Pengguna internet Indonesia 2016 mencapai 132,7 juta
Pengguna internet Indonesia 2016 mencapai 132,7 juta. APJII merilis survei jumlah pengguna internet di Indonesia untuk tahun 2016. Dalam hasil survei tersebut, jumlah pengguna internet di Indonesia semakin meningkat. Tahun 2016 meningkat 14,4 persen dari 2014, menjadi 132,7 juta pengguna.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) baru saja merilis survei jumlah pengguna internet di Indonesia untuk tahun 2016. Dalam hasil survei tersebut, terungkap jika jumlah pengguna internet di Indonesia semakin meningkat. Jika pada tahun 2014 lalu pengguna internet 88,1 juta, tahun 2016 meningkat 14,4 persen atau menjadi 132,7 juta pengguna.
"Pertumbuhan rata-rata berada di mobile. Ini karena kalau kita lihat rata-rata orang memiliki lebih dari satu ponsel. Akses internet paling mudah juga di mobile. Kita mau melakukan aktivitas apa sekarang di mobile, misalnya baca e-mail," ujar Ketua Umum APJII, Jamalul Izza di Jakarta, Senin (24/10).
-
Bagaimana cara APJII menghitung penetrasi internet di Indonesia? Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis survei penetrasi internet Indonesia 2024. Hasil surveinya itu menunjukan jumlah pengguna internet mencapai 221 juta dari 278 juta jiwa penduduk negeri ini. Praktis, tingkat penetrasi pengguna internet di Indonesia telah mencapai 79.5 persen dari total populasi.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? “Ada peningkatan sebesar 1,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Muhammad Arif, Ketua Umum APJII. Menariknya, dari jumlah tersebut, pengguna internet didominasi oleh satu kelompok saja. Maksud dari kelompok ini adalah orang-orang dengan rentang usia tertentu yang “menguasai” jagad internet Tanah Air. Siapa mereka? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Mengapa APJII tertarik untuk meneliti akses internet di daerah 3T? Penyebaran internet di daerah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T) terus mengalami perkembangan yang signifikan.
-
Apa yang diteliti oleh APJII? Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis survei penetrasi internet Indonesia 2024. Hasil surveinya itu menunjukan jumlah pengguna internet mencapai 221 juta dari 278 juta jiwa penduduk negeri ini. Praktis, tingkat penetrasi pengguna internet di Indonesia telah mencapai 79.5 persen dari total populasi.
-
Kenapa internet cepat penting? Internet yang cepat dapat membantu berbagai hal dalam hidup seseorang, mulai dari hal rekreasi hingga dalam bidang profesi.
-
Apa peran utama internet dalam pergolakan politik Indonesia saat Presiden Soeharto lengser? Ruang virtual ini menjadi satu-satunya tempat ‘aman’ membahas pergolakan politik Indonesia. Sebab, saat itu arus informasi dikontrol penuh oleh rezim mulai dari media cetak hingga televisi.
Merujuk dari data terbaru itu, sebanyak 92,8 juta pengguna mengakses internet memang melalui mobile. Meskipun jumlah pengakses internet banyak yang menggunakan mobile, namun menariknya jumlah pengguna yang memanfaatkan warung internet juga masih tinggi, mencapai 2,1 juta.
Hasil riset terbaru itu pun menunjukkan penetrasi internet ini sudah mencapai 51,8 persen dari total populasi. Sebagian besar memang masih terkonsentrasi di Pulau Jawa yang mencapai 65 persen atau sekitar 86,5 juta pengguna. Maluku dan Papua menjadi kawasan dengan tingkat penetrasi terendah yang hanya 2,5 persen dari total populasi.
APJII tentu tak sendirian dalam melakukan survei ini. Asosiasi yang berdiri sejak tahun 1996 ini menggandeng Lembaga Polling Indonesia (LPI). Bagaimana dengan metodologinya? Metodologinya adalah dengan melakukan tatap muka dengan metode multi step random sampling yang dilakukan secara bertahap.
Dikatakan Analis dari LPI Yonda Nurtakwa, tahap pertama survei dilakukan dengan melihat penetrasi pada 1.250 sampel pada periode 1-11 Juni 2016. Kemudian, hasil dari survei tersebut digunakan untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya. Adapun survei berikutnya melihat perilaku pengguna. Pengambilan sampelnya secara random pada 2.000 orang. Pengambilan kedua sampel tersebut disesuaikan dengan prosentase jumlah penduduk di suatu daerah.
"Jadi kalau provinsi di Jawa, kebetulan populasinya besar, jadi sampel yang diambil lebih banyak. Berbeda dengan daerah di Kalimantan, Sulawesi, atau Maluku," jelasnya.
Baca juga:
AR Group, anak bangsa yang berkancah di teknologi AR dunia
Mana yang lebih baik, pesawat besar atau pesawat kecil?
Ini deretan headphone premium yang dirilis Sennheiser!
Kecanggihan Volta, helikopter listrik buatan Prancis
Melihat lebih dekat pesawat penjelajah Mars, Schiaparelli
Ini senjata baru kepolisian 13 negara untuk perangi ransomware