Serangan DDoS terbesar dalam sejarah baru saja terjadi
Serangan ini kekuatannya adalah 400Gbps
Sebuah serangan DDoS (Distributed Denial of Service) terbesar yang pernah ada baru saja terjadi di Eropa kemarin. Hal ini dilaporkan oleh penyedia Contend Delivery Network (CDN) CloudFlare.
Seperti yang dilansir oleh Tech Week europe (11/2), serangan ini terbilang sangat besar karena paket trafik yang dikirimkan ukurannya mencapai 400GBps. Ini merupakan serangan terbesar yang pernah ada dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 300GBps dalam sekali serangan.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Apa itu yang dimaksud dengan penetrasi internet? Penetrasi internet yang tinggi di negara-negara tersebut menunjukkan perkembangan teknologi dan aksesibilitas yang semakin meningkat, meskipun ada variasi dalam jumlah pengguna berdasarkan populasi total.
-
Apa yang dilakukan hacker untuk mengakses data melalui WiFi? Para hacker meniru nama jaringan WiFi publik yang sudah ada dan tanpa keamanan kata sandi (password).
Serangan ini sendiri ditujukan pada sistem Spamhaus. Spamhaus sendiri selama ini adalah 'polisi' dunia maya yang bertindak untuk menghancurkan segala bentuk konten berbahaya dan mengganggu dari internet.
Beruntung, meski serangannya terbilang sangat besar, tidak ada kerusakan parah terjadi. "Memang ada efeknya bagi Eropa, namun tidak sampai mengganggu jaringan," sebut Matthew Prince, CEO CloudFlare.
Hingga saat ini, belum diketahui siapa sosok yang berperan di balik serangan ini. Namun, diduga pelakunya adalah scammer dan spammer yang tidak senang dengan eksistensi Spamhaus yang coba memberikan internet sehat bagi dunia.
Serangan DDoS sendiri adalah serangan yang paling sering dilakukan oleh hacker awam. Caranya dengan mengirimkan paket trafik dalam jumlah besar sehingga situs atau server down dan rusak. Namun serangan ini harus dilakukan secara berjamaah karena tidak efektif jika dilakukan secara sedikit-sedikit.
Baca juga:
Kisruh KRI Usman Harun, hacker Indonesia ganyang Singapura
4 Tips dan trik tangkal pencurian ID dan password
Ingin bebas serangan hacker, bupati Kukar gandeng Lemsaneg
Snowden gunakan software biasa untuk acak-acak NSA
Jangan pakai Snapchat atau iPhone akan jadi korbannya
Iklan-pun juga mulai berbahaya
Marah, Anonymous bocorkan data PNS Singapura