Popularitas smartwatch kini kalahkan mewahnya arloji Swiss
Ketika peminat smartwatch sedang tinggi-tingginya, justru peminat arloji Swiss makin menurun.
Banyak sekali hal yang perlahan mulai hilang tergerus teknologi. Bahkan sesuatu yang legendaris pun tak selalu bisa bertahan.
Salah satu contohnya adalah arloji dari Swiss yang sangat terkenal. Dilansir dari Cnet (18/2), kini mereka punya saingan baru yang lebih populer, yakni smartwatch.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Kenapa Jakarta semakin macet? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
-
Apa yang terjadi pada pemobil wanita di Jakarta Selatan? Sebuah video memperlihatkan seorang wanita dibuntuti oleh rombongan begal. Kejadian tersebut terjadi di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.Wanita berkerudung yang baru saja keluar dari minimarket diikuti oleh pemotor yang berusaha untuk menghentikan mobilnya.
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
Menurut sebuah lembaga riset pasar bernama Strategy Analytics, di tiga bulan terakhir 2015, jumlah pengiriman secara global dari smartwatch mengalahkan jumlah pengiriman dari arloji Swiss. Ini menandakan pertama kalinya sebuah aksesoris canggih mengalahkan mewah dan legendarisnya sebuah arloji Swiss. Menurut lembaga itu juga, Apple adalah perusahaan yang mendominasi pasar smartwatch saat ini, sekaligus yang membawa aksesoris canggih pada arus tren.
Ketika peminat smartwatch sedang tinggi-tingginya, justru peminat arloji Swiss makin menurun. Hal ini dikarenakan produsen arloji Swiss enggan untuk merangkul teknologi sebagai bagian dari produknya. Masyarakat pun lebih memilih arloji yang dapat melakukan panggilan, membalas email, bahkan memeriksa tekanan darah, ketimbang arloji yang hanya sekedar terlihat mewah.
Angka menyusutnya pengiriman smartwatch sebenarnya tidak seberapa signifikan, yakni di angka 5 persen. Namun di waktu yang sama, angka pengiriman smartwatch naik 316 persen. Hal ini menandakan lambatnya reaksi para produsen arloji Swiss terhadap dikembangkannya smartwatch.
Jalur yang berbeda diambil oleh perusahaan arloji legendaris, Tag Heuer. Pada November lalu, produsen asal Swiss tersebut merilis Connected Watch, sebuah smartwatch mewah yang menggunakan sistem Android Wear. Meski demikian, Connected Watch hanya tercatat digunakan oleh 1 persen pengguna smartwatch secara global. Sangat jauh dibanding Apple yang digunakan 63 persen, serta Samsung yang digunakan 16 persen.
Meski tak bisa dipungkiri bahwa smartwatch adalah produk papan atas dari teknologi aksesoris, bagaimanapun fitur dari sebuah smartwatch tidak akan sebaik gadget biasa. Masyarakat ternyata membeli smartwatch karena sisi estetika dan fashion, bukan teknologi. Tak cukup dengan fashion dan estetika, masyarakat juga menginginkan sedikit kecanggihan dibalik keindahan tersebut.
Baca juga:
Laris manis, smartwatch jadi tren gaya hidup baru
8 Smartwatch ini jadi favorit di 2016
Awas, smartwatch juga bisa kena retas!
Saat tes, mahasiswa baru di kampus ini tak boleh pakai jam tangan
Apple Watch bakar tangan pria paruh baya asal Denmark