satu raksasa teknologi 'uzur' yang sampai sekarang masih bertahan.
Perusahaan tertinggal ketika teknologi mengambil lompatan besar ke depan. Ketika itu IBM membuat PC yang jauh lebih baik ketimbang sistem operasi Wang, mengandalkan penggabungan banyak aplikasi di satu perangkat.
Wang pun mencoba untuk bangkit, tetapi keputusan Wang untuk memproduksi perangkat lunak pengolah kata yang terintegrasi pada PC terlambat. Wang akhirnya bangkrut di tahun 1992.
Kodak
Lebih dari satu abad lalu, Kodak hadir dan memperkenalkan fotografi ke masyarakat di dunia melalui produknya. Bahkan, Neil Amstrong pernah menggunakannya saat menginjakkan kaki di bulan pada tahun 1969.
Namun sayangnya, perusahaan ini gagal lantaran tak bisa beradaptasi dengan perubahan yang begitu cepat. Apalagi kalau bukan mengikuti tren digital.
Dalam beberapa tahun terakhir, pimpinan perusahaan gagal memulihkan keuntungan tahunan. Kas yang terus terkuras membuat Kodak kesulitan memenuhi kewajibannya terhadap karyawan dan pensiunannya.
Namun, kini Kodak berusaha bangkit kembali mengejar ketertinggalan. Salah satunya dengan memproduksi smartphone.
Napster
Jika sering mendengar fakta tentang industri musik yang saat ini sedang terpuruk, mungkin Napster adalah salah satu yang bisa âdisalahkanâ.Â
Melalui layanan peer-to-peer, Napster menawarkan cara baru untuk berbagi musik. Napster memungkinkan  penggunanya mendownload musik dari pengguna lain dengan  mudah. Layanan ini  membuat tingkat pembajakan musik makin besar dan merugikan industri musik pada saat itu.
Dalam waktu kurang dari setahun, pengguna Napster sudah melewati 25 juta dan naik menjadi 70 juta pada tahun 2001.Â
Pada tahun 2000 Â Napster ditutup karena tuntutan dari kalangan industri musik dan film, memaksa Napster mengubah model bisnis dan menghentikan fasilitas sharing-nya. Pada akhirnya, Napster dinyatakan bangkrut pada bulan Juni 2002.
Namun industri musik dan film belum bisa benar-benar pulih hingga saat ini.
(mdk/bbo)