Soal OTT Global, Menkominfo: Jangan ajak \'perang\' langsung
Menkominfo berpendapat dibutuhkan strategi yang matang untuk menghadapi OTT raksasa
Dalam kunjungan ke Amerika Serikat pada 25 Oktober 2015 nanti, Presiden RI Jokowi berencana akan menemui bos-bos perusahaan teknologi raksasa di sana, termasuk Over The Top (OTT) seperti Facebook dan lain sebagainya.
Di sisi lain, Ketua Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Alexander Rusli, berharap kedatangan Jokowi ke AS mampu menjembatani antara operator telekomunikasi dan OTT yang saat ini masih menjadi polemik soal sharing benefit.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? “Ada peningkatan sebesar 1,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Muhammad Arif, Ketua Umum APJII. Menariknya, dari jumlah tersebut, pengguna internet didominasi oleh satu kelompok saja. Maksud dari kelompok ini adalah orang-orang dengan rentang usia tertentu yang “menguasai” jagad internet Tanah Air. Siapa mereka? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Mengapa industri telekomunikasi di Indonesia terus berkembang? Pada tahun 2021, sektor informasi dan komunikasi menyumbang sekitar Rp 748,75 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
-
Apa yang mau dilakukan Menkominfo untuk meningkatkan kecepatan internet di Indonesia? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan pemerintah memberikan perhatian khusus mengenai kecepatan internet. Menurutnya, kecepatan internet Indonesia masih rendah dengan angka 24,9 Mbps. Angka itu bawah Philipina, Kamboja, dan Laos, menurutnya Indonesia hanya unggul dari Myanmar dan Timor Leste di kawasan Asia Tenggara.
-
Kenapa internet cepat penting? Internet yang cepat dapat membantu berbagai hal dalam hidup seseorang, mulai dari hal rekreasi hingga dalam bidang profesi.
-
Apa yang dilakukan Telkomsel dan Google dalam kerja sama ini? Kerja sama ini bertujuan meningkatkan pengalaman komunikasi pelanggan dan menyajikan solusi pesan singkat yang lebih canggih. Telkomsel mengumumkan kemitraan strategis dengan Google untuk menghadirkan layanan Rich Communication Services (RCS) dengan Rich Business Messaging (RBM).
-
Bagaimana Telkom menghadapi evolusi dunia telekomunikasi? “TelkomGroup telah market leader di Indonesia, namun kita harus melakukan ekspansi bisnis di kawasan untuk dapat memenangkan market yang lebih besar," katanya.. Untuk itu, mereka menetapkan strategi Five Bold Moves yang sejalan dengan tren global untuk mengantisipasi kondisi market telco Indonesia dimana layanan legacy kian stagnan dan menurun. Fokus strategi tersebut pada digital connectivity, digital platform, digital services.
"Banyak konten yang dipakai pelanggan-pelanggan di smartphone yang banyak berasal dari Amerika Serikat. Kita berharap ada kerja sama lebih banyak lagi. OTT player terutama, supaya bisa sharing benefit," katanya belum lama ini.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, pun berkomentar soal itu. Menurutnya, untuk langsung berhadapan dengan OTT global seperti mereka agak sulit. Pasalnya, kehadiran mereka juga tak bisa dilarang.
"Waktu itu, memang kita lagi cari cara soal itu. Kita tidak bisa melarang mereka masuk Indonesia. Yang bisa lakukan adalah mendorong adanya OTT nasional. Gak boleh naif ajak perang langsung," tuturnya di Jakarta, Selasa, kemarin (20/10).
Kata dia, dibutuhkan strategi yang matang untuk menghadapi OTT raksasa. Salah satunya adalah dengan cara operator telekomunikasi bekerjasama dengan OTT nasional.
Namun, hingga saat ini progress kerjasama dengan OTT nasional belum ada kabar yang lebih menggembirakan lagi. Masih sebatas di ranah pemilihan OTT nasional tersebut. Kabarnya, ada 4 sampai 5 OTT nasional yang akan bekerjasama dengan operator telekomunikasi.
"Pihak ATSI sudah siapkan kriterianya. Tanyakan ke pihak ATSI," jelasnya.
Selain itu, pria yang akrab disapa Chief RA ini, juga menyatakan memantau terus diskusi di Europe Commission di Eropa terkait OTT Internasional. Europe Commission di Eropa sedang melihat kemungkinan OTT internasional menjadi subjek lisensi. Seperti halnya operator telekomunikasi.
"Dalam hal ini Europe Commission, mereka akan menerapkan lisensi untuk OTT di Eropa. Tapi itu masib tarik ulur. Saya sedang pantau terus soal diskusi itu," katanya.
Sebagaimana diketahui, dia pernah berujar jika Europe Commission mengetuk palu adanya subjek lisensi bagi OTT, maka ia mengatakan Indonesia secepatnya akan mengikuti langkah mereka.
"Kalau Eropa 2016 menerapkan, kita akan ikut. Secepatnya gak perlu tahun 2017. Saya juga akan siapkan kerangka peraturannya. Bahwa itu nanti aturannya berbentuk Peraturan Menteri (Permen) atau apa belum tahu. Tapi begitu mereka terapkan kita ikuti," ujarnya.
Baca juga:
Bukan untuk bisnis, balon internet Google sekadar uji coba
XL percepat pelunasan pinjaman dari Bank UOB dan Standard Chartered
Indosat genjot startup Indonesia lewat Ideabox
XL bikin sistem informasi bus digital buat Damri
Ini rekam jejak XL selama 19 tahun