Smartfren bakal bangun 10 ribu BTS tahun ini
Smartfren bakal bangun 10 ribu BTS tahun ini. Rencananya, di tahun 2018 ini Smartfren akan menambahkan 10.000 BTS secara bertahap. Harapannya sampai akhir tahun ini sudah mencapai 90 persen. Jadi bila rencana itu terealisasi, maka Smartfren akan memiliki 23.326 BTS di akhir tahun 2018.
Operator Smartfren akan lebih agresif lagi di tahun ini. Selain akan menggeber produk-produk baru, dari sisi penguatan dan penambahan jaringan juga akan dilakukan. Menurut Deputy CEO Smartfren, Djoko Tata Ibrahim, hal itu demi memberikan pelayanan bagi pelanggannya.
Rencananya, di tahun 2018 ini Smartfren akan menambahkan 10.000 BTS secara bertahap. Harapannya sampai akhir tahun ini sudah mencapai 90 persen. Jadi bila rencana itu terealisasi, maka Smartfren akan memiliki 23.326 BTS di akhir tahun 2018. Saat ini pihaknya sampai tahun 2017 telah memiliki 13.326 BTS.
-
Kenapa Smartfren meluncurkan eSIM Kuota S? Astiyanto Tri Muktiwibowo, Head of Products Smartfren mengatakan, pihaknya terus berinovasi memberikan variasi produk yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. ”Seiring dengan semakin banyaknya perangkat genggam yang dapat menggunakan eSIM, Smartfren juga memberikan pilihan eSIM dan paket data dengan harga semakin kompetitif sehingga semakin banyak masyarakat yang bisa menikmati teknologi ini,” kata Astiyanto dalam keterangannya, Jumat (12/7).
-
Mengapa Smartfren tertarik menerapkan teknologi komputasi RAN ZTE berbasis Native-AI? "Memperkenalkan IT RAN ke dalam infrastruktur jaringan seluler akan menciptakan peluang baru berupa peningkatan efisiensi data yield," kata Shurish Subbramaniam, CTIO Smartfren dalam siaran persnya, Kamis (12/9).
-
Bagaimana teknologi komputasi RAN ZTE berbasis Native-AI meningkatkan pengalaman internet pengguna Smartfren? Hal ini bisa terjadi lantaran teknologi komputasi RAN ZTE berbasis Native-AI mengintegrasikan komunikasi dan komputasi langsung di base station, sehingga memaksimalkan potensi infrastruktur jaringan.
-
Siapa yang mendukung merger XL Axiata dan Smartfren? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, menyatakan Pemerintah Indonesia mendukung dilakukannya merger atau penyatuan usaha antara dua operator seluler di Indonesia, yaitu XL Axiata dan Smartfren.
-
Mengapa XL Axiata tertarik untuk merger dengan Smartfren? Pasalnya, pihak XL Axiata menyadari bahwa persaingan di industri seluler akan berat jika mereka berdiri sendiri dan tidak melakukan merger.
-
Di mana Telkom membangun Telkom Smart Office? Telkom Indonesia saat ini juga tengah membangun Telkom Smart Office di kawasan IKN sebagai upaya penguatan pengembangan IKN dengan infrastruktur digital yang lengkap antara lain Konektivitas Digital, Platform Digital, dan Layanan Digital.
"Bisa lebih dari 20 BTS total nantinya," jelas Djoko saat bincang dengan media di Jakarta, Selasa (23/1).
Dengan begitu, kata Djoko, maka akan berimbas terhadap nilai Average Revenue Per User (ARPU) untuk pelanggan data. Saat ini, ARPU data pelanggan sebanyak Rp 47 ribu dan ditargetkan meningkat jadi sekitar Rp 70 ribu. Sementara ARPU blended di level Rp 33 ribu.
Saat ini, Smartfren melayani sekitar 12 juta pelanggan di seluruh Indonesia, dan ditargetkan jumlahnya bisa tumbuh dua kali lipat di akhir 2018, menjadi sekitar 24 juta pelanggan.
Untuk mendukung rencana itu, smartfren akan merilis produk anyar khas mereka yakni Andromax. Di antaranya, Andormax B, L, A2, dan Prime. Februari mendatang, amunisi anyarnya itu akan dirilis ke pasar. Kabarnya juga akan ada promo demi menggaet pasar.
Baca juga:
Smartfren sebut tahun 2018 bakal lebih agresif
Smartfren sebut bayar 3 jutaan bisa bawa pulang iPhone 8
Uji layanan 4G, coverage Smartfren di Manado capai 72 persen
Smartfren buka bundling Samsung Galaxy Note 8, bonus kuota 40 GB
Dukung kegiatan komunitas, Smartfren hadir di MARKAS Kaskus