25 Pantun Jenaka 4 Baris yang Bisa Bikin Tertawa sampai Guling-guling, Kocak Banget
Pantun jenaka mempunyai unsur humor di setiap rangkaian katanya. Sesuai dengan namanya, pantun jenaka ialah jenis pantun yang memiliki tujuan menghibur para pendengarnya dan semata-mata hanya untuk lucu-lucuan saja.
Pantun diketahui terdiri dari bermacam jenis. Pantun jenaka adalah satu di antara ragam jenis lain yang kerap menjadi favorit dan diminati banyak orang.
Pantun jenaka mempunyai unsur humor di setiap rangkaian katanya. Sesuai dengan namanya, pantun jenaka ialah jenis pantun yang memiliki tujuan menghibur para pendengarnya dan semata-mata hanya untuk lucu-lucuan saja.
-
Kenapa pantun lucu 4 baris ini trending? Pantun adalah salah satu jenis puisi lama yang umumnya memang terdiri dari 4 (empat) baris dengan pola a-b-a-b atau a-a-a-a.
-
Kenapa pantun lucu Bahasa Jawa dianggap trendi? Ada banyak pantun lucu yang bisa membuat Anda tertawa ngakak dan lepas. Keceriaan ini akan semakin berkesan apabila Anda membaca pantun lucu dalam bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa.
-
Apa yang dimaksud dengan pantun lucu? Pantun lucu atau pantun jenaka adalah jenis pantun yang isinya mencakup hal-hal unik, menarik, lucu dan menghibur.
Namun selain itu, pantun jenaka ini juga bisa digunakan untuk menyindir seseorang dalam bentuk susunan kalimat yang dikemas lucu. Ini menjadi pantun jenaka kerap kali dijumpai di acara-acara komedi atau pun hiburan sebagai bahan pemancing gelak-tawa.
Apabila Anda tertarik, ada beberapa contoh pantun jenaka empat baris yang bisa dijadikan inspirasi. Berikut adalah 25 pantun jenaka 4 baris yang berhasil dirangkum dari berbagai macam sumber, Rabu (21/6).
Pantun Jenaka 4 Baris
1. Anjing bermain dengan tali,
Kera duduk membaca koran.
Bagaimana hati tak geli,
Kepala botak suka sisiran.
2. Berenang jauh para ikan,
Mereka bebas hatinya senang.
Badan kurus kurang makan,
Kalau ditiup goyang-goyang.
3. Nemu gelang di pekarangan,
Tapi gelang sudah karatan.
Siapa nyampah sembarangan,
Pasti pacarnya orang utan.
4. Jalan-jalan ke pinggir empang,
Nemu katak di pinggir empang.
Hati siapa tak bimbang,
Kamu botak minta dikepang.
5. Pak Tegus pergi ke Bali,
Melihat bule sedang menari.
Aduh pantas kau bau sekali,
Kau belum mandi enam hari.
Pantun Jenaka 4 Baris Kocak Banget
6. Burung glatik,
Lagi hinggap di batu.
Kamu memang cantik,
Tapi kok badannya bau.
7. Good morning,
Selamat pagi.
Gigi kuning,
Ga pernah gosok gigi.
8. Ada So'imah,
Megang kayu.
Terus masalah.
Buat you?
9. Meler-meler ingus keteter,
Sampai sakit di kepala.
Hati-hati sering teler,
Bikin kamu meninggal dunia.
10. Makan pagi sepiring berdua,
Rasanya enak tiada tara.
Awas cowok pandai menggoda,
Diam-diam watak buaya.
Pantun Jenaka 4 Baris Bikin Ngakak
11. Jika sudah namanya cinta,
Hati suka berbunga-bunga.
Kalau sudah terbawa suasana,
Senyum sendiri kayak orang gila.
12. Hujan rintik ada payung,
Payung terbang entah kemana.
Anda bingung saya pun bingung,
Eh ini pantun maksudnya apa?
13. Emak nyapu pakai sapu lidi,
Sudah lapar makan apa pun jadi.
Tak ada kerja nganggu pun jadi,
Tak ada gigi ompong pun jadi.
14. Sungguh berat sekali besi,
Diangkat oleh Ayahanda.
Tinggal siapkan piring sebiji,
Mari kita makan bersama.
15. Ada buah di tangan,
Pagi sudah hilang kosong.
Ada si bujang yang sedang berlarian,
Karena dengar anjing menggonggong.
Pantun Jenaka 4 Baris Lainnya
16. Kue pukis,
Buah mangga.
Semuanya manis,
Silakan dicoba.
17. Siang makan kecut-manis,
Ini dia yang mama tunggu.
Ada si gadis berparas manis,
Tapi sayangnya sesosok hantu.
17. Banyak sekali indahnya karang,
Panorama bulan terang benderang.
Habis uang terbitlah utang,
Tak sanggup bayar pukulan melayang.
18. Banyak sekali jenis sayuran,
Andai bisa jadi makanan ringan.
Dipalak orang ditengah jalan,
Kandaslah dompet kosong di genggaman.
19. Adik pelihara ikan sapu-sapu,
Mengumpat ia ke tepian.
Berfoya-foya terlebih dahulu,
Dikejar rentenir kemudian.
20. Pohon hijau daun rindang,
Enak sekali mata memandang.
Ada uang abang kusayang,
Gak ada uang abang ditendang.
Pantun Jenaka 4 Baris Selanjutnya
21. Jalan-jalan ke Kediri,
Melihat mawar merah sekali.
Sungguh diriku malu sekali,
Terciduk sedang mengompol di pinggir kali.
22. Bagai jarum dalam jerami,
Bagai nasib Siti Nurbaya.
Bagai batu di tepi kali,
Bagaimana lagi ya selanjutnya?
23. Kertas ini sungguh ringan,
Basah terkena kuah bakso.
Swadaya sudah tidak zaman,
Karna sekarang zamannya swafoto.
24. Rambut memiliki kutu,
Ingin aku gosok pakai batu.
Ada gajah di mata aku,
Gajahnya itu ialah kamu.
25. Sungguh indah terangnya bulan,
Melihat dari pelabuhan Merak.
Melihat langit tanpa awan,
Bagaimana sih? Jadi pantun tidak?