Sampai kapan kita jadi 'sapi perah' raksasa teknologi asing?
Hingga kini, tak ada satu pun data center perusahaan internet dunia yang masuk Indonesia.
Indonesia nampaknya memang tak pernah mendapatkan tempat spesial bagi para perusahaan teknologi besar dunia. Meskipun menyimpan potensi yang besar, tak ada satu pun dari perusahaan tersebut yang niat untuk tumbuh bersama dengan penggunanya di tanah air.
Contoh kasus seperti ini sudah banyak. Seolah saling sepakat, banyak perusahaan teknologi besar seperti Facebook, BlackBerry, hingga Google yang menganggap Indonesia dan penduduknya sebagai 'sapi perahan' saja, yang jika habis manis sepah dibuang.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? “Ada peningkatan sebesar 1,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Muhammad Arif, Ketua Umum APJII. Menariknya, dari jumlah tersebut, pengguna internet didominasi oleh satu kelompok saja. Maksud dari kelompok ini adalah orang-orang dengan rentang usia tertentu yang “menguasai” jagad internet Tanah Air. Siapa mereka? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Kenapa internet cepat penting? Internet yang cepat dapat membantu berbagai hal dalam hidup seseorang, mulai dari hal rekreasi hingga dalam bidang profesi.
-
Dimana internet pertama kali diakses di Indonesia? Perkembangan akses internet di Indonesia dimulai dengan kelahiran protokol IP pertama pada tahun 1988.
-
Apa saja yang membuat orang-orang di Indonesia susah akses internet? Berikut adalah negara-negara di dunia yang warganya belum terkoneksi internet: India: 683.707.000 jiwaChina: 336.416.000 jiwaPakistan: 131.801.000 jiwaNigeria: 123.428.000 jiwaEthiopia: 103.290.000 jiwaBangladesh: 96.473.000 jiwaIndonesia: 93.401.000 jiwaRepublik Demokratik Kongo: 75.612.000 jiwaTanzania: 46.600.000 jiwaUganda: 35.946.000 jiwa
-
Apa peran utama internet dalam pergolakan politik Indonesia saat Presiden Soeharto lengser? Ruang virtual ini menjadi satu-satunya tempat ‘aman’ membahas pergolakan politik Indonesia. Sebab, saat itu arus informasi dikontrol penuh oleh rezim mulai dari media cetak hingga televisi.
-
Apa yang mau dilakukan Menkominfo untuk meningkatkan kecepatan internet di Indonesia? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan pemerintah memberikan perhatian khusus mengenai kecepatan internet. Menurutnya, kecepatan internet Indonesia masih rendah dengan angka 24,9 Mbps. Angka itu bawah Philipina, Kamboja, dan Laos, menurutnya Indonesia hanya unggul dari Myanmar dan Timor Leste di kawasan Asia Tenggara.
Baru-baru saja misalnya, Google melalui perwakilannya di Indonesia menolak untuk mendirikan data center di negeri ini. Dikatakan, hal ini tak memberikan manfaat bagi mereka sama sekali.
"Benefitnya apa?," kata Rudy Ramawi selaku Country Manager Google Indonesia saat dikonfirmasi mengenai apakah Google akan menempatkan server dan data center di Indonesia, Rabu (3/7).
Pernyataan seperti di atas tentunya sangat menyayat hati. Padahal, kalau dipikirkan lebih lanjut, dengan jumlah pengguna internet yang besar, Indonesia adalah pasar yang sangat potensial bagi Google.
Ketika Google mencoba mendekatkan layanannya dengan membangun perwakilan di sini, malah permintaan dari pemerintah ditolak mentah-mentah.
Sebelumnya, pernyataan serupa namun tak begitu pedas juga dilontarkan oleh Facebook terhadap Indonesia. Charlene Chian, Kepala Bagian Komunikasi Facebook untuk wilayah Asia Pasifik, mengatakan bahwa pihaknya belum memiliki rencana untuk mendirikan kantor resmi di Indonesia.
"Kami memang belum memiliki rencana untuk membangun kantor di Indonesia," ujar Chian.
Untuk BlackBerry pun sama. Sebagai satu dari tiga negara dengan pengguna BlackBerry terbanyak dunia, BlackBerry seolah hanya ingin mengambil untung saja di sini.
Permintaan Kementerian Telekomunikasi dan Informatika yang mewajibkan pembangunan pusat data di dalam negeri masih juga belum dilayani oleh BlackBerry. Hingga kini, ketika layanan BBM (BlackBerry Messenger) ngadat misalnya, kita seolah tak bisa berbuat apa-apa.
Padahal, untuk dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia, BlackBerry menggunakan jaringan yang dimiliki beberapa operator seluler tanah air.
Hal tersebut di atas bertolak belakang dengan ketentuan pemerintah yang mewajibkan penyelenggara sistem elektronik untuk menempatkan data center di wilayah Indonesia seperti diatur dalam PP No. 82/2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.
"Kalau data center ada di luar negeri, maka akan sulit bila ada kasus penegakan hukum, terutama dalam hal pencarian datanya. Penegak hukum tidak dapat mengambilnya secara fisik karena masuk ke negara lain," kata Dirjen Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ashwin Sasongko.
Ashwin mengatakan penempatan pusat data di wilayah Indonesia berlaku bagi penyelenggara sistem elektronika yang beraktivitas transaksi di Indonesia, baik perusahaan baru atau perusahaan lama.
(mdk/nvl)