Smartfren iri pada operator GSM
Tidak seperti ponsel GSM, ponsel CDMA memang sangat jarang di pasar. Vendor global enggan memproduksinya secara massal.
PT Smartfren Telecom Tbk merupakan operator CDMA satu-satunya yang masih berkembang. Bahkan layanan Flexi milik Telkom pun kabarnya sudah akan tutup pada November tahun ini.
Resep Smartfren untuk dapat bertahan bahkan terus tumbuh adalah dengan memesan handset smartphone dengan branding sendiri yang berteknologi CDMA. Hal tersebut, menurut Direktur Smartfren Merza Fachys sebagai suatu keterpaksaan.
"Layanan CDMA kami yang berkembang di Indonesia ternyata tidak mendapatkan dukungan dari vendor handset luar negeri. Kalaupun ada handset CDMA, semuanya hanya bisa untuk melakukan telepon dan SMS. Oleh karena itu lah kami terpaksa mengimpor smartphone sendiri," tuturnya, Selasa (18/3).
Menurut dia, sepanjang tahun lalu pihaknya telah mengimpor 2,6 juta unit smartphone, dan memicu cash flow yang luar biasa. Maka, menurut Merza, dirinya mengaku iri dengan operator GSM yang memiliki uang banyak, handset dan teknologi radio juga banyak tersedia di pasar.
Tidak seperti ponsel GSM, ponsel CDMA memang sangat jarang di pasar. Vendor global enggan memproduksinya secara massal karena hampir semua negara telah meninggalkan teknologi ini.
Bahkan sejak lima tahun yang lalu, operator CDMA lebih banyak melakukan bundling dengan vendor handset karena ketersediaan ponsel nya sudah mulai menghilang, kecuali ponsel dari vendor China.
Smartfren sendiri mengaku tidak terlalu terburu-buru meninggalkan teknologi CDMA karena pada kenyataannya masih sangat diminati masyarakat Indonesia melalui produk Andromax. Namun demikian, anak usaha Sinar Mas Group itu sadar bahwa teknologi terus berkembang dan suatu saat nanti pasti akan bermigrasi ke LTE.
Baca juga:
Telkomsel Vaganza, bentuk apresiasi Telkomsel terhadap pelanggan
Trafik data 'paksa' tarif suara tak turun signifikan
Tarif seluler berpotensi turun, FWA tetap
XL targetkan pendapatan layanan digital sebesar Rp 860 miliar
Indosat antisipasi lonjakan trafik komunikasi jelang Pemilu 2014
XL mulai minta jatah dari OTT
-
Kenapa Smartfren meluncurkan eSIM Kuota S? Astiyanto Tri Muktiwibowo, Head of Products Smartfren mengatakan, pihaknya terus berinovasi memberikan variasi produk yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. ”Seiring dengan semakin banyaknya perangkat genggam yang dapat menggunakan eSIM, Smartfren juga memberikan pilihan eSIM dan paket data dengan harga semakin kompetitif sehingga semakin banyak masyarakat yang bisa menikmati teknologi ini,” kata Astiyanto dalam keterangannya, Jumat (12/7).
-
Mengapa Smartfren tertarik menerapkan teknologi komputasi RAN ZTE berbasis Native-AI? "Memperkenalkan IT RAN ke dalam infrastruktur jaringan seluler akan menciptakan peluang baru berupa peningkatan efisiensi data yield," kata Shurish Subbramaniam, CTIO Smartfren dalam siaran persnya, Kamis (12/9).
-
Mengapa XL Axiata tertarik untuk merger dengan Smartfren? Pasalnya, pihak XL Axiata menyadari bahwa persaingan di industri seluler akan berat jika mereka berdiri sendiri dan tidak melakukan merger.
-
Bagaimana teknologi komputasi RAN ZTE berbasis Native-AI meningkatkan pengalaman internet pengguna Smartfren? Hal ini bisa terjadi lantaran teknologi komputasi RAN ZTE berbasis Native-AI mengintegrasikan komunikasi dan komputasi langsung di base station, sehingga memaksimalkan potensi infrastruktur jaringan.
-
Siapa yang mendukung merger XL Axiata dan Smartfren? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, menyatakan Pemerintah Indonesia mendukung dilakukannya merger atau penyatuan usaha antara dua operator seluler di Indonesia, yaitu XL Axiata dan Smartfren.
-
Apa manfaat dari komputasi RAN berbasis Native-AI yang diterapkan Smartfren dan ZTE? ZTE dan Smartfren telah berhasil menerapkan komersial komputasi RAN berbasis Native-AI, yang menghasilkan peningkatan pengalaman pengguna sebesar 15% dan peningkatan trafik jaringan sebesar 5%.