TikTok Mulai Menghantui Dominasi YouTube
TikTok dikabarkan sedang menguji coba fitur yang memungkinkan pengguna menonton video secara horizontal dalam layar penuh. Jika uji coba ini berhasil, maka YouTube punya pesaing beratnya.
TikTok dikabarkan sedang menguji coba fitur yang memungkinkan pengguna menonton video secara horizontal dalam layar penuh. Jika uji coba ini berhasil, maka YouTube punya pesaing beratnya.
The Jerusalem Post, Jumat (24/2), melaporkan bahwa pergerakan TikTok yang pelan-pelan mampu menguasai tahta YouTube sebagai platform video. Menurut laporan tersebut, para engineer di TikTok sedang bereksperimen dengan fitur baru layar penuh model horizontal.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa video ini menjadi viral? Video ini viral dan sukses bikin warganet ikut sedih.
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
Pengguna yang dipilih sebagai bagian dari uji coba akan memiliki opsi untuk menekan tombol yang menunjukkan layar penuh, yang akan menyebabkan video vertikal muncul menjadi video horizontal layar penuh, seperti halnya YouTube.
Sebelumnya pada tahun 2022, platform milik milarder Zhang Yiming ini memungkinkan pengguna untuk mengunggah video berdurasi hingga 10 menit. Nampaknya langkah ini untuk mendorong pembuat konten di YouTube berpindah ke TikTok.
Hal ini, pada gilirannya, memungkinkan pembuat konten di TikTok memiliki lebih banyak fleksibilitas untuk berbagai video mereka tanpa perlu mengkhawatirkan durasinya. Dari sisi pasar, YouTube dan TikTok berbeda.
Orang-orang dewasa mencari video di YouTube, sementara anak-anak remaja dan dewasa muda cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di TikTok. Beruntung, YouTube sudah melakukan terobosan dengan YouTube Shorts sebagai platform video pendeknya.
Jika perkembangan TikTok tak diawasi, bisa jadi mahkota YouTube sebagai platform video bisa berganti. Maka, YouTube mesti waspada atas pergerakan fitur-fitur baru TikTok. Seperti halnya yang terjadi pada Facebook dan Instagram. CEEO Meta Mark Zuckerberg mengakui gagal mengantisipasi TikTok.
Dia mengatakan, perusahaannya agak lambat soal ini karena tidak sesuai dengan pola sosial dirinya. Menurutnya, TikTok lebih seperti YouTube dalam versi lebih pendek.
(mdk/faz)