Tim Diplomasi Budaya Bawa Rempah Indonesia \'Go International\'
Berton-ton rempah khas Indonesia seperti kecombrang, kluwek dan kayu secang, siap diterbangkan ke Jerman.
Meskipun sempat diremehkan, beberapa chef yang tergabung dalam tim 'Spice it Up' berhasil meyakinkan pemerintah untuk berangkat ke Frankurt Book Fair tahun 2015 lalu. Setahun berselang, kuliner Indonesia kembali berpartisipasi untuk mengisi 'Food Explorer'.
-
Perubahan apa saja yang terjadi di Indonesia terkait budaya konsumsi? Budaya konsumsi juga semakin berkembang di Indonesia. Perubahan ini tercermin dalam gaya hidup konsumerisme, di mana konsumsi menjadi salah satu identitas sosial dan sumber kebahagiaan. Budaya ini membentuk pola konsumsi yang lebih individuistik dan materialistik.
-
Bagaimana Bango Warisan Kuliner membantu mempromosikan kuliner Indonesia? Para pelaku industri kuliner Indonesia berusaha mempromosikan tradisi pangan Nusantara dengan berbagai cara. Misalnya mengadakan festival kuliner, memberikan edukasi kuliner, atau membuat program yang memperkenalkan masakan Indonesia seperti Bango Warisan Kuliner.
-
Produk apa saja yang terkenal di dunia dan ternyata asli produk lokal Indonesia? Tak banyak yang tahu banyak produk-produk yang terkenal di dunia ternyata berasal dari Indonesia. Wajar saja, sebab produk tersebut umumnya menggunakan merek dengan bahasa asing.
-
Apa contoh akulturasi yang terjadi dalam bidang kuliner di Indonesia? Misalnya, dalam makanan, terdapat akulturasi antara rempah-rempah dari India dan teknik masak dari China yang menghasilkan masakan Nusantara yang kaya akan rasa dan aroma.
-
Mengapa banyak produk lokal Indonesia terkenal di dunia? Wajar saja, sebab produk tersebut umumnya menggunakan merek dengan bahasa asing.
-
Di mana resep makanan tradisional Indonesia ini ditemukan? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (5/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
Pada kesempatan keduanya ini, tim telah mempersiapkan sejak delapan bulan lalu. Sehingga rempah-rempah asli Indonesia dapat dikumpulkan dalam jumlah banyak dan diterbangkan ke Jerman.
"Berton-ton bumbu yang dibawa kayak kecombrang, kluwek, kayu secang. Diambil dari panen di musim berbeda dan dibawa dalam bentuk kering," ungkap Koordinator Program Food Explorer, Kestity Pringgoharjono di bilangan Jakarta Selatan, Rabu, 21 September 2016.
Tak hanya memberangkatkan dua chef muda Indonesia, Astrid Enricka Dhita dan Budi Lee saja, tahun ini Chef Barra Pattiradjawane ikut mengiringi untuk melakukan cooking demo di hadapan para pengunjung Frankurt Book Fair 2016.
Lebih lanjut Kestity berharap usaha yang mereka lakukan dapat berimbas positif. Setidaknya, dapat menjembatani kerjasama selanjutnya dengan pemerintah Jerman di bidang kukiner dan pendidikan.
"Harapannya salah satu menu Indonesia masuk ke kurikulum mereka. Lalu kita harus menyiapkan diri untuk menjaga supply agar mencukupi jika demand tinggi," ucapnya penuh harap.
Ke depannya, Kestity semakin optimistis bahwa akan ada banyak sekolah di Eropa yang mendaftar kelas memasak bersama mereka. Sehingga mereka perlu membuat persiapan jangka panjang.
(mdk/dream)