6 Amalan Antara Adzan dan Iqamah, Lengkap Beserta Doa dan Dalil Hukum Islam
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya doa yang tidak tertolak adalah doa antara adzan dan iqamah, maka berdoalah (kala itu)." (HR. Ahmad).
Jeda antara adzan dan iqamah dipercaya oleh umat Islam sebagai waktu utama terkabulnya doa atau waktu yang ijabah. Sebagai orang muslim, alangkah baiknya menjalankan beberapa amalan sembari menunggu iqamah dikumandangkan.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya doa yang tidak tertolak adalah doa antara adzan dan iqamah, maka berdoalah (kala itu)." (HR. Ahmad).
-
Kenapa bacaan iqomah dikumandangkan setelah adzan? Iqomah diserukan dengan suara keras oleh muazin setelah adzan selesai dan sebelum imam memulai sholat.
-
Bagaimana cara umat Islam menjawab seruan adzan? Cara menjawab adzan yaitu dengan melafalkan ucapan serupa. Akan tetapi, untuk lafal "hayya ala assholat dan hayya ala alfalaah" dibalas dengan "la haula walla quwwata illa billah".
-
Kapan adzan dikumandangkan? Adzan sendiri akan berkumandang setiap masuk waktu sholat fardhu.
-
Bagaimana cara menjawab adzan? Cara menjawabnya ialah dengan mengikuti setiap kalimat yang sudah diucapkan oleh muadzin atau orang yang adzan.
Terkadang kesibukan bekerja atau bermain membuat seseorang lupa untuk melantunkan doa di waktu berharga tersebut. Kebiasaan menunggu usai adzan dengan bermain gawai atau pun mengobrol.
Meski sederhana, memanfaatkan waktu jeda antara adzan dan iqamah akan memberi ketenangan hati dan menambah amalan baik di mata Allah SWT.
Berikut beberapa amalan yang ditunaikan antara adzan dan iqamah, lengkap beserta doa dan dalil dalam Islam.
Tenang Menunggu Salat
©2020 Merdeka.com
Amalan antara adzan dan iqamah yang paling mudah pertama ialah menunggu waktu salat di masjid. Kesabaran dengan tenang menunggu waktu salat tiba, sangat dihargai dalam Islam. Hal ini sebanding dengan pahala menjalankan salat.
"Salah seorang di antara kalian dianggap terus menerus di dalam shalat selama ia menunggu shalat di mana shalat tersebut menahannya untuk pulang. Tidak ada yang menahannya untuk pulang ke keluarganya kecuali shalat." (HR. Bukhari dan Muslim).
Membaca Doa Antara Adzan dan Iqamah
Amalan selanjutnya dengan melantunkan doa khusu setelah adzan berkumandang. Dipercaya waktu ini sangat baik untuk memanjatkan segala doa sebab waktu yang diijabah oleh Allah SWT. Amalan yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.
"Tidak akan ditolak doa antara adzan dan iqamah." (HR. Abu Dawaud, At-Tirmidzi).
Doa dan shalawat kepada Rasul dilansir dari NU online, sesudah adzan:
اَللّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ القّائِمَةِ، آتِ سَيِّدَنَا مُحَمّداً الوّسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَة، وَابْعَثْهُ مَقَاماً مَحْمُوْداً الذِّي وَعَدْتَهُ
Allahumma Rabba hadzihi -da'watit tammati, wash shalatil-qaimah, ati sayyidana Muhammadanil washilah wal fadhilah, wad darajatar rafi’ah wab 'atshu maqaman mahmûdanil ladzi wa'adtah.
Artinya: "Ya Allah Tuhan yang memiliki seruan yang sempurna dan shalat yang tetap didirikan, karuniakanlah Nabi Muhammad wasilah (tempat yang luhur) dan kelebihan serta kemuliaan dan derajat yang tinggi dan tempatkanlah dia pada kedudukan yang terpuji yang telah Engkau janjikan."
Dilanjutkan dengan memanjatkan segala keinginan melalui untaian doa, berserah diri dan memohon pada Allah SWT.
Salat Sunnah
Amalan antara adzan dan iqamah berikutnya dengan menjalankan salat sunnah. Salat ini ada beberapa macam yang bisa didirikan, bisa pilih salah satu atau kerjakan sesuai dengan jeda waktu yang masih ada.
