Samsung tetap jadi raja Android yang perkasa
Samsung pun masih 'memonopoli' pasar yang sangat ramai ini.
Siapa yang pantas menjadi rajanya Android? Jika Anda menjawab Google, jawabannya salah.
Seperti yang dilansir oleh Insider Monkey (16/5), meskipun memiliki hak paten dan pengembangan platform perangkat pintar paling laris di dunia, nyatanya Google tak mampu disebut sebagai penguasa dari platform ini. Samsung-lah yang lebih cocok disematkan gelar ini.
-
Mengapa Samsung memperluas fitur Galaxy AI ke smartphone lainnya? “Samsung memiliki visi besar dalam memperluas penggunaan Galaxy AI di kehidupan sehari-hari konsumennya. Kami perluas ke Samsung Galaxy smartphone lainnya,”
-
Siapa yang mengatakan bahwa Samsung akan memperluas fitur Galaxy AI? Lo Khing Seng, Head of MX Business Samsung Electronics Indonesia mengatakan pihaknya memiliki visi besar dalam memperluas penggunaan Galaxy AI di kehidupan sehari-hari konsumennya.
-
Apa yang membuat beberapa perangkat Samsung tetap rentan terhadap ancaman keamanan? Sayangnya, kondisi ini membuat beberapa perangkat yang tidak termasuk dalam jadwal pembaruan bulanan tetap rentan.
-
Bagaimana cara Samsung Galaxy AI membantu dalam meningkatkan komunikasi dan produktivitas? Samsung Galaxy AI menawarkan fitur yang mempermudah komunikasi dan meningkatkan produktivitas. Salah satu fitur utamanya adalah terjemahan panggilan real-time yang menghilangkan hambatan bahasa dalam percakapan telepon. Hal tersebut juga berlaku untuk aplikasi perpesanan seperti WhatsApp dan Instagram. Selain itu, Galaxy AI menyediakan mode penerjemah untuk interaksi tatap muka, mentranskripsikan percakapan secara real-time.
-
Apa saja produk yang akan diluncurkan Samsung malam ini? Mengutip PhoneArena, Rabu (10/7), Samsung kali ini meluncurkan beragam penawaran, mulai dari ponsel lipat dan jam tangan pintar hingga cincin pintar dan earbud.
-
Mengapa Samsung percaya bahwa Galaxy AI akan mengubah cara pengguna berpikir tentang ponsel? “Teknologi mobile memiliki kekuatan luar biasa untuk mendukung hubungan, produktivitas, kreativitas, dan banyak lagi untuk orang-orang di seluruh dunia, tetapi hingga saat ini, kami belum melihat mobile AI memicu hal tersebut dengan cara yang benar-benar berarti.
Hal ini terungkap dalam sebuah laporan yang dipublikasikan oleh Strategy Analytics (SA) baru-baru saja. Dengan mengukur tingkat persebaran keuntungan dari Android, SA menyatakan bahwa 94,7 persennya berada di kantong Samsung.
Dengan begitu, maka bisa dipastikan bahwa perusahaan asal Korsel ini terlihat 'memonopoli' Android. Padahal, mereka tak sendirian di ekosistem yang penuh sesak ini.
Hal ini sendiri juga didukung oleh melemahkan tingkat penetrasi para pesaing Samsung yang juga menggunakan Android. HTC misalnya, produsen smartphone high-end Taiwan ini malah merosot pendapatannya dari penjualan perangkat Android sebanyak 98 persen.
Selain itu, pemain-pemain kecil lainnya macam ZTE, Huawei, dan merek China lainnya malah tak bisa apa-apa. Dengan berbekal smartphone kelas bawah dan pasar pemula tak mungkin keuntungan mereka yang digabung sekalipun mampu mendekati Samsung.
Tercatat, hanya rekan senegara LG saja yang mampu menunjukkan tren positif. Meski begitu, angkanya terhitung sangat kecil, 2,5 persen.
(mdk/nvl)