Soal slot satelit 150,5 BT akan diputuskan pekan depan
Perebutan slot orbit antara Indosat dan BRI akan diakhiri dengan keberpihakan pemerintah pada perusahaan merah putih.
Kementerian Komunikasi dan Informatika nampaknya masih pusing dengan pengelolaan slot satelit 150,5 BT yang sebelumnya diserahkan ke Indosat. Indosat sendiri sudah telanjur membuat satelit senilai USD 250 juta oleh kontraktor Orbital Sciences dari Amerika Serikat.
Kepala Pusat Informasi dan Humas Kominfo Gatot S. Dewa Broto mengatakan saat ini belum ada keputusan apa-apa dari pemerintah, dan kemungkinan besar akan dikeluarkan pekan depan.
Sebelumnya, Menkominfo Tifatul Sembiring mengisyaratkan akan mencabut pengelolaan slot satelit 150,5 BT dari Indosat ke BRI.
Perebutan slot orbit antara Indosat dan BRI akan diakhiri dengan keberpihakan pemerintah pada perusahaan merah putih.
Ini artinya, dibanding Indosat yang mayoritas dikuasai asing, Kementerian Komunikasi dan Informatika akan lebih memilih BRI untuk mendapat alokasi slot orbit 150,5 BT.
"Kita optimalkan jatah satelit untuk kepentingan 'Merah Putih'. Indosat kan saat ini kepemilikannya mayoritas asing," kata Tifatul. Yang dimaksud dengan 'Merah Putih' di sini adalah perusahaan BUMN, yang dalam hal ini ada BRI.
President Director and CEO Indosat Alexander Rusli mengungkapkan pihaknya memang membuka peluang kerja sama dengan siapa saja, tapi untuk menuju ke hal yang konkret dengan BRI, Indosat belum melakukannya.
"Tanpa BRI pun kita masih bisa tetap jalan kok, dan satelit Palapa E akan mengorbit di slot 150,5 BT pada waktu yang telah ditentukan," ujarnya, belum lama ini.