Sekjen APJII: Masa depan pers Indonesia adalah di media online
"Karena dalam penyajian informasi lebih cepat dan lebih mudah diakses."
Tidak dapat dipungkiri bahwa sekarang ini internet yang di dalamnya terdapat media online dan jejaring sosial serta banyak hal lainnya, menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh berbagai kalangan.
Mulai dari anak kecil, remaja, dewasa, pengangguran sampai dengan pebisnis pun memanfaatkan layanan internet. Khususnya untuk para jurnalis dan pewarta, menurut Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara Internet 2012-1015 Sapto Anggoro, media online merupakan masa depan pers Indonesia karena dalam penyajian informasi lebih cepat dan lebih mudah diakses.
"Sekarang media online dapat dikatakan sebagai masa depan pers Indonesia karena dapat diakses oleh siapapun dan di manapun. Informasinya juga lebih cepat," kata Sapto, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (08/11).
Senada dengan apa yang dikatakan oleh Sapto, Ulin Yusron wartawan yang sekaligus pendiri salah satu media online menjelaskan bahwa sekarang ini banyak wartawan yang tidak hanya mengetahui isu berita dengan menunggu di depan pintu nara sumber dan hanya bermodalkan alat perekam saja.
"Jumlah pengguna internet sangat banyak dan itulah kekuatan media online serta sosial media. Pengguna internet dapat mencari informasi setiap saat tanpa harus menunggu," ucapnya di sela seminar dalam acara Indonesia Youth Conference (ICY) 2014.
Ia menerangkan dalam waktu 3-4 tahun terakhir media online semakin berkembang. Namun menurut dia yang sekarang menjadi kekurangan ialah keadaan sebagian wartawan yang kurang cerdas sehingga informasi yang diberikan kurang mendalam.
Selain itu wartawan televisi senior Desi Anwar mengatakan saat ini tak hanya televisi yang mempunyai efek merubah khalayak yang paling tinggi karena saat ini media online dan media sosial semakin berkembang.
"Karena semua berubah. Dulu harus menunggu berjam-jam untuk melihat berita tapi sekarang setiap saat juga bisa karena sebelum masuk televisi atau pun surat kabar sudah masuk online dan media sosial" katanya.
Namun demikian dengan akses informasi yang lebih cepat media sosial juga perlu kontrol. Kontrol tersebut menurutnya dilakukan langsung oleh pembaca.
"Yang paling berpengaruh sebagai kontrol terbaik ialah pembaca sendiri dengan cara melakukan dengan respon atau memberi komentar secara terus-menerus," ucapnya menutup diskusi.