Smartfren dan Esia selamatkan CDMA tahun ini
Teknologi code division multiple access (CDMA) akan mati tahun ini.
Merdeka.com - Sejumlah pengamat telekomunikasi telah mengungkapkan bahwa teknologi code division multiple access (CDMA) akan mati tahun ini. Hal itu karena dipicu makin langkanya ponsel CDMA di pasar, sementara vendor perangkat jaringan pun sudah enggan memproduksinya lagi karena peminatnya di dunia sudah hampir tidak ada.
Hal tersebut tentu saja membuat gelisah pengguna CDMA karena sewaktu-waktu layanannya di switch off oleh operator yang bersangkutan sementara nomor ponselnya sudah telanjur tersebar di relasi bisnis maupun keluarganya.
-
Kenapa Smartfren meluncurkan eSIM Kuota S? Astiyanto Tri Muktiwibowo, Head of Products Smartfren mengatakan, pihaknya terus berinovasi memberikan variasi produk yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. ”Seiring dengan semakin banyaknya perangkat genggam yang dapat menggunakan eSIM, Smartfren juga memberikan pilihan eSIM dan paket data dengan harga semakin kompetitif sehingga semakin banyak masyarakat yang bisa menikmati teknologi ini,” kata Astiyanto dalam keterangannya, Jumat (12/7).
-
Siapa yang mendukung merger XL Axiata dan Smartfren? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, menyatakan Pemerintah Indonesia mendukung dilakukannya merger atau penyatuan usaha antara dua operator seluler di Indonesia, yaitu XL Axiata dan Smartfren.
-
Mengapa XL Axiata tertarik untuk merger dengan Smartfren? Pasalnya, pihak XL Axiata menyadari bahwa persaingan di industri seluler akan berat jika mereka berdiri sendiri dan tidak melakukan merger.
-
Bagaimana cara mendapatkan eSIM Smartfren Kuota S? eSIM Smartfren Kuota S bisa didapat dengan mudah melalui situs resmi smartfren.com, dengan memilih menu eSIM dan produk Kuota S. Selain itu, bisa juga diperoleh melalui aplikasi MySmartfren dengan memilih menu “Beli SIM”, klik “eSIM”, kemudian “Kuota S”.
-
Kapan Menkominfo meminta agar merger XL Axiata dan Smartfren terjadi? Pada kesempatan yang berbeda, Menteri Kominfo juga pernah mengatakan bahwa merger tersebut diharapkan terjadi secepatnya.
-
Di mana Telkom membangun Telkom Smart Office? Telkom Indonesia saat ini juga tengah membangun Telkom Smart Office di kawasan IKN sebagai upaya penguatan pengembangan IKN dengan infrastruktur digital yang lengkap antara lain Konektivitas Digital, Platform Digital, dan Layanan Digital.
Namun, kegelisahan pengguna CDMA sedikit terobati setelah dua operator CDMA besar, yaitu PT Bakrie Telecom Tbk dan PT Smartfren Telecommunication Tbk berkomitmen akan tetap menyediakan layanan CDMA tahun ini.
Bahkan Smartfren sudah menyiapkan sederetan ponsel Andromax dual simcard tahun ini yang menandakan bahwa layanan CDMA belum akan mati tahun ini.
Smartfren menjamin tetap akan menggelar jaringan CDMA dan melayani pelanggannya, dan untuk tahun ini akan dimodernisasi di 2 ribu titik dengan investasi mendekati USD 100 juta.
Untuk menggelar jaringan, Smartfren menggunakan vendor ZTE dan Samsung, yang mana, sekitar 90 persen dari menara telekomunikasinya adalah menyewa. Sayangnya, jangkauan Smartfren tidak sampai wilayah Indonesia timur. Hal itu diklaim karena pihaknya selalu ingin memberikan layanan data dan suara yang prima, tidak asal-asalan.
Smartfren mengungkapkan pihaknya menargetkan jumlah pelanggan hingga 18 juta sampai akhir tahun ini dengan tambahan 4-5 juta.Operator tersebut masih enggan mengungkapkan rencana Smartfren untuk migrasi ke LTE mengingat pemerintahnya pun belum selesai menata frekuensinya.
Tak hanya Smartfren , Bakrie Telecom lewat brand Esia-nya pun menggebrak dengan memperkuat layanan data berbasis CDMA tahun ini. Esia menyatakan akan tetap menggunakan CDMA tahun ini dengan menggandeng lebih banyak lagi vendor handset.
Saat ini Esia baru menjalin kerja sama dengan PT Air Hidup (Alcatel) dan PT MKN (Cyrus). Namun, ke depan, anak usaha Bakrie & Brothers itu akan menggandeng lebih banyak lagi vendor, termasuk vendor dari Korsel, China, dan lainnya.
Esia sendiri hingga akhir tahun 2013 mencatat jumlah pelanggan sebanyak 11,4 juta orang. Tahun ini BTEL menargetkan pertumbuhan jumlah pelanggan melebihi rata-rata industri yang masih di kisaran 6-7 persen.
Dari sisi layanan data, Esia menargetkan peningkatan pendapatan hingga 100 persen dari tahun lalu dan menembak segmen menengah ke bawah atau pengguna data pemula.
Esia akan meluncurkan sejumlah ponsel pintar lainnya setelah yang paling baru adalah Maxpic dengan menggandeng Cyrus. Operator itu juga tengah membangun sebuah platform social media yang berisi layanan chatting, social networking, dan telepon.
Berkat dua operator itu lah, teknologi CDMA masih bisa selamat, setidaknya untuk tahun ini.
(mdk/nva)