Tetra Pak dan Tren Digitalisasi Industri Makanan-Minuman Indonesia
Tetra Pak menawarkan sejumlah solusi bisnis di industri makanan-minuman untuk mempercepat pelaksanaan konsep Industri 4.0 di Indonesia.
Tren digitalisasi dan strategi big data pada publikasi dunia digital dimanfaatkan para pelaku industri makanan-minuman guna menghadapi persaingan usaha. Perilaku belanja konsumen pun kian berubah.
Mulai dari pembelian produk yang semakin mudah didapat di mana pun dan kapan pun, konsumen juga memiliki kesadaran lebih tinggi terhadap lingkungan, serta mulai menyukai produk yang memiliki nilai tambah bagi lingkungan.
-
Bagaimana cara PIDI 4.0 membantu industri di Indonesia? PIDI 4.0 memiliki showcase center yang menunjukkan miniatur penerapan teknologi 4.0 pada industri. Selain mengunjungi showcase center yang berlokasi di lantai dasar PIDI 4.0, pengunjung juga bisa melihat command center & control room di lantai 2, industry 4.0 laboratorium di lantai 3, test bed facilities di lantai 4, coworking space di lantai 8, dan fasilitas lainnya yang tersedia.
-
Siapa saja yang berperan penting dalam keberhasilan transformasi industri di Indonesia? “Capaian transformasi industri saat ini merupakan hasil kerja banyak pihak yakni dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, akademisi, dan terutama dari para pelaku industri sendiri.
-
Bagaimana teknologi masa depan digambarkan mengubah Jakarta? Isi video tersebut seolah ingin menceritakan, bahwa teknologi masa depan akan masuk dan mengubah bentuk Jakarta bukan hanya sekedar menjadi kota metropolitan, melainkan sebagai kota yang futuristik penuh kecanggihan teknologi.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Kenapa Jokowi ingin Indonesia menjadi produsen dalam industri teknologi? "Kita tidak boleh hanya menjadi penonton, kita tidak boleh hanya menjadi pasar, dan kita harus jadi pemain, menjadi produsen," kata Jokowi.
-
Apa yang terjadi pada perusahaan teknologi di tahun 2024? Badai PHK massal menghantui perusahaan teknologi global. Bahkan, baru 6 bulan berjalan tahun 2024, puluhan ribu orang terpaksa jadi pengangguran, menurut data Layoffs.fyi.
Menanggapi fenomena tersebut, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian meluncurkan peta jalan (roadmap) ‘Making Indonesia 4.0’ untuk memetakan kebutuhan tren industri 4.0 dan digitalisasi di Indonesia. Seperti kecerdasan buatan (AI), internet of things (IoT), wearable technologies, dan robotika canggih. Roadmap itu diharapkan mendorong para pelaku industri terus berinovasi di level operasional dan produk yang ditawarkan. Industri makanan-minuman juga diharapkan dapat membesarkan skala usaha dan bertransformasi menjadi pengekspor makanan dan minuman pertama di kawasan ASEAN.
Berangkat dari pemahaman inilah, perusahaan pemrosesan dan pengemasan makanan, serta minuman di dunia, Tetra Pak Indonesia, bergerak untuk menciptakan sebuah forum diskusi dan kerja sama antarpemangku kepentingan. Tujuannya, memetakan tantangan dan peluang, serta mempersiapkan pelaku industri makanan-minuman dalam memasuki tren industri 4.0. Kemarin, forum ini melakukan diskusi dengan tema ‘Winning The Future Today’. Diskusi ini melibatkan Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI), serta sejumlah narasumbe dari Kementeran Perindustrian dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Paolo Maggi, Managing Director Tetra Pak Indonesia, mengatakan Industri 4.0 yang opuler dan dianggap sebagai ‘lompatan berikutnya dalam sejarah industri’ sangat terikat dengan semangat kami untuk mendorong bisnis pelaku industri makanan-minuman Indonesia di masa depan. Kami menyediakan solusi pemanfaatan teknologi digital seperti Artifcial Intelligence dalam dunia yang terkoneksi satu sama lain.
"Kami berkomitmen mengembangkan bisnis yang lebih berkelanjutan, supaya pelaku industri makanan-minuman dapat merasakan peningkatan produktivitas, efisiensi bisnis, dan praktik bisnis yang mengedepankan tanggung jawab lingkungan,” ujar Maggi.
Tantangan Industri
Adhi S Lukman, Ketua Umum GAPMMI, memaparkan data menarik soal industri makanan-minuman di Tanah Air. “Berdasarkan observasi GAPMMI, tren pertumbuhan industri makanan minuman hingga akhir tahun ini mencapai 8-9 persen, karena didorong oleh sejumlah faktor seperti pertumbuhan makro ekonomi Indonesia yang di atas 5 persen. Kemudian pertambahan penduduk yang setiap tahun diatas 4 juta, tren perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan, serta sebagian industri pangan besar mulai berbenah menuju penerapan industri 4.0 untuk meningkatkan daya saing di pasar global," ujarnya.
Namun, terdapat beberapa tantangan yang sebaiknya terus diawasi oleh pelaku industri saat beradaptasi dengan Industri 4.0. Seperti kapasitas SDM yang masih rendah kompetensinya, kurangnya penyedia teknologi, infrastruktur koneksi yang belum memadai di banyak area, keamanan data, rendahnya dana inovasi, serta belum memadainya regulasi pendukung.
Guna mempersiapkan dan mempercepat implementasi roadmap ‘Making Indonesia 4.0’, terdapat sejumlah solusi bisnis utama yang disediakan Tetra Pak Indonesia. Antara lain, layanan pemrosesan berbasis traceability, mulai dari bahan baku hingga produk akhir di tangan konsumen yang terintegrasi dengan lini produksi melalui Tetra Pak PlantMaster. Ini sebuah sistem kontrol total untuk memastikan adanya konsistensi hasil produksi dan terjaganya kualitas, serta keahlian perusahaan dalam memproses produk minuman, keju, yogurt, es krim, dan sebagainya.
Kedua, pengemasan, solusi Dynamic QR Code yang dapat menyesuaikan secara mudah setiap promosi dan pemasaran para pelaku industri makanan-minuman, tanpa harus mengganti QR Code yang dicetak dalam kemasan produk; dan terakhir Layanan Perbaikan dengan teknologi Microsoft HoloLens, guna menghubungkan tim ahli Tetra Pak global dengan teknisi lokal untuk menangani kerusakan mesin secara cepat dan akurat. Teknologi Microsoft HoloLens ini memungkinkan teknisi ahli Tetra Pak Global melakukan layanan perbaikan seperti kerusakan pada mesin pabrik secara virtual tanpa adanya kunjungan fisik di lokasi tertentu.
(mdk/sya)