Produksi Berlimpah, Menteri Agus Sebut 5 Sektor Olahan Makanan dan Minuman di Indonesia Ini Bisa Berkembang Pesat di RI
Subsektor tersebut antara lain teh, kopi, buah, coklat atau kakao, dan susu yang produksi dalam negerinya melimpah.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan ada lima subsektor olahan makanan dan minuman (mamin) yang bisa dikembangkan di Tanah Air karena bahan bakunya yang melimpah. Subsektor tersebut antara lain teh, kopi, buah, coklat atau kakao, dan susu.
"Saat ini potensi itu telah dikembangkan oleh industri pengolahan dalam negeri guna meningkatkan nilai tambah berorientasi ekspor," kata Agus di Jakarta, Senin (5/8).
Agus menjelaskan potensi besar pengembangan itu dapat dilihat melalui kontribusi masing-masing subsektor.
Semisal industri pengolahan kakao atau cokelat yang saat ini menjadikan Indonesia sebagai produsen produk olahan kakao terbesar ke-4 di dunia. Tak hanya itu Indonesia juga ada di peringkat ke-7 di dunia sebagai produsen biji kakao.
Sektor tersebut mampu menyumbang devisa dengan nilai ekspor lebih dari USD1 miliar tahun 2023, dengan 300.287 ton hasil produksi dalam negeri diekspor ke 96 negara.
Selanjutnya untuk subsektor teh, sudah memberikan kontribusi ekspor pada tahun 2023 yang mencapai 37.878 ton atau senilai USD74,12 juta.
"Industri pengolahan buah memiliki potensi tinggi untuk ditingkatkan lagi ekspornya. Pada tahun 2023 volume ekspor olahan hasil hortikultura mencapai 328 juta ton atau setara USD449 juta," ujar Agus seperti dilansir dari Antara.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan untuk industri pengolahan kopi di Indonesia mencapai 426,5 ribu ton pada tahun 2023.
Sebanyak 97,3 ribu ton di antaranya diekspor ke berbagai negara. Sehingga hal ini menjadikan Indonesia berada di posisi ke-4 penghasil kopi terbesar di dunia di bawah Brazil.
"Meskipun demikian, variasi kopi Indonesia paling banyak di antara negara-negara lainnya. Ini bisa menjadi modal utama untuk pengembangan produk dari banyaknya varietas kopi," kata Agus.
Sedangkan untuk industri pengolahan susu dan turunannya seperti yogurt telah berhasil memberikan kontribusi masing-masing sebesar USD10,7 juta dan USD23,1 juta di 2023. Namun Agus menilai ekspor produk olahan susu tersebut masih bisa ditingkatkan, karena produk ini sedang berkembang di pasar domestik maupun global.