©2020 Merdeka.com
1. Salat Tahiyyatul Masjid
Salat sunnah pertama bisa dengan mengerjakan Tahiyyatul masjid, semisal sampai ke masjid tepat adzan berhenti. Didirikan bagi seseorang yang baru masuk masjid. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
"Jika salah seorang di antara kalian masuk masjid, maka hendaknya ia shalat dua rakaat sebelum ia duduk." (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Salat Sunnah Rawatib
Salat sunnah berikutnya bisa melaksanakan niat Rawatib. Hal ini untuk beberapa salat fardhu yang memiliki sunnah qabliyah rawatib, yakni salat Subuh dan Zuhur. Abdullah bin Umar mengatakan:
"Aku hapal dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sepuluh rakaat; dua rakaat sebelum dzuhur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah maghrib di rumahnya, dua rakaat setelah isya di rumahnya dan dua rakaat sebelum subuh." (HR. Bukhari).
3. Sholat Antara Adzan dan Iqamah
Salat sunnah berikutnya dengan niat salat antara adzan dan iqamah. Pada waktu salat yang tidak memiliki sunnah qabliyyah rawatib, bisa menunaikan salat sunnah ini. Sesuai dengan hadis Rasulullah SAW:
"Antara adzan dan iqamat itu terdapat shalat –Rasul mengulanginya tiga kali- bagi siapa yang berkehendak." (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Sholat Setelah Wudhu
Terakhir, Anda bisa memilih mengerjakan salat sunnah yang didirikan bagi orang yang baru selesai berwudhu. Salat sunnah ini dijelaskan dalam hadist berikut:
"Dari Abu Hurairah –radhiyallahu 'anhu- bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Bilal ketika waktu shalat fajar, "Wahai Bilal, ceritakan kepadaku amal yang diharapkan yang telah kau lakukan di dalam Islam, karena aku mendengar suara kedua sandalmu di surga."
Bilal berkata, "Tidak ada amalan yang paling diharapkan di sisiku, yaitu bahwa tidaklah aku bersuci pada waktu malam atau siang kecuali aku shalat dengan bersuci shalat yang aku sanggupi." (HR. Bukhari).
Zikir
©2020 Merdeka.com
Amalan antara adzan dan iqamah yang terbilang ringan ialah berzikir. Memuja dan mengangungkan nama Allah melalui secara lisan akan menjadi tabungan ibadah, serta sedekah berlimpah. Minimal seratus kali mengucap "Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar".
Abu Darda' radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Mauhkah kuberitahukan kepada kalian amal yang paling baik dan paling suci menurut Rabb kalian, dan yang paling tinggi derajatnya untuk kalian, juga lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan emas dan perak, serta lebih baik bagi kalian daripada bertemu dengan musuh kalian lalu kalian menebas batang leher mereka dan mereka membalasnya?"
Para sahabat berkata, "Tentu mau." Beliau menjawab, "Dzikir mengingat Allah." (HR. Tirmidzi. Al-Hakim mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih) [HR. Tirmidzi, no. 3377; Ibnu Majah, no. 3790. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Membaca Al Quran
shutterstock/Orhan Cam
Amalan antara adzan dan iqamah berikutnya dengan mengaji atau membaca AlQuran. Sembari menunggu iqamah dikumandangkan, bisa dijadikan untuk kembali belajar mengaji. Apalagi mengingat pahala yang dilipatgandakan sebanyak sepuluh kali lipat, pada setiap hurufnya.
"Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah, maka untuknya satu kebaikan. Dan satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf." (HR. Tirmidzi).
Istighfar
Selain mengingat Allah SWT melalui zikir, Anda bisa melakukan introspeksi diri di antara adzan dan iqamah, melalui istighfar. Keutamaan istighfar ini sangat disayangkan bila dilewatkan.
"Dari Al Aghar bin Yasar Al Muzani radhiyallahu 'anhu, ia berkata, bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “Wahai manusia, bertobatlah kepada Allah dan beristighfarlah kepada-Nya. Sesungguhnya aku bertobat dalam satu hari seratus kali." (HR. Muslim).
"Abu Hurairah menuturkan, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Demi Allah, sungguh aku beristighfar kepada Allah dan bertobat kepada-Nya dalam satu hari lebih dari tujuh puluh kali." (HR. Bukhari).
Itulah beberapa amalan antara adzan dan iqamah yang sederhana untuk istiqomah ditunaikan setiap hari. Tak perlu memaksakan diri menjalankan semuanya, sebab Islam tak pernah memberatkan hamba-Nya. Cukup sesuaikan dengan waktu jeda yang tersisa, serta kemampuan diri. Selamat beribadah dengan tenang.