XL sebut Q1 2016 raih pencapaian positif
XL telah membelanjakan Rp. 1,1 Trilun belanja modal untuk memperluas infrastruktur layanan Data.
XL mengumumkan pencapaian audit kinerja keuangan perusahaan periode kuartal pertama tahun 2016. Dalam keterangan resminya, XL mengklaim berhasil meraih pertumbuhan pendapatan sebesar 2 persen YoY selama kuartal pertama tahun 2016, yang didorong oleh pertumbuhan pendapatan penggunaan layanan utama (voice, SMS, Data dan VAS) sebesar 5 persen YoY, serta dari pencapaian kinerja yang solid untuk layanan data (naik 23 persen QoQ).
"Kami telah membuat pencapaian awal yang menjanjikan melalui peningkatan dalam berbagai kegiatan operasional yang berdampak positif pada kinerja keuangan perusahaan. Kami berharap ini menjadi momentum untuk terus melanjutkan Agenda Transformasi perusahaan yang masih berlangsung hingga saat ini," ujar President Direktor/CEO XL, Dian Siswarini, Kamis (21/4).
-
Mengapa XL Axiata memperluas jaringan XL SATU Fiber di Morowali? Potensi pasar untuk layanan konvergensi di Sulawesi sangat besar karena digitalisasi di semua bidang juga telah menjangkau hingga ke pelosok daerah, termasuk Morowali. Sampai saat ini penetrasi XL Satu telah mencapai sekitar 30%,” ujar dia.
-
Bagaimana XL Axiata mempersiapkan diri untuk memperluas layanan konvergensi? Dalam kerja sama ini, XL Axiata telah menyiapkan perencanaan (planning) dan desain target pasar yang bisa melayani kebutuhan layanan konvergensi (convergence). Sementara itu, Link Net akan melakukan desain jaringan dan kapasitas yang dapat memenuhi kebutuhan target pasar XL Axiata.
-
Apa yang XL Axiata terus perluas di Sulawesi? PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) terus memperluas jaringan Fix Mobile Convergence (FMC) di Sulawesi.
-
Apa yang dibangun XL Axiata di Sulawesi? XL Axiata meresmikan beroperasinya jaringan backbone fiber optic jalur Gorontalo – Palu untuk melayani lonjakan trafik layanan seluler di seluruh Sulawesi dan mendukung layanan internet rumah.
-
Di mana XL Axiata menargetkan perluasan layanan konvergensi? Dalam lima tahun ke depan, kedua pihak akan memperluas cakupan layanan hingga 8 juta home pass.
-
Kapan XL Axiata menargetkan peningkatan penetrasi layanan konvergensi? Dalam lima tahun ke depan, kedua pihak akan memperluas cakupan layanan hingga 8 juta home pass.
Pencapaian terbesar yang berhasil diraih adalah Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amortisasi (EBITDA) yang meningkat sebesar 17 persen YoY menjadi Rp. 2,2 Triliun, sehingga menghasilkan margin EBITDA sebesar 39 persen, naik hingga 5 persen YoY. Peningkatan tersebut merupakan hasil dari upaya XL untuk lebih memfokuskan pada pelanggan-pelanggan yang produktif dan juga upaya untuk meningkatkan profitabilitas dari portofolio produk dan layanan yang ada. Ini juga merupakan peningkatan EBITDA dan EBITDA margin selama empat kuartal berturut-turut.
Keberhasilan tersebut berkah dari 4G LTE yang digelarnya. Selama kuartal pertama tahun 2016, XL telah membangun 3.286 BTS 4G, dengan cakupan mencapai lebih dari 36 kota/wilayah di Indonesia. XL juga terus melakukan investasi membangun lebih dari18.000 BTS 3G guna meningkatkan kualitas dan cakupan layanan Data, sehingga sampai dengan akhir Maret 2016, XL telah memiliki sebanyak 59.040 BTS.
Meningkatnya penggunaan 4G LTE dan handphone yang memiliki kemampuan akses data sangat mendorong adanya peningkatan traffic layanan Data. Di kuartal pertama 2016, Traffic layanan Data tumbuh 94 persen YoY, dengan total pengguna layanan Data mencapai 22,8 juta atau 54 persen dari total jumlah pelanggan XL. Pertumbuhan smartphone yang terus berlanjut juga turut mendorong meningkatnya penggunaan layanan Data di Indonesia. Hingga akhir kuartal pertama 2016, laju penetrasi pengguna smartphone di XL mencapai 48 persen dari total penetrasi. Pengguna smartphone di XL mengalami pertumbuhan sebesar 19 persen YoY dan mencapai sebesar 20,5 juta pengguna.
XL juga telah membelanjakan Rp. 1,1 Trilun belanja modal untuk memperluas infrastruktur layanan Data dan layanan mobile, dengan sumber dana berasal dari internal. Total hutang mengalami penurunan dari Rp. 30,2 Triliun menjadi Rp. 25,2 Triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sehingga hutang bersih/EBITDA juga mengalami penurunan dari 2,8x menjadi 2,6x.
Untuk periode kuartal pertama 2016, XL mencatat laba bersih sebesar Rp 20 miliar karena adanya penguatan Rupiah terhadap US Dollar.XL juga telah berhasil untuk meneruskan rangkaian program inisiatif "Balance Sheet Management" (Pengelolaan Neraca Keuangan) guna mengurangi dampak fluktuasi nilai mata uang asing (Forex). Penerbitan saham baru (Right Issue) yang diumumkan untuk membayar hutang USD ke Axiata serta penjualan 2.500 menara ke Protelindo senilai Rp. 3,6 Triliun untuk membayar hutang dalam Rupiah telah disetujui oleh pemegang saham. Dengan selesainya kedua hal tersebut di semester pertama 2016, akan membuat kinerja XL berada pada kondisi yang sama seperti sebelum mengakusisi Axis.
Baca juga:
Demi industri perbankan, Telkomsigma lakukan inovasi digital
Bos XL: Waktunya layanan 4G LTE dongkrak potensi wisata
XL hadirkan solusi layanan internet ketika di luar negeri
Bos Telkomsel: Masih banyak masyarakat simpan uang di bawah bantal
Telkomsel & BTPN garap layanan keuangan, targetkan 1 juta pengguna
Hasil riset sebut industri contact center bakal meningkat