Motorola akan buat ponsel yang bisa dibongkar pasang
Segala hal dalam ponsel ini bisa dikustomisasi oleh penggunanya.
Inovator ponsel dunia, Motorola, yang kini jadi anak usaha Google kembali meluncurkan sebuah inovasi dalam dunia perangkat mobile. Mereka memperkenalkan Project Ara yang mengembangkan teknologi ponsel bongkar pasang.
Seperti yang dilansir oleh Reuters (29/10), proyek ini membolehkan siapa saja untuk memilih komponen apapun yang mau mereka pasang dalam perangkat mereka. Dengan begitu, tiap ponsel akan lebih sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
-
Apa yang dimaksud dengan ponsel lipat? Seperti namanya, ponsel lipat dapat diartikan sebagai ponsel cerdas yang memiliki layar yang dapat dilipat menjadi dua. Ini memungkinkan pengguna untuk memiliki perangkat dengan ukuran layar yang lebih besar namun tetap dapat dilipat menjadi ukuran yang lebih kecil dan portabel.
-
Apa makna dari kata "mobil" ? Kata "mobil" memiliki dua arti, yakni kendaraan dan kemampuan untuk bergerak dengan mudah.
-
Mobil seperti apa yang dikendarai Cinta? Dalam sebuah unggahan Instagram, Cinta terlihat memukau saat mengendarai mobil atap terbuka berwarna merah, memancarkan aura berani dan kuat yang mengingatkan pada karakter Letty dari film FAST AND FURIOUS.
-
Apa itu Mobil Ketek? Mobil Ketek sendiri bentuknya seperti mobil berbodi jip, kemudian dengan tambahan aksen kayu. Transportasi tersebut populer pada tahun 1960-1980-an.
-
Mobil apa saja yang bisa dibeli dengan anggaran sekitar Rp70 jutaan? Berikut deretan mobil dengan harga Rp70 jutaan. Yuk simak! Bagi masyarakat yang ingin memiliki kendaraan roda empat namun memiliki anggaran terbatas, membeli mobil bekas bisa menjadi pilihan yang tepat.
-
Bagaimana kata "mobil" muncul di Indonesia? Penggunaan istilah "mobil" dalam bahasa Indonesia dimulai sejak kendaraan bermotor masuk ke tanah air.
Untuk langkah pertama, Motorola berencana membuat eksoskeleton atau frame utama yang mampu menyimpan bermacam modul mulai dari prosesor, baterai, hingga memori. Semua modul ini tentunya disediakan dalam berbagai besaran tergantung selera penggunanya.
"Tujuan kami adalah untuk membuat hubungan yang lebih bermakna, ekspresif, dan terbuka antara pengguna, pengembang, dan ponselnya. Caranya dengan memberikan kekuatan yang Anda inginkan, seperti apa bentuknya, dan dari bahan apa atau berapa harganya, dan bagaimana Anda dapat menggunakannya," tulis Motorola dalam blognya.
Konsep seperti ini sebenarnya sudah diperkenalkan pertama kali oleh Dave Hakkens, desainer asal Belanda. Pada September silam, dirinya memperkenalkan Phonebloks sebagai konsep ponsel yang bisa dibongkar pasang tiap komponennya tergangung selera pengguna.
Motorola sendiri mengaku telah mengembangkan teknologi tersebut sejak setahun lalu. Jadi, bisa disimpulkan kalau Phonebloks dan Project Ara adalah dua hal yang berbeda.